Tamparan keras Real Madrid
Selasa, 28 Agustus 2012 - 11:13 WIB

Tamparan keras Real Madrid
A
A
A
Sindonews.com – Kenyataan pahit harus diterima Real Madrid di awal musim. Dua kekalahan, satu hasil imbang, plus menderita enam gol pada tiga laga resmi beruntun menjadi tamparan keras Los Blancos.
Petaka sang juara bertahan Primera Liga itu dimulai pekan lalu saat ditahan imbang 1-1 Valencia di Santiago Bernabeu pada jornada perdana.Lalu,pada leg pertama Supercopa de Espana di Camp Nou kontra Barcelona,Madrid dipaksa bertekuk lutut 2-3.Puncaknya, terjadi dini hari kemarin ketika secara menyakitkan menyerah 1-2 dari tim kecil asal Madrid Selatan,Getafe, di Coliseum Alfonso Perez.
Dampaknya, klub kebanggaan masyarakat Ibu Kota Negeri Matador itu di ambang krisis. “Terlalu banyak poin yang terbuang.Ini start yang buruk.Saat melawan Valencia, kami seharusnya menang.Tapi,sekarang (melawan Getafe),kami memang pantas kalah.Di liga,hanya meraih satu poin dari dua laga adalah musibah,”ujar Entrenador Jose Mourinho kepada AS.
Madrid akan benar-benar berkubang dalam krisis bila pada leg kedua Piala Super Spanyol versus Blaugrana di Santiago Bernabeu,Rabu (29/8),kembali menelan pil pahit kekalahan atau hanya sanggup bermain imbang.Kondisi tersebut akan membuat tekanan yang mengarah ke Madrid semakin besar.Bukan tidak mungkin,posisi Mourinho sebagai entrenador akan digugat.
Begitu pula dengan sejumlah pemain bintang Madrid yang pada awal musim ini tidak mampu memberi pengaruh signifikan. “Kami harus segera mengevaluasi penyebab kekalahan (dari Getafe).Ini merupakan langkah mundur.Cara bermain dan sikap di lapangan harus diubah secepatnya.Kami harus memperbaiki sisi-sisi buruk.Kami harus bekerja keras,”papar Xabi Alonso.
Salah satu faktor yang harus segera dicarikan solusi adalah soliditas kuartet lini belakang menghadapi bola-bola atas hasil tembakan bebas atau umpan lambung lawan.Fakta menunjukkan,saat laga versus Kelelawar Mestalla, gol berasal dari tandukan Jonas Goncalves. Sementara gol pertama Los Azulones bermula dari sundulan terarah Juan Valera Espin.
Sialnya,penyakit ini sudah terdeteksi sejak pertengahan musim lalu. Madrid sering menderita gol dalam skema serangan seperti itu. “Jika kami tidak mampu memperbaiki komunikasi saat terjadi set piece, gol-gol akan sering tercipta.Sebab, gol-gol seperti itu tidak hanya tercipta hari ini (dini hari kemarin).Melawan Valencia,kami juga mengalaminya seperti musim lalu melawan Levante dan Racing (Santander),”kata Iker Casillas.
Bila masalah tersebut tidak segera diperbaiki, jala Madrid berpeluang dijebol Barcelona pada Supercopa. Pasalnya,musim ini Azulgrana memiliki taktik baru dalam skenario bola mati.Di era Josep Guardiola,para pemain lebih senang melakukan umpan pendek saat terjadi set piece.Sementara di zaman Tito Vilanova, bola hasil sepak pojok atau tendangan bebas langsung akan diumpan ke jantung pertahanan lawan.
Di depan gawang telah menanti Carles Puyol dan Gerard Pique yang mahir bolabola atas. Sebaliknya bagi Getafe, kemenangan atas Madrid membuktikan lagi keangkeran Coliseum Alfonso Perez.Musim lalu, di stadion berkapasitas 17.700 tempat duduk itu, Barcelona juga sempat menelan pil pahit kekalahan.Begitu pula Atletico Madrid, Valencia,dan Sevilla.
Sama seperti kekalahan Madrid,ketika musim lalu mengecundangi Barcelona, pemain yang menjadi pahlawan sekaligus pencetak gol tunggal kemenangan 1-0 adalah Valera.Gol tercipta dari counterattack cepat.
