Eksodus klub ke ISL tunggu kongres
Selasa, 18 September 2012 - 04:06 WIB

Eksodus klub ke ISL tunggu kongres
A
A
A
Sindonews.com - Adanya eksodus dari beberapa klub Indonesian Premier League (IPL) ke Indonesia Super League (ISL), semakin terlihat terang akhir-akhir ini. Namun, keputusan klub IPL untuk bermain di ISL, sepertinya tidak akan semudah membalikan telapak tangan.
CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, menerangkan, ada sekitar empat klub IPL di antaranya Persijap Jepara, Semen Padang, Persiba Bantul, dan Persiraja Banda Aceh yang berkeinginan bisa bergabung dengan ISL. Namun, Joko menegaskan jika hal itu akan memberikan beberapa dampak.
Adapun beberapa dampak yang dimaksud pria yang juga menjabat sebagai anggota tim Joint Committee (JC) perwakilan Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI), adalah masalah di statuta PSSI dan juga regulasi. Dalam statuta, total klub ISL harus 18 klub.
Sementara dalam regulasi, keempat klub tersebut menurut Joko tidak tercatat di kompetisi musim lalu. Jika regulasi dikedepankan, klub-klub ini harus memulai kompetisi musim mendatang dari Divisi Utama.
''Mau bermain di ISL atau Divisi Utama itu adalah kebijakan PT Liga. Tapi semuanya akan saling bersinggungan dengan statuta dan juga regulasi. Kami juga tidak ingin sembunyi-sembunyi dalam memproses ini, karena kami tidak ingin adanya masalah baru,” ungkap Joko.
Keinginan besar klub-klub IPL tersebut untuk berlaga di kompetisi ISL, memang jalannya tidak akan mulus-mulus saja terlaksana. Beberapa mekanisme dan persyaratan, tentu akan menghambat keinginan tersebut.
''PT Liga hanya mencoba untuk memberikan analisa dan pemahaman soal prosedur yang ada. Semuanya memang akan diputuskan oleh organisasi. Dan mungkin jika bisa dikatakan secara ekstrem harus diiputuskan lewat kongres,” tutur Joko. ''Ketetapan-ketetapan itu memang harus dijalani untuk bisa berlaga ISL. Tapi untuk Divisi Utama, saya rasa berbeda. Mungkin tidak akan serumit ISL,” tambahnya.
Sementara itu, Persijap yang tengah berusaha keras untuk kembali berlaga di kompetisi ISL, menegaskan tidak mau jika hanya berlaga di Divisi Utama. Dan sampai saat ini, Laskar Kalinyamat, julukan Persijap, masih menunggu rencana PT Liga untuk menggelar kongres yang menurutnya akan digelar pada 23 September mendatang.
''Kalau bermain di Divisi Utama, sepertinya tidak mungkin. Kami tentu ingin bermain di kasta tertinggi. Waktu kami berkomunikasi dengan PT Liga, secara lisan Persija diterima. Tapi memang ada mekanisme yang harus dilewati. Yaitu rencana kongres pada 23 September,” terang General Manajer (GM) Persijap, Chaerul Mushonnif.
Jika pada akhirnya usaha ke ISL memang tidak bisa terlaksana, Chaerul pun akan mencari jalan lain. Dan dirinya tidak menutup kemungkinan, jika pada akhirnya Persijap akan tetap bermain di IPL.
''Kalau memang tidak bisa, kami kemungkinan akan mencari jalan lain. Jalan lain itu apa, kami tidak bisa sampaikan saat ini. Karena harus dibicarakan terlebih dulu dengan pihak manajemen. Tapi saya sama sekali tidak berfikir akan ditolak, kami hanya fokus menunggu sampai 23 September mendatang,” terang Chaerul.
CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, menerangkan, ada sekitar empat klub IPL di antaranya Persijap Jepara, Semen Padang, Persiba Bantul, dan Persiraja Banda Aceh yang berkeinginan bisa bergabung dengan ISL. Namun, Joko menegaskan jika hal itu akan memberikan beberapa dampak.
Adapun beberapa dampak yang dimaksud pria yang juga menjabat sebagai anggota tim Joint Committee (JC) perwakilan Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI), adalah masalah di statuta PSSI dan juga regulasi. Dalam statuta, total klub ISL harus 18 klub.
Sementara dalam regulasi, keempat klub tersebut menurut Joko tidak tercatat di kompetisi musim lalu. Jika regulasi dikedepankan, klub-klub ini harus memulai kompetisi musim mendatang dari Divisi Utama.
''Mau bermain di ISL atau Divisi Utama itu adalah kebijakan PT Liga. Tapi semuanya akan saling bersinggungan dengan statuta dan juga regulasi. Kami juga tidak ingin sembunyi-sembunyi dalam memproses ini, karena kami tidak ingin adanya masalah baru,” ungkap Joko.
Keinginan besar klub-klub IPL tersebut untuk berlaga di kompetisi ISL, memang jalannya tidak akan mulus-mulus saja terlaksana. Beberapa mekanisme dan persyaratan, tentu akan menghambat keinginan tersebut.
''PT Liga hanya mencoba untuk memberikan analisa dan pemahaman soal prosedur yang ada. Semuanya memang akan diputuskan oleh organisasi. Dan mungkin jika bisa dikatakan secara ekstrem harus diiputuskan lewat kongres,” tutur Joko. ''Ketetapan-ketetapan itu memang harus dijalani untuk bisa berlaga ISL. Tapi untuk Divisi Utama, saya rasa berbeda. Mungkin tidak akan serumit ISL,” tambahnya.
Sementara itu, Persijap yang tengah berusaha keras untuk kembali berlaga di kompetisi ISL, menegaskan tidak mau jika hanya berlaga di Divisi Utama. Dan sampai saat ini, Laskar Kalinyamat, julukan Persijap, masih menunggu rencana PT Liga untuk menggelar kongres yang menurutnya akan digelar pada 23 September mendatang.
''Kalau bermain di Divisi Utama, sepertinya tidak mungkin. Kami tentu ingin bermain di kasta tertinggi. Waktu kami berkomunikasi dengan PT Liga, secara lisan Persija diterima. Tapi memang ada mekanisme yang harus dilewati. Yaitu rencana kongres pada 23 September,” terang General Manajer (GM) Persijap, Chaerul Mushonnif.
Jika pada akhirnya usaha ke ISL memang tidak bisa terlaksana, Chaerul pun akan mencari jalan lain. Dan dirinya tidak menutup kemungkinan, jika pada akhirnya Persijap akan tetap bermain di IPL.
''Kalau memang tidak bisa, kami kemungkinan akan mencari jalan lain. Jalan lain itu apa, kami tidak bisa sampaikan saat ini. Karena harus dibicarakan terlebih dulu dengan pihak manajemen. Tapi saya sama sekali tidak berfikir akan ditolak, kami hanya fokus menunggu sampai 23 September mendatang,” terang Chaerul.
(aww)