Kontrak habis, status pemain tidak jelas
A
A
A
Sindonews.com - Mungkin pantas jika musim ini harus secepatnya dilupakan pemain. Krisis finansial yang melanda hampir semua klub, terutama Indonesian Premier League (IPL), menjadikan status pemain tidak jelas. Bahkan saat kontrak kadaluwarsa pun belum ada kejelasan kontrak baru.
Di Persibo Bojonegoro misalnya, sebagian pemain ada yang sudah selesai masa kontraknya akhir Juli lalu. Sisanya masih terikat kontrak hingga akhir Agustus ini. Walau sudah ada yang kontraknya usai, belum ada tanda-tanda bakal ada pembicaraan dari manajemen.
Situasi ini jelas tidak diinginkan pemain yang sudah mempunyai komitmen bertahan di Bojonegoro. "Kontrak saya sebentar lagi habis. Teman-teman malah ada yang sudah habis sejak Juli lalu. Tapi belum ada kabar kapan akan ada pembicaraan kontrak baru," ujar salah seorang pemain Persibo.
Pemain yang enggan dicantumkan identitasnya ini ingin meneruskan karirnya di Bojonegoro musim depan. Apalagi Persibo bakal mendapat kesempatan bermain di AFC Cup 2013. Dia ingin secepatnya ada keputusan dari manajemen, terutama siapa saja pemain yang diperpanjang atau dihentikan kontraknya.
"Kalau memang tidak diperpanjang, saya bisa cepat-cepat mencari klub lain. Intinya saya dan rekan-rekan menginginkan secepatnya ada keputusan," katanya.
Belum adanya pembicaraan kontrak dikabarkan terkait langsung dengan kondisi kas yang kosong melompong. Sedangkan Konsorsium LPI yang menanggung pendanaan klub belum juga melunasi tanggungan musim lalu.
Informasi yang diperoleh, belum ada pemberitahuan terkait berapa besar nominal yang akan diterima klub musim depan. Sedangkan di sisi lain klub sangat membutuhkan dana untuk mengontrak pemain. Di sinilah persoalan yang sebenarnya terjadi, sehingga pemain belum mendapat ajakan pembicaraan kontrak.
Manajer Persibo Bojonegoro Nur Yahya mengatakan pihaknya bakal berupaya secepatnya untuk berbicara dengan pemain yang kontraknya diperpanjang. "Memang sudah ada yang kontraknya habis. Ada juga yang Agustus ini. Kami berupaya secepat mungkin membicarakan itu," jelasnya. Dia juga tak menyebutkan pasti alasan keterlambatan pembicaraan kontrak.
Laskar Angling Dharma, julukan Persibo, sudah kehilangan sejumlah pemain yang bebas transfer. Bek Hary Syaputra sudah menerima tawaran klub Thailand Suphanbury FC, demikian pula Samsul Arif. Sedangkan pemain muda Dian Irawan sudah menyeberang ke Persisam Samarinda. Nur Iskandar pun diincar Semen Padang untuk mengganti Ferdinand Sinaga yang hengkang.
Realitas seperti itu tak hanya dialami Persibo. Klub IPL lainnya, Persema Malang, juga mengalami nasib yang sama. Pemain hingga sekarang belum tahu kapan ada perpanjangan kontrak walau tak lama lagi kontrak habis. Pemain hanya bisa berharap ada pembicaraan secepatnya agar bisa mencari klub lain jika kontrak tak diperpanjang.
Namun, di sisi lain pemain tidak bisa hengkang begitu saja karena sebagian besar gaji mereka masih nyantol di klub. "Susah sekarang kondisinya. Mau tak mau pemain harus tetap terikat dengan klub karena sebagian gaji belum terbayar. Saya sendiri belum berpikir bagaimana kontrak musim depan," ujar Firman Basuki, gelandang Persema.
Benar, pemain memang harus setia menunggu pembayaran gaji dan bonus dari konsorsium dilunasi sembari menantikan kepastian kontrak baru. Dikhawatirkan gaji dan bonus selama empat bulan yang nominalnya lumayan besar itu raib jika pemain cepat-cepat hengkang klub.
