AFC nilai PSSI tidak tegas
Rabu, 29 Agustus 2012 - 14:13 WIB

AFC nilai PSSI tidak tegas
A
A
A
Sindonews.com – Asian Football Confederation (AFC) meminta PSSI bersikap tegas terhadap klub-klub yang tidak mengizinkan pemainnya membela timnas Indonesia. Otoritas sepak bola Asia itu mendesak PSSI segera menegur klub yang mbalelo.
Larangan yang diberlakukan klub-klub Indonesia Super League (ISL) kepada pemainnya untuk memperkuat timnas bentukan PSSI terjadi sejak lama.Yang paling hangat akhir-akhir ini soal kasus yang dialami Bambang Pamungkas (Persija Jakarta),Ahmad Bustomi (Arema FC Malang),dan trio Sriwijaya FC (SFC) Firman Utina,Ponaryo Astaman,dan M Ridwan. Ketiganya sempat bergabung saat timnas menghadapi Valencia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK),Jakarta,4 Agustus lalu.
Keempatnya ambil bagian dan ikut dalam beberapa kali latihan timnas di bawah komando Nil Maizar.Namun,setelah ada desakan dari klub untuk kembali, pemain-pemain ini pun tidak kuasa melawannya. Akhirnya,Ponaryo dkk memutuskan kembali dan mengikuti apa yang diinstruksikan klub masing-masing. Beberapa pemain di antaranya mendapatkan sanksi teguran keras atau berupa denda.Pemain-pemain tersebut pun memberikan pernyataan resmi.
Mereka tidak akan membela timnas jika kondisi sepak bola Indonesia belum membaik. Menanggapi adanya surat yang dikeluarkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) AFC Dato Alex Soosay tanggal 23 Agustus, Ketua Umum (Ketum) PSSI Djohar Arifin Husin menegaskan, PSSI hanya melaporkan apa yang terjadi dan memberikan informasi klub mana yang tidak memberikan izin kepada pemain untuk memperkuat timnas bentukan PSSI.
“PSSI hanya melaporkan kepada AFC, karena sebelumnya AFC telah mendengar dan mendapatkan informasi mengenai klub-klub yang menolak mengizinkan pemain untuk membela timnas,”ungkap Djohar, saat dihubungi wartawan 28 Agustus 2012.
“AFC mempertanyakan siapa saja klub-klub tersebut.Kami pun sebenarnya tidak memanggil, tapi hanya sebatas melaporkan permintaan AFC saja ke klub-klub. Hal ini sesuai surat yang diterima dari AFC,sejak 23 Agustus lalu oleh Alex Soosay (Sekjen AFC),” sambungnya. Ditanya soal siapa-siapa saja klub yang dilaporkan kepada AFC,pria yang juga mantan staf ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ini enggan menjawab.
Namun,Djohar menyatakan,apa yang dilakukan klub-klub ISL telah melanggar MoU antara PSSI,PT Liga Indonesia (PT Liga),dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI),di Malaysia,beberapa waktu lalu. “Ya,Anda sudah tahu siapa saja klubklubnya. Kami sampaikan apa adanya,kami tidak tambah-tambahkan.AFC seperti mempertanyakan jika sikap itu seolah melanggar MoU yang telah disepakati sebelumnya di Malaysia.Jika ini terus terjadi,tentu akan semakin memperkecil usaha untuk menyelesaikan masalah,” papar Djohar.
Sementara itu,Manajer Pelita Jaya Karawang Lalu Mara Satriawangsa mengatakan,tindakan AFC kepada klubklub ISL terlalu jauh.Menurut dia,yang anggota AFC itu adalah PSSI, seharusnya PSSI yang ditegur secara langsung kenapa hal-hal seperti ini bisa terjadi. Pelita Jaya adalah salah satu klub enggan memberikan pemain-pemainnya untuk bergabung dalam timnas bentukan PSSI.
Saat PSSI memanggil Greg Nwokolo dan Victor Igbonefo untuk membela timnas, manajemen The Young Guns,julukan Pelita Jaya,tidak mengeluarkan izin kepada dua pemain naturalisasi tersebut. “Saya bingung sama sikap AFC.Mereka membentuk JC (Joint Committe) dan membuat MoU yang meminta penyelesaian dualisme federasi.