“Kami pantas menang.Kami telah menduga akan menghadapi permainan yang tidak mudah dari Madrid.Jadi,para pemain dan fans layak merayakan kemenangan ini. Pemain telah berjuang sekuat tenaga sepanjang pertandingan,” ucap Entrenador Luis Garcia Plaza.
Petaka sang juara bertahan Primera Liga itu dimulai pekan lalu saat ditahan imbang 1-1 Valencia di Santiago Bernabeu pada jornada perdana.Lalu,pada leg pertama Supercopa de Espana di Camp Nou kontra Barcelona,Madrid dipaksa bertekuk lutut 2-3.Puncaknya, terjadi dini hari kemarin ketika secara menyakitkan menyerah 1-2 dari tim kecil asal Madrid Selatan,Getafe, di Coliseum Alfonso Perez.
Dampaknya, klub kebanggaan masyarakat Ibu Kota Negeri Matador itu di ambang krisis. “Terlalu banyak poin yang terbuang.Ini start yang buruk.Saat melawan Valencia, kami seharusnya menang.Tapi,sekarang (melawan Getafe),kami memang pantas kalah.Di liga,hanya meraih satu poin dari dua laga adalah musibah,”ujar Entrenador Jose Mourinho kepada AS.
Madrid akan benar-benar berkubang dalam krisis bila pada leg kedua Piala Super Spanyol versus Blaugrana di Santiago Bernabeu,Rabu (29/8),kembali menelan pil pahit kekalahan atau hanya sanggup bermain imbang.Kondisi tersebut akan membuat tekanan yang mengarah ke Madrid semakin besar.Bukan tidak mungkin,posisi Mourinho sebagai entrenador akan digugat.
Begitu pula dengan sejumlah pemain bintang Madrid yang pada awal musim ini tidak mampu memberi pengaruh signifikan. “Kami harus segera mengevaluasi penyebab kekalahan (dari Getafe).Ini merupakan langkah mundur.Cara bermain dan sikap di lapangan harus diubah secepatnya.Kami harus memperbaiki sisi-sisi buruk.Kami harus bekerja keras,”papar Xabi Alonso.
Salah satu faktor yang harus segera dicarikan solusi adalah soliditas kuartet lini belakang menghadapi bola-bola atas hasil tembakan bebas atau umpan lambung lawan.Fakta menunjukkan,saat laga versus Kelelawar Mestalla, gol berasal dari tandukan Jonas Goncalves. Sementara gol pertama Los Azulones bermula dari sundulan terarah Juan Valera Espin.
Sialnya,penyakit ini sudah terdeteksi sejak pertengahan musim lalu. Madrid sering menderita gol dalam skema serangan seperti itu. “Jika kami tidak mampu memperbaiki komunikasi saat terjadi set piece, gol-gol akan sering tercipta.Sebab, gol-gol seperti itu tidak hanya tercipta hari ini (dini hari kemarin).Melawan Valencia,kami juga mengalaminya seperti musim lalu melawan Levante dan Racing (Santander),”kata Iker Casillas.
Bila masalah tersebut tidak segera diperbaiki, jala Madrid berpeluang dijebol Barcelona pada Supercopa. Pasalnya,musim ini Azulgrana memiliki taktik baru dalam skenario bola mati.Di era Josep Guardiola,para pemain lebih senang melakukan umpan pendek saat terjadi set piece.Sementara di zaman Tito Vilanova, bola hasil sepak pojok atau tendangan bebas langsung akan diumpan ke jantung pertahanan lawan.
Di depan gawang telah menanti Carles Puyol dan Gerard Pique yang mahir bolabola atas. Sebaliknya bagi Getafe, kemenangan atas Madrid membuktikan lagi keangkeran Coliseum Alfonso Perez.Musim lalu, di stadion berkapasitas 17.700 tempat duduk itu, Barcelona juga sempat menelan pil pahit kekalahan.Begitu pula Atletico Madrid, Valencia,dan Sevilla.
Sama seperti kekalahan Madrid,ketika musim lalu mengecundangi Barcelona, pemain yang menjadi pahlawan sekaligus pencetak gol tunggal kemenangan 1-0 adalah Valera.Gol tercipta dari counterattack cepat.
“Kami pantas menang.Kami telah menduga akan menghadapi permainan yang tidak mudah dari Madrid.Jadi,para pemain dan fans layak merayakan kemenangan ini. Pemain telah berjuang sekuat tenaga sepanjang pertandingan,” ucap Entrenador Luis Garcia Plaza.
(wbs)