Nasib Persema tergantung Slave
A
A
A
Sindonews.com - Persema Malang mulai merasakan bagaimana kehilangan pemain setelah hengkangnya Reza Mustofa ke Arema versi Indonesia Super League (ISL). Manajemen sangat menyayangkan kepergian Reza, walaupun tidak mempunyai kekuatan untuk menahan lebih lama di Stadion Gajayana.
Reza dianggap sebagai salah satu pemain muda terbaik dan masuk dalam rencana tim pelatih Slave Radovski musim depan. Di tengah tim yang dipenuhi pemain senior, Reza menjadi pemain paling muda yang menjadi kekuatan reguler Laskar Ken Arok dalam beberapa musim terakhir.
Kendati menyayangkan kepergian Reza, manajemen berupaya tidak terlalu panik kehilangan pemainnya. Sebab sejumlah pemain masih menyatakan loyal di Stadion Gajayana walau godaan untuk berpindah ke klub lain terus mengalir. Apalagi konsep tim Persema untuk musim depan juga belum ada.
Manajemen kini tergantung sepenuhnya kepada pelatih Slave Radovski. Pelatih asal Makedonia yang sedang pulang kampung tersebut rencananya September ini kembali ke Malang untuk melanjutkan pekerjaannya di Persema. Di sinilah manajemen mengharapkan ada visi pasti untuk tim musim berikutnya.
“Ya, kami masih menunggu kedatangan Slave yang sedang berada di negaranya. Dia yang paling memahami bagaimana visi dan apa yang harus dilakukan tim untuk musim selanjutnya. Saya rasa Slave tahu benar apa yang harus dilakukan saat tim kehilangan pemain,” terang CEO Persema Didied Poernawan Afandi.
Ungkapan Didied itu mengacu pada kemampuan Slave dalam meregenerasi tim karena skuad utama mulai dimakan usia. Musim lalu di pentas Indonesian Premier League (IPL), Slave mulai memperkenalkan pemain muda seperti Dio Permana, Joko Ribowo, Agung Dwijaksono, serta Nehemia.
Mereka dipandang sebegai penerus kekuatan senior Persema seperti M Kamri, Bima Sakti, Sukasto Efendi, hingga Kasan Soleh. Sejak diperkenalkan ke tim utama, pemain-pemain muda itu memang tidak terlalu buruk dan Slave percaya benar pada kemampuan mereka di lapangan.
Selain menelan pil pahit dengan hengkangnya Reza Mustofa, Persema boleh tersenyum melihat loyalitas bek kiri Kim Kurniawan. Kepada media Kim menyatakan komitmennya untuk terus bersama Persema walau kondisi klub belakangan kurang stabil di aspek keuangan.
“Saya ingin terus bersama Persema. Bagi saya di sini sangat menyenangkan dan Persema menjadi klub yang memercayai kemampuan saya. Ada sejumlah tawaran, tapi saya belum memutuskan karena masih sangat berat meninggalkan Malang,” cetus adik ipar Irfan Bachdim ini.
Kim Kurniawan agaknya lebih 'tahan banting' deibanding Reza yang kabur karena tidak ada kejelasan gaji selama berbulan-bulan. Reza sebelumnya mengungkapkan dengan gamblang bahwa kepindahannya ke Arema ISL salah satunya dipengaruhi gaji yang tidak kungjung dilunasi.
Kim adalah pemain yang kini tergabung dalam Tim Nasional U-22. Permainannya bersama Persema Malang relatif stabil walau belum istimewa. Dia menjadi kekuatan utama bek kiri dan kemampuannya cukup fleksibel karena bisa diposisikan sebagai gelandang dan sayap
Reza dianggap sebagai salah satu pemain muda terbaik dan masuk dalam rencana tim pelatih Slave Radovski musim depan. Di tengah tim yang dipenuhi pemain senior, Reza menjadi pemain paling muda yang menjadi kekuatan reguler Laskar Ken Arok dalam beberapa musim terakhir.
Kendati menyayangkan kepergian Reza, manajemen berupaya tidak terlalu panik kehilangan pemainnya. Sebab sejumlah pemain masih menyatakan loyal di Stadion Gajayana walau godaan untuk berpindah ke klub lain terus mengalir. Apalagi konsep tim Persema untuk musim depan juga belum ada.
Manajemen kini tergantung sepenuhnya kepada pelatih Slave Radovski. Pelatih asal Makedonia yang sedang pulang kampung tersebut rencananya September ini kembali ke Malang untuk melanjutkan pekerjaannya di Persema. Di sinilah manajemen mengharapkan ada visi pasti untuk tim musim berikutnya.
“Ya, kami masih menunggu kedatangan Slave yang sedang berada di negaranya. Dia yang paling memahami bagaimana visi dan apa yang harus dilakukan tim untuk musim selanjutnya. Saya rasa Slave tahu benar apa yang harus dilakukan saat tim kehilangan pemain,” terang CEO Persema Didied Poernawan Afandi.
Ungkapan Didied itu mengacu pada kemampuan Slave dalam meregenerasi tim karena skuad utama mulai dimakan usia. Musim lalu di pentas Indonesian Premier League (IPL), Slave mulai memperkenalkan pemain muda seperti Dio Permana, Joko Ribowo, Agung Dwijaksono, serta Nehemia.
Mereka dipandang sebegai penerus kekuatan senior Persema seperti M Kamri, Bima Sakti, Sukasto Efendi, hingga Kasan Soleh. Sejak diperkenalkan ke tim utama, pemain-pemain muda itu memang tidak terlalu buruk dan Slave percaya benar pada kemampuan mereka di lapangan.
Selain menelan pil pahit dengan hengkangnya Reza Mustofa, Persema boleh tersenyum melihat loyalitas bek kiri Kim Kurniawan. Kepada media Kim menyatakan komitmennya untuk terus bersama Persema walau kondisi klub belakangan kurang stabil di aspek keuangan.
“Saya ingin terus bersama Persema. Bagi saya di sini sangat menyenangkan dan Persema menjadi klub yang memercayai kemampuan saya. Ada sejumlah tawaran, tapi saya belum memutuskan karena masih sangat berat meninggalkan Malang,” cetus adik ipar Irfan Bachdim ini.
Kim Kurniawan agaknya lebih 'tahan banting' deibanding Reza yang kabur karena tidak ada kejelasan gaji selama berbulan-bulan. Reza sebelumnya mengungkapkan dengan gamblang bahwa kepindahannya ke Arema ISL salah satunya dipengaruhi gaji yang tidak kungjung dilunasi.
Kim adalah pemain yang kini tergabung dalam Tim Nasional U-22. Permainannya bersama Persema Malang relatif stabil walau belum istimewa. Dia menjadi kekuatan utama bek kiri dan kemampuannya cukup fleksibel karena bisa diposisikan sebagai gelandang dan sayap
(wbs)