Benteng Matador makin sulit ditembus
A
A
A
Timnas Spanyol kerap bereksperimen dalam membangun sebuah tim andal. Jika pada Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2012, tim Matador mengusung tiki-taka, pada Piala Eropa 2012, pasukan Vicente del Bosque menghadirkan jurus baru dengan memperkuat pertahanan.
Selain tetap mempertahankan tipikal permainan penguasaan bola dengan ciri tiki-taka, kini Spanyol juga dinilai telah mengadopsi sistem bertahan gerendel Italia, catenaccio. Sejumlah pakar menyebutnya dengan istilah tiki-takanaccio. Satu gol yang bersarang ke gawang Iker Casillas sepanjang turnamen menjadi bukti bahwa La Furia Roja juga memiliki pertahanan yang solid.
Perpaduan Gerard Pique, Alvaro Arbeloa, Sergio Ramos, dan Jordi Alba disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik di Piala Eropa 2012. Spanyol pun bisa tersenyum meski tembok pertahanan mereka tanpa diperkuat Carles Puyol. Jelang laga final melawan Italia di Olympic Stadium, dini hari nanti, Pique memberikan sedikit ulasan tentang kans Spanyol menatap gelar dan upaya yang dilakukannya untuk membungkam Mario Balotelli dan Andrea Pirlo. Berikut wawancaranya yang dirangkum dari berbagai sumber
Spanyol tampil di final. Komentar Anda?
Tujuan utama kami tentu mempertahankan gelar. Kami sudah melewati fase sulit saat melawan Prancis dan Portugal. Kemenangan telah membentuk kami. Kini, kepercayaan diri telah tumbuh dan kami paham dengan kemampuan diri.Tampil dengan gaya yang dimiliki Spanyol akan membimbing kami menuju jalan kemenangan.
Bagaimana Anda menilai tim Italia? Ada rasa ngeri?
Itu pasti. Ketakutan di dunia sepak bola hanya ada ketika Anda melihat final di depan mata. Semua hal dapat terjadi. Jadi, ketakutan itu tak perlu dibesar-besarkan. Sebab, kami menghormati tim mana pun yang menjadi lawan.
Andrea Pirlo menjadi pembicaraan. Benarkah dia bermain seperti Xavi Hernandez atau Andres Iniesta?
Dia (Pirlo) pemain hebat. Xavi dan Iniesta memiliki permainan yang menawan. Setiap negara punya bintang. Setiap bintang berbeda sinarnya.Walau Pirlo tampil menawan dan membawa Italia ke partai final, usianya sudah tidak muda lagi.
Bagaimana dengan Mario Balotelli?
Balotelli salah satu pemain terbaik di dunia. Namun, Italia akan memainkan permainan kolektif, bukan individu. Kami telah bertemu di babak penyisihan grup. Mereka adalah tim yang hebat.
Apa yang Anda pelajari dari pertemuan pertama dengan Italia di fase grup?
Semuanya kami pelajari. Dia (Del Bosque) mengharapkan yang terbaik dari kami dan itu normal. Yang jelas, kami harus berdedikasi untuk tim.
Pertahanan Spanyol menerapkan strategi catenaccio Italia...
Itu normal, tapi tidak seluruhnya benar. Ketika kami bermain untuk Barcelona melawan Real Madrid, kami juga menerapkan pertahanan berlapis. Orang hanya tahu bahwa pertahanan Italia kuat, tapi kami juga punya pertahanan yang tak kalah kukuh. Saat melawan Portugal adalah bukti bahwa kami dapat mengunci pergerakan lawan dengan strategi kami sendiri.
Duet Ramos- Pique disebut salah satu yang terbaik di turnamen ini?
Ramos pemain besar. Strategi yang diterapkan Del Bosque menjadikan kami lebih baik. Ada pembicaraan bahwa hubungan kami tidak begitu baik. Namun, di lapangan, yang terpenting bahwa kami menunjukkan kinerja positif. Kami hanya kebobolan satu gol dalam lima pertandingan. Kami tahu, jika kami menjaga clean sheet dan mencetak gol, itu akan membuat kami juara dunia.Tim ini memiliki tingkat pertahanan sangat solid.
Empat tahun lalu Anda menjuarai Piala Eropa. Saat ini apa yang ada di kepala Anda?
Saya memikirkan segalanya. Mereka yang telah berjuang dengan segala pengorbanan dan perjuangan untuk memenuhi mimpi ini. Kekuatan membela negara dan ikut serta dalam tim yang telah memenangkan Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa merupakan pengalaman yang tak tergantikan.
Bagaimana situasi tim?
Kami akan baik-baik saja melawan Italia. Akhir dari pertandingan melawan Portugal adalah memiliki permainan lebih baik dan bisa mengendalikan bola lebih dari tim mana pun.
Ada kemungkinan adu penalti?
