Persema, terhimpit dua raksasa
A
A
A
Sindonews.com—Rencana merger Arema ISL dan Pelita Jaya diprediksi makal memunculkan kekuatan baru di kompetisi level atas nasional. Selain menjanjikan sisi prestasi, kondisi finansial juga diperkirakan bakal sehat setelah beberapa musim selalu berstatus defisit.
Musim lalu, dari tiga klub yang ada di Malang, hanya Arema FC versi Indonesian Premier League (IPL) yang mapan terkait pendanaan. Sedangkan Arema ISL dan Persema Malang terseok-seok membayar gaji pemain. Jika Arema ISL sudah memunyai solusi finansial, bagaimana Persema?
Klub yang didanai Konsorsium PT Mitra Bola Indonesia (MBI) ini bakal semakin terhimpit persaingan di Kota Apel. Tidak memiliki investor, sepi sponsor, sekaligus tak memiliki supporter, bakal menjadikan Persema terhimpit dua raksasa yakni Arema ISL: dan Arema IPL.
Arema IPL yang masih dipegang Ancora, musim depan kemungkinan bakal tetap memiliki dana cukup untuk menggulirkan roda klub. Arema ISL juga demikian jika merger dengan Pelita Jaya benar-benar terwujud. Hanya Persema yang berstatus tim miskin musim depan.
Untuk musim lalu saja terpaksa Laskar Ken Arok harus menerima terminasi kontrak agar gaji pemain terbayar. Kendali klub yang sepenuhnya dipegang konsorsium membuat Persema harus menerima dana apa adanya. Hingga kini belum ada kabar bagus dari klub yang bermarkas di Stadion Gajayana itu terkait situasi finansial.
“Kami belum tahu berapa dana yang tersedia untuk Persema musim depan. Semuanya tergantung konsorsium. Kami berharap dana bisa lebih besar karena persaingan semakin ketat, terutama di Malang. Manajemen berharap konsorsium memahami kondisi ini,” ucap CEO Persema Malang Didied Poernawan.
Selama semusim terakhir, Persema berupaya mengerahkan seluruh tenaga untuk mendongkrak pamor tim. Termasuk mempertahankan pemain sekelas Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan. Sayang upaya yang dilakukan manajemen untuk menambah nilai jual Persema belum menemui hasil positif.
Sempat Persema dikabarkan mendapatkan investor dari Australia untuk musim mendatang. Ternyata itu hanya kabar belaka, karena sponsor yang dimaksud bukanlah perusahaan besar macam Bakrie atau Ancora, tapi tak lain perusahaan apparel yang menyediakan keperluan pemain di lapangan.
“Jujur untuk mendapatkan sponsor juga sangat sulit, karena sejak dulunya Persema memang minim sponsor. Kami telah berupaya keras dalam semusim terakhir, namun hasilnya tak memuaskan. Sisi bisnis memang menjadi kelemahan Persema selama ini,” ungkap Didied.
Hingga kini Laskar Ken Arok, yang rencananya berubah julukan menjadi Bledeg Biru, belum berpikir perpanjangan kontrak pemain. Para pemain sendiri masih adem ayem dan belum menentukan karir ke depannya, kecuali Reza Mustofa yang lebih memilih gabung Arema ISL.
Didied memperkirakan persiapan tim mungkin baru dilakukan pada November mendatang atau dua bulan sebelum kompetisi bergulir. Kompetisi IPL rencananya dimulai bersamaan dengan ISL, yakni Januari 2013 nanti.
Musim lalu, dari tiga klub yang ada di Malang, hanya Arema FC versi Indonesian Premier League (IPL) yang mapan terkait pendanaan. Sedangkan Arema ISL dan Persema Malang terseok-seok membayar gaji pemain. Jika Arema ISL sudah memunyai solusi finansial, bagaimana Persema?
Klub yang didanai Konsorsium PT Mitra Bola Indonesia (MBI) ini bakal semakin terhimpit persaingan di Kota Apel. Tidak memiliki investor, sepi sponsor, sekaligus tak memiliki supporter, bakal menjadikan Persema terhimpit dua raksasa yakni Arema ISL: dan Arema IPL.
Arema IPL yang masih dipegang Ancora, musim depan kemungkinan bakal tetap memiliki dana cukup untuk menggulirkan roda klub. Arema ISL juga demikian jika merger dengan Pelita Jaya benar-benar terwujud. Hanya Persema yang berstatus tim miskin musim depan.
Untuk musim lalu saja terpaksa Laskar Ken Arok harus menerima terminasi kontrak agar gaji pemain terbayar. Kendali klub yang sepenuhnya dipegang konsorsium membuat Persema harus menerima dana apa adanya. Hingga kini belum ada kabar bagus dari klub yang bermarkas di Stadion Gajayana itu terkait situasi finansial.
“Kami belum tahu berapa dana yang tersedia untuk Persema musim depan. Semuanya tergantung konsorsium. Kami berharap dana bisa lebih besar karena persaingan semakin ketat, terutama di Malang. Manajemen berharap konsorsium memahami kondisi ini,” ucap CEO Persema Malang Didied Poernawan.
Selama semusim terakhir, Persema berupaya mengerahkan seluruh tenaga untuk mendongkrak pamor tim. Termasuk mempertahankan pemain sekelas Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan. Sayang upaya yang dilakukan manajemen untuk menambah nilai jual Persema belum menemui hasil positif.
Sempat Persema dikabarkan mendapatkan investor dari Australia untuk musim mendatang. Ternyata itu hanya kabar belaka, karena sponsor yang dimaksud bukanlah perusahaan besar macam Bakrie atau Ancora, tapi tak lain perusahaan apparel yang menyediakan keperluan pemain di lapangan.
“Jujur untuk mendapatkan sponsor juga sangat sulit, karena sejak dulunya Persema memang minim sponsor. Kami telah berupaya keras dalam semusim terakhir, namun hasilnya tak memuaskan. Sisi bisnis memang menjadi kelemahan Persema selama ini,” ungkap Didied.
Hingga kini Laskar Ken Arok, yang rencananya berubah julukan menjadi Bledeg Biru, belum berpikir perpanjangan kontrak pemain. Para pemain sendiri masih adem ayem dan belum menentukan karir ke depannya, kecuali Reza Mustofa yang lebih memilih gabung Arema ISL.
Didied memperkirakan persiapan tim mungkin baru dilakukan pada November mendatang atau dua bulan sebelum kompetisi bergulir. Kompetisi IPL rencananya dimulai bersamaan dengan ISL, yakni Januari 2013 nanti.
(wbs)