Pertarungan Nike dan Adidas di Piala Eropa 2012
A
A
A
Sindonews.com – Pertarungan gengsi antara produsen peralatan olahraga kembali berlanjut di Piala Eropa 2012.Adidas memiliki kesempatan besar memenangkan perang prestise karena memiliki perwakilan lebih banyak.
Berbanding musuh bebuyutan Nike, Adidas unggul jumlah dengan mensponsori enam dari 12 tim yang bertempur di Polandia- Ukraina. Negara tersebut adalah Spanyol, Jerman, Rusia, Denmark, Yunani, dan Ukraina. Nike membuntuti lewat lima duta, yakni Belanda, Prancis, Portugal, Kroasia, dan Polandia.
Umbro memiliki Inggris, Republik Irlandia, dan Swedia. Sementara Puma menjadi produsen paling sedikit dan hanya direpresentasikan dua tim: Italia dan Republik Ceko. Melihat peta tersebut, peluang adidas berjaya menjadi lebih besar mempertimbangkan latar belakang tim mereka.
Maklum saja, perusahaan yang didirikan Adi Dasler tersebut didukung negara-negara tradisional dan mantan juara. Jerman dan Spanyol merupakan salah satu calon pemenang Piala Eropa kali ini. Mengandalkan skuad berkualitas, mereka ditempatkan rumah taruhan sebagai favorit terkuat.
Selain itu, mental kedua negara sudah teruji menyusul kesuksesan pada masa lalu. Jerman merupakan pengoleksi gelar terbanyak 3 (1972, 1980, 1996) dan 3 kali masuk final (1976, 1992, 2008). Der Panzer - julukan Jerman - turut menduduki daftar partisipasi Piala Eropa tertinggi (11). Di sisi lain, Spanyol adalah juara bertahan. Sebelum menduduki takhta Eropa 2008, Negeri Matador pernah menggenggam mahkota Benua Biru pada 1964. La Furia Roja - julukan Spanyo l- juga berkedudukan juara dunia.
Menemani Jerman dan Spanyol, adidas mengutus mantan juara yakni Yunani (2004) dan Denmark (1992). Ada pula tim tangguh Rusia, yang namanya bersinar ketika masih bernaung di bawah panji Uni Soviet. Sementara satu lagi tuan rumah Ukraina, yang bertekad mencatat prestasi terbaik di depan pendukung sendiri. Adidas berharap keberadaan enam tim itu dapat menaklukkan perlawanan Nike. Diwakili lima tim, Belanda dan Prancis merupakan tim andalan produsen berbasis Amerika Serikat tersebut.
Mengandalkan skuad berkelas, Belanda dan Prancis memang memiliki prospek berjaya di Piala Eropa. Kedua negara dapat mengejutkan Jerman dan Spanyol. Begitu pula Portugal dan Kroasia yang mengusung status kuda hitam.
Sementara Polandia mengemban misi serupa seperti Ukraina yang enggan memalukan di hadapan suporternya. Kalaupun kelima tim ini gagal, Nike masih bisa bertumpu pada tim Umbro.Walau tidak secara langsung berada di bawah mereka, Umbro boleh turut berbangga jika Inggris, Rep Irlandia, dan Swedia meraih prestasi. Maklum, Nike sudah mengakuisisi Umbro sejak 2008.
Di tengah sengitnya pertarungan dua produsen raksasa ini, Puma berharap bisa memanfaatkan keadaan dan mencuri perhatian sendirian. Rival domestik adidas tersebut pernah melakukannya ketika Italia menjuarai Piala Dunia 2006. (wbs)
Berbanding musuh bebuyutan Nike, Adidas unggul jumlah dengan mensponsori enam dari 12 tim yang bertempur di Polandia- Ukraina. Negara tersebut adalah Spanyol, Jerman, Rusia, Denmark, Yunani, dan Ukraina. Nike membuntuti lewat lima duta, yakni Belanda, Prancis, Portugal, Kroasia, dan Polandia.
Umbro memiliki Inggris, Republik Irlandia, dan Swedia. Sementara Puma menjadi produsen paling sedikit dan hanya direpresentasikan dua tim: Italia dan Republik Ceko. Melihat peta tersebut, peluang adidas berjaya menjadi lebih besar mempertimbangkan latar belakang tim mereka.
Maklum saja, perusahaan yang didirikan Adi Dasler tersebut didukung negara-negara tradisional dan mantan juara. Jerman dan Spanyol merupakan salah satu calon pemenang Piala Eropa kali ini. Mengandalkan skuad berkualitas, mereka ditempatkan rumah taruhan sebagai favorit terkuat.
Selain itu, mental kedua negara sudah teruji menyusul kesuksesan pada masa lalu. Jerman merupakan pengoleksi gelar terbanyak 3 (1972, 1980, 1996) dan 3 kali masuk final (1976, 1992, 2008). Der Panzer - julukan Jerman - turut menduduki daftar partisipasi Piala Eropa tertinggi (11). Di sisi lain, Spanyol adalah juara bertahan. Sebelum menduduki takhta Eropa 2008, Negeri Matador pernah menggenggam mahkota Benua Biru pada 1964. La Furia Roja - julukan Spanyo l- juga berkedudukan juara dunia.
Menemani Jerman dan Spanyol, adidas mengutus mantan juara yakni Yunani (2004) dan Denmark (1992). Ada pula tim tangguh Rusia, yang namanya bersinar ketika masih bernaung di bawah panji Uni Soviet. Sementara satu lagi tuan rumah Ukraina, yang bertekad mencatat prestasi terbaik di depan pendukung sendiri. Adidas berharap keberadaan enam tim itu dapat menaklukkan perlawanan Nike. Diwakili lima tim, Belanda dan Prancis merupakan tim andalan produsen berbasis Amerika Serikat tersebut.
Mengandalkan skuad berkelas, Belanda dan Prancis memang memiliki prospek berjaya di Piala Eropa. Kedua negara dapat mengejutkan Jerman dan Spanyol. Begitu pula Portugal dan Kroasia yang mengusung status kuda hitam.
Sementara Polandia mengemban misi serupa seperti Ukraina yang enggan memalukan di hadapan suporternya. Kalaupun kelima tim ini gagal, Nike masih bisa bertumpu pada tim Umbro.Walau tidak secara langsung berada di bawah mereka, Umbro boleh turut berbangga jika Inggris, Rep Irlandia, dan Swedia meraih prestasi. Maklum, Nike sudah mengakuisisi Umbro sejak 2008.
Di tengah sengitnya pertarungan dua produsen raksasa ini, Puma berharap bisa memanfaatkan keadaan dan mencuri perhatian sendirian. Rival domestik adidas tersebut pernah melakukannya ketika Italia menjuarai Piala Dunia 2006. (wbs)
()