Tinggalkan merah dan Laskar Ken Arok
A
A
A
Sindonews.com - Persema Malang kembali ingin membuat perubahan musim depan. Bukan perubahan tim, namun perubahan dalam berbagai aspek yang berhubungan dengan sejarah masa lalu. Salah satunya adalah warna jersey yang rencananya kembali ke warna dominan biru.
Selain warna jersey, julukan klub yang bermarkas di Stadion Gajayana ini juga bakal mengalami perubahan. Rencananya manajemen bakal kembali memakai julukan Bledeg Biru yang sempat dipakai hampir satu dekade silam.
Persema mengalami perubahan tepatnya setelah Walikota Malang dijabat Peni Suparto pada 2003 silam. Persema dalam sejarahnya adalah klub dengan kostum warna dominan biru tua untuk laga kandang. Warna itu sama dengan warna klub sekotanya Arema FC.
Tanpa alasan yang pasti, sejak Peni Suparto memimpin kota Malang hampir satu dasawarsa terakhir, kostum kebesaran Persema berubah menjadi merah dan kostum away putih. Itu tetap berlaku hingga sekarang dan sama sekali tidak ada warna biru dalam jersey mereka.
Selain perubahan warna kostum, Peni juga memperkenalkan julukan baru yakni Laskar Ken Arok. Pemakaian julukan tersebut sebenarnya agak individual, karena Peni adalah pengagum sosok Ken Arok, pendiri kerajaan Tumapel yang kemudian dikenal sebagai Singosari.
Waktu itu Peni ingin Persema mempunyai semangat kerja keras Ken Arok yang akhirnya menjadi penguasa Tumapel. Pemakaian julukan ini sempat membuat kontroversi, sebab Ken Arok sendiri memiliki sisi negatif, yakni dikenal sebagai pembunuh Mpu Gandring sekeligus merebut Ken Dedes dari Tunggul Ametung.
Sebelumnya Persema berjuluk Bledeg Biru tepatnya hingga sebelum Peni naik tahta sebagai orang nomor satu di Kota Malang. Sebagai Ketua Umum Persema, Peni kemudian membuat beberapa perubahan di Persema yang sebenarnya tak begitu membawa pengaruh signifikan terhadap prestasi klub.
“Kami memang mempunyai keinginan mengembalikan warna jersey Persema menjadi biru, karena dulunya Persema memang identik dengan biru. Kami berencana mengubah itu musim depan, sedangkan warna merah akan menjadi warna kostum away,” terang CEO Persema Didied Poernawan.
Apakah langkah ini diambil karena Peni sudah tidak mempunyai posisi di Persema? Didied menampiknya. Pihaknya melakukan perubahan untuk mengembalikan Persema ke ciri khasnya dulu. “Tidak ada hubungannya. Kami hanya ingin mengembalikan ciri khas Persema saja,” ucapnya.
Peni Suparto memang tidak lagi mempunyai kedudukan apa-apa di manajemen Persema. Dulunya, kala klub yang berdiri pada 1953 ini masih di bawah pengelolaan Pemkot Malang, Peni Suparto secara otomatis duduk sebagai Ketua Umum.
Saat mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) kemudian berubah ke Indonesian Premier League (IPL), saham Persema diambilalih Konsorsium PT Mitra Bola Indonesia. Praktis Peni yang bakal berakhir masa jabatannya pada 2013 ini sudah tidak bisa masuk ke manajamen Persema.(kukuh setyawan)
Selain warna jersey, julukan klub yang bermarkas di Stadion Gajayana ini juga bakal mengalami perubahan. Rencananya manajemen bakal kembali memakai julukan Bledeg Biru yang sempat dipakai hampir satu dekade silam.
Persema mengalami perubahan tepatnya setelah Walikota Malang dijabat Peni Suparto pada 2003 silam. Persema dalam sejarahnya adalah klub dengan kostum warna dominan biru tua untuk laga kandang. Warna itu sama dengan warna klub sekotanya Arema FC.
Tanpa alasan yang pasti, sejak Peni Suparto memimpin kota Malang hampir satu dasawarsa terakhir, kostum kebesaran Persema berubah menjadi merah dan kostum away putih. Itu tetap berlaku hingga sekarang dan sama sekali tidak ada warna biru dalam jersey mereka.
Selain perubahan warna kostum, Peni juga memperkenalkan julukan baru yakni Laskar Ken Arok. Pemakaian julukan tersebut sebenarnya agak individual, karena Peni adalah pengagum sosok Ken Arok, pendiri kerajaan Tumapel yang kemudian dikenal sebagai Singosari.
Waktu itu Peni ingin Persema mempunyai semangat kerja keras Ken Arok yang akhirnya menjadi penguasa Tumapel. Pemakaian julukan ini sempat membuat kontroversi, sebab Ken Arok sendiri memiliki sisi negatif, yakni dikenal sebagai pembunuh Mpu Gandring sekeligus merebut Ken Dedes dari Tunggul Ametung.
Sebelumnya Persema berjuluk Bledeg Biru tepatnya hingga sebelum Peni naik tahta sebagai orang nomor satu di Kota Malang. Sebagai Ketua Umum Persema, Peni kemudian membuat beberapa perubahan di Persema yang sebenarnya tak begitu membawa pengaruh signifikan terhadap prestasi klub.
“Kami memang mempunyai keinginan mengembalikan warna jersey Persema menjadi biru, karena dulunya Persema memang identik dengan biru. Kami berencana mengubah itu musim depan, sedangkan warna merah akan menjadi warna kostum away,” terang CEO Persema Didied Poernawan.
Apakah langkah ini diambil karena Peni sudah tidak mempunyai posisi di Persema? Didied menampiknya. Pihaknya melakukan perubahan untuk mengembalikan Persema ke ciri khasnya dulu. “Tidak ada hubungannya. Kami hanya ingin mengembalikan ciri khas Persema saja,” ucapnya.
Peni Suparto memang tidak lagi mempunyai kedudukan apa-apa di manajemen Persema. Dulunya, kala klub yang berdiri pada 1953 ini masih di bawah pengelolaan Pemkot Malang, Peni Suparto secara otomatis duduk sebagai Ketua Umum.
Saat mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) kemudian berubah ke Indonesian Premier League (IPL), saham Persema diambilalih Konsorsium PT Mitra Bola Indonesia. Praktis Peni yang bakal berakhir masa jabatannya pada 2013 ini sudah tidak bisa masuk ke manajamen Persema.(kukuh setyawan)
(wbs)