Persema Malang masih sisakan visi
A
A
A
Sindonews.com - Persema Malang hingga kini masih dihinggapi prahara karena seluruh elemen tim belum menerima gaji selama empat bulan. Situasi di Persema ini sempat memunculkan keraguan terkait eksistensi tim yang dulu dimiliki Pemkot malang tersebut musim depan.
Maklum, setelah lepas dari Pemkot Malang dan tidak mendapat asupan anggaran gratis Rp18 Miliar per musim, Persema limbung. Konsorsium LPI sebagai pemegang saham sekaligus penyuplai dana untuk klub, hingga sekarang masih ingkar dalam hal pembayaran dana untuk kebutuhan klub.
Kendati dibalut situasi yang tidak pasti, manajemen Persema mengklaim pihaknya masih mempunyai visi dan konsep untuk musim depan. Manajemen tetap berpikir untuk musim depan walau masih dihadang berbagai persoalan dalam menyelesaian permasalahan di tim sekarang.
Konsep yang dimanksud adalah rencana pembentukan tim untuk musim kompetisi mendatang. Walau konsep yang diusung manajemen belum menjadi sebuah kepastian, yang pasti menurut Asisten Manajer Persema Patrick Tarigan sudah ada ancang-ancang menuju ke sana.
“Paling penting adalah tim. Kami sudah berpikir bagaimana rencana tim Persema ke depan. Memang ada opsi untuk mempertahankan 60% pemain yang ada sekarang, sembari mencari pemain baru. Tapi semuanya masih bisa dipengrauhi berbagai hal,” jelas Patrick.
Hal yang dimaksud, salah satunya adalah format kompetisi musim depan yang hingga kini belum jelas. Persema sendiri tidak yakin bakal terus berada di Indonesian Premier League (IPL) karena format nantinya bisa berubah, tergantung kondisi di PSSI maupun KPSI.
Selain itu, paling krusial tentu saja faktor finansial karena Persema harus memastikan bagaimana mendanai musim depan. Sementara dalam semusim ini saja terbukti Konsorsium LPI tidak rutin dalam memberikan asupan dana. Patrick ingin Persema nantinya mempunyai solusi alternatif.
“Seperti sekarang ini, kesimpulannya klub tidak bisa mengandalkan sepenuhnya dari konsorsium. Itu yang harus kami persiapkan dengan matang jika tidak ingin mengalami krisis keuangan lagi musim depan. Kami juga butuh meyakinkan pemain bahwa Persema bisa lebih baik lagi,” terangnya.
Proses pembicaraan kontrak pemain memang menjadi faktor krusial bagi Laskar Ken Arok. Maklum, sejumlah penggawa tim ini sudah menyatakan tidak betah di Malang akibat tidak cairnya gaji. Padahal dalam sejarah klub, tidak pernah Persema mengalami krisis finansial sedemikian hebat.
Jika tidak bisa memberikan jaminan kepada pemain bahwa musim depan lebih langgeng, maka Persema bisa kehilangan banyak pemain. Itu bisa menjadi kerugian karena Persema saat ini mempunyai banyak pemain muda berbakat yang sudah saatnya diperkenalkan ke tim utama.
Terkait opsi yang diambil pemain, manajemen Persema tidak terlalu pusing. Pemain yang sudah merasa tidak betah tidak akan dipaksa tetap tinggal di tim. “Silakan saja kalau ingin mencari klub lain, kami akan menghormatinya. Tentunya kami juga pasti akan berbicara dengan semua pemain,” tandas Patrick.(kukuh setyawan)
Maklum, setelah lepas dari Pemkot Malang dan tidak mendapat asupan anggaran gratis Rp18 Miliar per musim, Persema limbung. Konsorsium LPI sebagai pemegang saham sekaligus penyuplai dana untuk klub, hingga sekarang masih ingkar dalam hal pembayaran dana untuk kebutuhan klub.
Kendati dibalut situasi yang tidak pasti, manajemen Persema mengklaim pihaknya masih mempunyai visi dan konsep untuk musim depan. Manajemen tetap berpikir untuk musim depan walau masih dihadang berbagai persoalan dalam menyelesaian permasalahan di tim sekarang.
Konsep yang dimanksud adalah rencana pembentukan tim untuk musim kompetisi mendatang. Walau konsep yang diusung manajemen belum menjadi sebuah kepastian, yang pasti menurut Asisten Manajer Persema Patrick Tarigan sudah ada ancang-ancang menuju ke sana.
“Paling penting adalah tim. Kami sudah berpikir bagaimana rencana tim Persema ke depan. Memang ada opsi untuk mempertahankan 60% pemain yang ada sekarang, sembari mencari pemain baru. Tapi semuanya masih bisa dipengrauhi berbagai hal,” jelas Patrick.
Hal yang dimaksud, salah satunya adalah format kompetisi musim depan yang hingga kini belum jelas. Persema sendiri tidak yakin bakal terus berada di Indonesian Premier League (IPL) karena format nantinya bisa berubah, tergantung kondisi di PSSI maupun KPSI.
Selain itu, paling krusial tentu saja faktor finansial karena Persema harus memastikan bagaimana mendanai musim depan. Sementara dalam semusim ini saja terbukti Konsorsium LPI tidak rutin dalam memberikan asupan dana. Patrick ingin Persema nantinya mempunyai solusi alternatif.
“Seperti sekarang ini, kesimpulannya klub tidak bisa mengandalkan sepenuhnya dari konsorsium. Itu yang harus kami persiapkan dengan matang jika tidak ingin mengalami krisis keuangan lagi musim depan. Kami juga butuh meyakinkan pemain bahwa Persema bisa lebih baik lagi,” terangnya.
Proses pembicaraan kontrak pemain memang menjadi faktor krusial bagi Laskar Ken Arok. Maklum, sejumlah penggawa tim ini sudah menyatakan tidak betah di Malang akibat tidak cairnya gaji. Padahal dalam sejarah klub, tidak pernah Persema mengalami krisis finansial sedemikian hebat.
Jika tidak bisa memberikan jaminan kepada pemain bahwa musim depan lebih langgeng, maka Persema bisa kehilangan banyak pemain. Itu bisa menjadi kerugian karena Persema saat ini mempunyai banyak pemain muda berbakat yang sudah saatnya diperkenalkan ke tim utama.
Terkait opsi yang diambil pemain, manajemen Persema tidak terlalu pusing. Pemain yang sudah merasa tidak betah tidak akan dipaksa tetap tinggal di tim. “Silakan saja kalau ingin mencari klub lain, kami akan menghormatinya. Tentunya kami juga pasti akan berbicara dengan semua pemain,” tandas Patrick.(kukuh setyawan)
(wbs)