Apa pun dapat terjadi. Kami punya pertahanan kukuh dan tak mudah untuk dikalahkan, begitu pula Italia.Tapi, kami masih punya keyakinan bahwa Spanyol akan memenangi pertandingan ini.
Selain tetap mempertahankan tipikal permainan penguasaan bola dengan ciri tiki-taka, kini Spanyol juga dinilai telah mengadopsi sistem bertahan gerendel Italia, catenaccio. Sejumlah pakar menyebutnya dengan istilah tiki-takanaccio. Satu gol yang bersarang ke gawang Iker Casillas sepanjang turnamen menjadi bukti bahwa La Furia Roja juga memiliki pertahanan yang solid.
Perpaduan Gerard Pique, Alvaro Arbeloa, Sergio Ramos, dan Jordi Alba disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik di Piala Eropa 2012. Spanyol pun bisa tersenyum meski tembok pertahanan mereka tanpa diperkuat Carles Puyol. Jelang laga final melawan Italia di Olympic Stadium, dini hari nanti, Pique memberikan sedikit ulasan tentang kans Spanyol menatap gelar dan upaya yang dilakukannya untuk membungkam Mario Balotelli dan Andrea Pirlo. Berikut wawancaranya yang dirangkum dari berbagai sumber
Spanyol tampil di final. Komentar Anda?
Tujuan utama kami tentu mempertahankan gelar. Kami sudah melewati fase sulit saat melawan Prancis dan Portugal. Kemenangan telah membentuk kami. Kini, kepercayaan diri telah tumbuh dan kami paham dengan kemampuan diri.Tampil dengan gaya yang dimiliki Spanyol akan membimbing kami menuju jalan kemenangan.
Bagaimana Anda menilai tim Italia? Ada rasa ngeri?
Itu pasti. Ketakutan di dunia sepak bola hanya ada ketika Anda melihat final di depan mata. Semua hal dapat terjadi. Jadi, ketakutan itu tak perlu dibesar-besarkan. Sebab, kami menghormati tim mana pun yang menjadi lawan.
Andrea Pirlo menjadi pembicaraan. Benarkah dia bermain seperti Xavi Hernandez atau Andres Iniesta?
Dia (Pirlo) pemain hebat. Xavi dan Iniesta memiliki permainan yang menawan. Setiap negara punya bintang. Setiap bintang berbeda sinarnya.Walau Pirlo tampil menawan dan membawa Italia ke partai final, usianya sudah tidak muda lagi.
Bagaimana dengan Mario Balotelli?
Balotelli salah satu pemain terbaik di dunia. Namun, Italia akan memainkan permainan kolektif, bukan individu. Kami telah bertemu di babak penyisihan grup. Mereka adalah tim yang hebat.
Apa yang Anda pelajari dari pertemuan pertama dengan Italia di fase grup?
Semuanya kami pelajari. Dia (Del Bosque) mengharapkan yang terbaik dari kami dan itu normal. Yang jelas, kami harus berdedikasi untuk tim.
Pertahanan Spanyol menerapkan strategi catenaccio Italia...
Itu normal, tapi tidak seluruhnya benar. Ketika kami bermain untuk Barcelona melawan Real Madrid, kami juga menerapkan pertahanan berlapis. Orang hanya tahu bahwa pertahanan Italia kuat, tapi kami juga punya pertahanan yang tak kalah kukuh. Saat melawan Portugal adalah bukti bahwa kami dapat mengunci pergerakan lawan dengan strategi kami sendiri.
Duet Ramos- Pique disebut salah satu yang terbaik di turnamen ini?
Ramos pemain besar. Strategi yang diterapkan Del Bosque menjadikan kami lebih baik. Ada pembicaraan bahwa hubungan kami tidak begitu baik. Namun, di lapangan, yang terpenting bahwa kami menunjukkan kinerja positif. Kami hanya kebobolan satu gol dalam lima pertandingan. Kami tahu, jika kami menjaga clean sheet dan mencetak gol, itu akan membuat kami juara dunia.Tim ini memiliki tingkat pertahanan sangat solid.
Empat tahun lalu Anda menjuarai Piala Eropa. Saat ini apa yang ada di kepala Anda?
Saya memikirkan segalanya. Mereka yang telah berjuang dengan segala pengorbanan dan perjuangan untuk memenuhi mimpi ini. Kekuatan membela negara dan ikut serta dalam tim yang telah memenangkan Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa merupakan pengalaman yang tak tergantikan.
Bagaimana situasi tim?
Kami akan baik-baik saja melawan Italia. Akhir dari pertandingan melawan Portugal adalah memiliki permainan lebih baik dan bisa mengendalikan bola lebih dari tim mana pun.
Ada kemungkinan adu penalti?
Apa pun dapat terjadi. Kami punya pertahanan kukuh dan tak mudah untuk dikalahkan, begitu pula Italia.Tapi, kami masih punya keyakinan bahwa Spanyol akan memenangi pertandingan ini.
(aww)