Hanya Arema FC yang musim ini tak mengalami keterlambatan pembayaran gaji. Tapi, walau pendanaan cukup besar dan ditanggung PT Ancora sebagai investor, nyatanya klub masih menerapkan efisiensi. Buktinya, sejak Juli lalu banyak karyawan di manajemen Arema FC yang dirumahkan demi menghemat biaya.
Di Persibo Bojonegoro misalnya, sebagian pemain ada yang sudah selesai masa kontraknya akhir Juli lalu. Sisanya masih terikat kontrak hingga akhir Agustus ini. Walau sudah ada yang kontraknya usai, belum ada tanda-tanda bakal ada pembicaraan dari manajemen.
Situasi ini jelas tidak diinginkan pemain yang sudah mempunyai komitmen bertahan di Bojonegoro. "Kontrak saya sebentar lagi habis. Teman-teman malah ada yang sudah habis sejak Juli lalu. Tapi belum ada kabar kapan akan ada pembicaraan kontrak baru," ujar salah seorang pemain Persibo.
Pemain yang enggan dicantumkan identitasnya ini ingin meneruskan karirnya di Bojonegoro musim depan. Apalagi Persibo bakal mendapat kesempatan bermain di AFC Cup 2013. Dia ingin secepatnya ada keputusan dari manajemen, terutama siapa saja pemain yang diperpanjang atau dihentikan kontraknya.
"Kalau memang tidak diperpanjang, saya bisa cepat-cepat mencari klub lain. Intinya saya dan rekan-rekan menginginkan secepatnya ada keputusan," katanya.
Belum adanya pembicaraan kontrak dikabarkan terkait langsung dengan kondisi kas yang kosong melompong. Sedangkan Konsorsium LPI yang menanggung pendanaan klub belum juga melunasi tanggungan musim lalu.
Informasi yang diperoleh, belum ada pemberitahuan terkait berapa besar nominal yang akan diterima klub musim depan. Sedangkan di sisi lain klub sangat membutuhkan dana untuk mengontrak pemain. Di sinilah persoalan yang sebenarnya terjadi, sehingga pemain belum mendapat ajakan pembicaraan kontrak.
Manajer Persibo Bojonegoro Nur Yahya mengatakan pihaknya bakal berupaya secepatnya untuk berbicara dengan pemain yang kontraknya diperpanjang. "Memang sudah ada yang kontraknya habis. Ada juga yang Agustus ini. Kami berupaya secepat mungkin membicarakan itu," jelasnya. Dia juga tak menyebutkan pasti alasan keterlambatan pembicaraan kontrak.
Laskar Angling Dharma, julukan Persibo, sudah kehilangan sejumlah pemain yang bebas transfer. Bek Hary Syaputra sudah menerima tawaran klub Thailand Suphanbury FC, demikian pula Samsul Arif. Sedangkan pemain muda Dian Irawan sudah menyeberang ke Persisam Samarinda. Nur Iskandar pun diincar Semen Padang untuk mengganti Ferdinand Sinaga yang hengkang.
Realitas seperti itu tak hanya dialami Persibo. Klub IPL lainnya, Persema Malang, juga mengalami nasib yang sama. Pemain hingga sekarang belum tahu kapan ada perpanjangan kontrak walau tak lama lagi kontrak habis. Pemain hanya bisa berharap ada pembicaraan secepatnya agar bisa mencari klub lain jika kontrak tak diperpanjang.
Namun, di sisi lain pemain tidak bisa hengkang begitu saja karena sebagian besar gaji mereka masih nyantol di klub. "Susah sekarang kondisinya. Mau tak mau pemain harus tetap terikat dengan klub karena sebagian gaji belum terbayar. Saya sendiri belum berpikir bagaimana kontrak musim depan," ujar Firman Basuki, gelandang Persema.
Benar, pemain memang harus setia menunggu pembayaran gaji dan bonus dari konsorsium dilunasi sembari menantikan kepastian kontrak baru. Dikhawatirkan gaji dan bonus selama empat bulan yang nominalnya lumayan besar itu raib jika pemain cepat-cepat hengkang klub.
Hanya Arema FC yang musim ini tak mengalami keterlambatan pembayaran gaji. Tapi, walau pendanaan cukup besar dan ditanggung PT Ancora sebagai investor, nyatanya klub masih menerapkan efisiensi. Buktinya, sejak Juli lalu banyak karyawan di manajemen Arema FC yang dirumahkan demi menghemat biaya.
(aww)