Sumut kecewa kinerja panitia Peparnas

Sumut kecewa kinerja panitia Peparnas
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Presiden Boediono yang membuka secara resmi Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XIV/2012 Riau, menyisakan kekecewaan bagi kontingen Sumut. Mereka menilai panitia tidak siap dalam menyiapkan opening ceremony di Stadion Kaharudin Nasution Rumbai, Minggu malam (7/10).
Seperti, undangan yang tidak diperbolehkan masuk oleh petugas dengan alasan kursi di tribun VIP sudah penuh. "Ini yang kedua kalinya menunjukkan bahwa panitia di sini tidak siap. Padahal setelah PON kita diundang melakukan evaluasi. Namun sayangnya kesalahan serupa seperti pembukaan PON terulang kembali," tegas Ketua Kontingen Sumut Agung Sunarno menanggapi kesiapan panitia menggelar pembukaan Peparnas.
Ia juga menilai, upacara pembukaan malam hari kurang tepat bagi atlet difabel. Apalagi esok hari mereka harus bertanding. "Kasihan para atlet terlalu lama menunggu di luar stadion. Hal seperti ini sebelumnya telah terjadi saat PON dan terulang kembali di Peparnas," ujarnya.
Menurut Agung, saat evaluasi pelaksanaan PON, keberadaan atlet peserta defile yang menanti di luar stadion merupakan salah satu pembahasan. Sebab kondisi ini membuat atlet tidak menikmati acara pembukaan yang disuguhkan panitia. Hal ini terulang kembali di Peparnas.
Undangan pembukaan tertulis pukul 18.00 WIB. Atlet peserta defile sejak 16.50 WIB sudah menunggu di luar stadion. Sementara acara baru dimulai pukul 19.00 WIB, dan atlet melakukan defile sekira pukul 20.00 WIB.
"Kasihan mereka terlalu lama menanti di luar. Lain hal jika sejak awal diperkenankan masuk stadion menikmati rangkaian acara hiburan yang memang lebih dulu disajikan panitia sebelum pembukaan dimulai. Hal ini sebenarnya sudah dibicarakan di rapat evaluasi PON, tapi justru terulang kembali," kesalnya.
Selain hal di atas, pihak panitia juga terkesan tidak siap menjamu penonton bahkan official kontingen yang ingin menyaksikan acara pembukaan. Ini dibuktikan dengan banyaknya peserta kontingen pemegang undangan tidak diperkenan masuk dengan alasan kursi sudah penuh.
Di antara pemegang undangan yang tidak diperkenankan masuk, yakni ofisial Kontingen Sumut Denny Pane bersama delapan anggota offisial lainnya. Denny yang memegang undangan VIP B1 Kanan, tidak diperkenankan masuk oleh pihak panitia. "Sudah penuh pak, tidak bisa masuk lagi," kata petugas pintu berseragam batik.
Meski disebutkan bahwa mereka ofisial kontingen dan memegang undangan resmi, pihak panpel juga tidak bergeming. "Kami hanya menjalankan tugas pak, nanti kalau bapak masuk juga tidak dapat tempat duduk," tambah pihak panpel di pintu masuk.
Namun pihak panpel tidak bisa menjawab mengapa tribune penonton bisa penuh, padahal banyak pemegang undangan tidak bisa masuk. "Kami tidak tahu pak berapa undangan yang dicetak," ujar pihak panitia lagi.
Ia juga tidak bisa menjawab mengapa hak pemegang undangan untuk masuk hilang begitu saja. "Kita tidak menyalahkan petugas pintu masuk. Yang kami sayangkan justru pihak panitia, mengapa mencetak undangan tanpa terlebih dahulu menghitung kapasitas Stadion Kaharuddin ini," tukas Denny dengan nada jengkel.
Terlepas soal itu, Papernas kali ini diikuti 1.427 paralampian (atlet cacat) akan berlaga di 11 cabang olahraga (Cabor) dari 31 provinsi. Dua Kontingen masing-masing dari Papua Barat dan Lampung tidak ikut serta.
