Bulu tangkis gagal, Sumut kapok asal caplok atlet

Bulu tangkis gagal, Sumut kapok asal caplok atlet
A
A
A
Sindonews.com - Pencapaian kontingen bulu tangkis Sumatera Utara di perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 riau, September lalu, yang tanpa raihan apa pun menjadi pekerjaan rumah bagi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Sumut untuk melakukan pembenahan.
PBSI berjanji, lebih mengoptimalkan pembinaan dan memberi kepercayaan serta kesempatan kepada putra-putri daerah pada ajang-ajang kejuaraan bulu tangkis. Tak hanya itu, PBSI Sumut pun fokus mencari bibit-bibit unggul bulu tangkis. Di PON 2012 Riau, pengurus terkesan asal mengambil atlet dari luar daerah dan mengabaikan atlet lokal.
Wakil Ketua Pengprov PBSI Sumut Mocktar Aritonang mengatakan, pencapaian di PON 2012 ini, pihaknya terus melakukan evaluasi. Ia mengakui, jika skuad bulutangkis Sumut tidak semuanya putra-putri asli. Ke depan, pihaknya berjanji tidak akan asal caplok atlet lagi dan lebih mengandalkan atlet binaan sendiri.
''Kegagalan di PON 2012 kemarin menjadi pelajaran bagi kita. Ke depan, kita tidak akan mencaplok atlet dari daerah lain. Pokoknya kita benar-benar akan melakukan evaluasi,” ungkap Aritonang.
Di PON XVIII/2012 Riau, tim bulutangkis tunggal putra Sumut menurunkan Muhammad Bayu Pengestu, Muhammmad Herdiyanto dan Subhan Hasan. Sedangkan di nomor ganda, Erwin Wihardi-Rizky Delinugraha, Muhammad Nur Rofii-Subhan Hasan. Sedangkan, tim ganda putri Sumut menurunkan, Anneke Feinya Agustine-Rizky Amalia, Afni Fadilah-Rini Andriani. Di nomor perorangan putri, dipercayakan kepada Milicent, Arindah Sari dan Yulia Yosephine Susanto.
Padahal, Sumut memiliki banyak potensi atlit muda bulutangkis. Seperti, ajang di Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Porprovsu) 2010 lalu Kabupaten Asahan yang menasbihkan diri sebagai juara umum. Mereka menurunkan tunggal putra (Subhan Hasan), ganda putra (Erwin Wihardi/Muhammad Nur Rofii), tunggal putri (Rina Andriani) dan ganda campuran (M Nur Rofii/Lidya Praditta). Begitu juga Labuhanbatu Selatan (Labusel) dengan kekuatan Tunggul Mursito Adi, (PB Aufa), M. Fajar Wibawa (PB Kelapa Gading) dan Fajar Ari (PB Jaya Raya). Namun, hanya sebagian yang dipilih menjadi wakil di PON.
Pencapaian di PON kali ini pun tidak memenuhi target yang dibebankan KONI Sumut. Kontingen bulutangkis Sumut, pulang dengan tangan hampa, karena semua atlet Sumut kalah di babak penyisihan. Hasil ini mengalami kemunduran dari PON 2008 lalu. Kala itu, Sumut berhasil meraih medali perunggu.
Ia pun mengakui, jika kegagalan Sumut di PON 2012 lalu memang disebabkan banyak faktor lainnya. Seperti pengalaman atlet, gizi dan lainnya. Sumut dikatakan memang masih kalah bersaing dengan daerah lain terutama Pulau Jawa.
''Ke depan, kita akan menjadikan atlet yang benar-benar memiliki mental juara, siap bertanding dan memiliki gizi yang baik. Sehingga mampu bersaing dengan atlet Jawa. Kita juga akan memperbanyak even, sehingga atlet kita benar-benar terasah kemampuannya selama berlatih,” pungkasnya.
PBSI berjanji, lebih mengoptimalkan pembinaan dan memberi kepercayaan serta kesempatan kepada putra-putri daerah pada ajang-ajang kejuaraan bulu tangkis. Tak hanya itu, PBSI Sumut pun fokus mencari bibit-bibit unggul bulu tangkis. Di PON 2012 Riau, pengurus terkesan asal mengambil atlet dari luar daerah dan mengabaikan atlet lokal.
Wakil Ketua Pengprov PBSI Sumut Mocktar Aritonang mengatakan, pencapaian di PON 2012 ini, pihaknya terus melakukan evaluasi. Ia mengakui, jika skuad bulutangkis Sumut tidak semuanya putra-putri asli. Ke depan, pihaknya berjanji tidak akan asal caplok atlet lagi dan lebih mengandalkan atlet binaan sendiri.
''Kegagalan di PON 2012 kemarin menjadi pelajaran bagi kita. Ke depan, kita tidak akan mencaplok atlet dari daerah lain. Pokoknya kita benar-benar akan melakukan evaluasi,” ungkap Aritonang.
Di PON XVIII/2012 Riau, tim bulutangkis tunggal putra Sumut menurunkan Muhammad Bayu Pengestu, Muhammmad Herdiyanto dan Subhan Hasan. Sedangkan di nomor ganda, Erwin Wihardi-Rizky Delinugraha, Muhammad Nur Rofii-Subhan Hasan. Sedangkan, tim ganda putri Sumut menurunkan, Anneke Feinya Agustine-Rizky Amalia, Afni Fadilah-Rini Andriani. Di nomor perorangan putri, dipercayakan kepada Milicent, Arindah Sari dan Yulia Yosephine Susanto.
Padahal, Sumut memiliki banyak potensi atlit muda bulutangkis. Seperti, ajang di Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Porprovsu) 2010 lalu Kabupaten Asahan yang menasbihkan diri sebagai juara umum. Mereka menurunkan tunggal putra (Subhan Hasan), ganda putra (Erwin Wihardi/Muhammad Nur Rofii), tunggal putri (Rina Andriani) dan ganda campuran (M Nur Rofii/Lidya Praditta). Begitu juga Labuhanbatu Selatan (Labusel) dengan kekuatan Tunggul Mursito Adi, (PB Aufa), M. Fajar Wibawa (PB Kelapa Gading) dan Fajar Ari (PB Jaya Raya). Namun, hanya sebagian yang dipilih menjadi wakil di PON.
Pencapaian di PON kali ini pun tidak memenuhi target yang dibebankan KONI Sumut. Kontingen bulutangkis Sumut, pulang dengan tangan hampa, karena semua atlet Sumut kalah di babak penyisihan. Hasil ini mengalami kemunduran dari PON 2008 lalu. Kala itu, Sumut berhasil meraih medali perunggu.
Ia pun mengakui, jika kegagalan Sumut di PON 2012 lalu memang disebabkan banyak faktor lainnya. Seperti pengalaman atlet, gizi dan lainnya. Sumut dikatakan memang masih kalah bersaing dengan daerah lain terutama Pulau Jawa.
''Ke depan, kita akan menjadikan atlet yang benar-benar memiliki mental juara, siap bertanding dan memiliki gizi yang baik. Sehingga mampu bersaing dengan atlet Jawa. Kita juga akan memperbanyak even, sehingga atlet kita benar-benar terasah kemampuannya selama berlatih,” pungkasnya.
(aww)