Soal timnas,itu kan soal federasi.Kalau mereka akui dua-duanya dengan terbentuknya JC, La Nyalla boleh membentuk timnas,” papar Lalu Mara.“Saya rasa AFC terlalu jauh masuk ke urusan klub.Kalau dipikirpikir apa urusannya masuk ke ranah klub? Yang anggota AFC adalah federasi, bukannya klub.”
Larangan yang diberlakukan klub-klub Indonesia Super League (ISL) kepada pemainnya untuk memperkuat timnas bentukan PSSI terjadi sejak lama.Yang paling hangat akhir-akhir ini soal kasus yang dialami Bambang Pamungkas (Persija Jakarta),Ahmad Bustomi (Arema FC Malang),dan trio Sriwijaya FC (SFC) Firman Utina,Ponaryo Astaman,dan M Ridwan. Ketiganya sempat bergabung saat timnas menghadapi Valencia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK),Jakarta,4 Agustus lalu.
Keempatnya ambil bagian dan ikut dalam beberapa kali latihan timnas di bawah komando Nil Maizar.Namun,setelah ada desakan dari klub untuk kembali, pemain-pemain ini pun tidak kuasa melawannya. Akhirnya,Ponaryo dkk memutuskan kembali dan mengikuti apa yang diinstruksikan klub masing-masing. Beberapa pemain di antaranya mendapatkan sanksi teguran keras atau berupa denda.Pemain-pemain tersebut pun memberikan pernyataan resmi.
Mereka tidak akan membela timnas jika kondisi sepak bola Indonesia belum membaik. Menanggapi adanya surat yang dikeluarkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) AFC Dato Alex Soosay tanggal 23 Agustus, Ketua Umum (Ketum) PSSI Djohar Arifin Husin menegaskan, PSSI hanya melaporkan apa yang terjadi dan memberikan informasi klub mana yang tidak memberikan izin kepada pemain untuk memperkuat timnas bentukan PSSI.
“PSSI hanya melaporkan kepada AFC, karena sebelumnya AFC telah mendengar dan mendapatkan informasi mengenai klub-klub yang menolak mengizinkan pemain untuk membela timnas,”ungkap Djohar, saat dihubungi wartawan 28 Agustus 2012.
“AFC mempertanyakan siapa saja klub-klub tersebut.Kami pun sebenarnya tidak memanggil, tapi hanya sebatas melaporkan permintaan AFC saja ke klub-klub. Hal ini sesuai surat yang diterima dari AFC,sejak 23 Agustus lalu oleh Alex Soosay (Sekjen AFC),” sambungnya. Ditanya soal siapa-siapa saja klub yang dilaporkan kepada AFC,pria yang juga mantan staf ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ini enggan menjawab.
Namun,Djohar menyatakan,apa yang dilakukan klub-klub ISL telah melanggar MoU antara PSSI,PT Liga Indonesia (PT Liga),dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI),di Malaysia,beberapa waktu lalu. “Ya,Anda sudah tahu siapa saja klubklubnya. Kami sampaikan apa adanya,kami tidak tambah-tambahkan.AFC seperti mempertanyakan jika sikap itu seolah melanggar MoU yang telah disepakati sebelumnya di Malaysia.Jika ini terus terjadi,tentu akan semakin memperkecil usaha untuk menyelesaikan masalah,” papar Djohar.
Sementara itu,Manajer Pelita Jaya Karawang Lalu Mara Satriawangsa mengatakan,tindakan AFC kepada klubklub ISL terlalu jauh.Menurut dia,yang anggota AFC itu adalah PSSI, seharusnya PSSI yang ditegur secara langsung kenapa hal-hal seperti ini bisa terjadi. Pelita Jaya adalah salah satu klub enggan memberikan pemain-pemainnya untuk bergabung dalam timnas bentukan PSSI.
Saat PSSI memanggil Greg Nwokolo dan Victor Igbonefo untuk membela timnas, manajemen The Young Guns,julukan Pelita Jaya,tidak mengeluarkan izin kepada dua pemain naturalisasi tersebut. “Saya bingung sama sikap AFC.Mereka membentuk JC (Joint Committe) dan membuat MoU yang meminta penyelesaian dualisme federasi.
Soal timnas,itu kan soal federasi.Kalau mereka akui dua-duanya dengan terbentuknya JC, La Nyalla boleh membentuk timnas,” papar Lalu Mara.“Saya rasa AFC terlalu jauh masuk ke urusan klub.Kalau dipikirpikir apa urusannya masuk ke ranah klub? Yang anggota AFC adalah federasi, bukannya klub.”
(wbs)