Sebelumnya, Wakil Presiden dalam kata sambutannya menuturkan, dirinya tidak hanya melaksanakan upacara pembukaan Peparnas ini semata. Tetapi juga sebenarnya merayakan nilai-nilai kemanusiaan yang mulia.
"Yang pertama adalah nilai persahabatan dan persaudaraan. Peparnas lebih dari sekadar ajang berkompetisi dan mengukir prestasi. Ia adalah ajang untuk saling mengenal. Saling mengerti dan saling memperkokoh tali persaudaraan dan persahabatan pesertanya yang datang dari penjuru di Tanah Air," tuturnya.
Boediono menambahkan, nilai kemanusiaan kedua yang kita rayakan adalah semangat hidup yaitu teguhnya tekad dan semangat untuk memperoleh yang terbaik dari kehidupan, apapun hambatan yang akan dihadapi. "Para atlet yang mengikuti Peparnas ini adalah para atlet yang telah melewati tantangan dan ujian hidup. Terimalah rasa salut dan penghormatan saya yang tinggi," pungkasnya.
Seperti, undangan yang tidak diperbolehkan masuk oleh petugas dengan alasan kursi di tribun VIP sudah penuh. "Ini yang kedua kalinya menunjukkan bahwa panitia di sini tidak siap. Padahal setelah PON kita diundang melakukan evaluasi. Namun sayangnya kesalahan serupa seperti pembukaan PON terulang kembali," tegas Ketua Kontingen Sumut Agung Sunarno menanggapi kesiapan panitia menggelar pembukaan Peparnas.
Ia juga menilai, upacara pembukaan malam hari kurang tepat bagi atlet difabel. Apalagi esok hari mereka harus bertanding. "Kasihan para atlet terlalu lama menunggu di luar stadion. Hal seperti ini sebelumnya telah terjadi saat PON dan terulang kembali di Peparnas," ujarnya.
Menurut Agung, saat evaluasi pelaksanaan PON, keberadaan atlet peserta defile yang menanti di luar stadion merupakan salah satu pembahasan. Sebab kondisi ini membuat atlet tidak menikmati acara pembukaan yang disuguhkan panitia. Hal ini terulang kembali di Peparnas.
Undangan pembukaan tertulis pukul 18.00 WIB. Atlet peserta defile sejak 16.50 WIB sudah menunggu di luar stadion. Sementara acara baru dimulai pukul 19.00 WIB, dan atlet melakukan defile sekira pukul 20.00 WIB.
"Kasihan mereka terlalu lama menanti di luar. Lain hal jika sejak awal diperkenankan masuk stadion menikmati rangkaian acara hiburan yang memang lebih dulu disajikan panitia sebelum pembukaan dimulai. Hal ini sebenarnya sudah dibicarakan di rapat evaluasi PON, tapi justru terulang kembali," kesalnya.
Selain hal di atas, pihak panitia juga terkesan tidak siap menjamu penonton bahkan official kontingen yang ingin menyaksikan acara pembukaan. Ini dibuktikan dengan banyaknya peserta kontingen pemegang undangan tidak diperkenan masuk dengan alasan kursi sudah penuh.
Di antara pemegang undangan yang tidak diperkenankan masuk, yakni ofisial Kontingen Sumut Denny Pane bersama delapan anggota offisial lainnya. Denny yang memegang undangan VIP B1 Kanan, tidak diperkenankan masuk oleh pihak panitia. "Sudah penuh pak, tidak bisa masuk lagi," kata petugas pintu berseragam batik.
Meski disebutkan bahwa mereka ofisial kontingen dan memegang undangan resmi, pihak panpel juga tidak bergeming. "Kami hanya menjalankan tugas pak, nanti kalau bapak masuk juga tidak dapat tempat duduk," tambah pihak panpel di pintu masuk.
Namun pihak panpel tidak bisa menjawab mengapa tribune penonton bisa penuh, padahal banyak pemegang undangan tidak bisa masuk. "Kami tidak tahu pak berapa undangan yang dicetak," ujar pihak panitia lagi.
Ia juga tidak bisa menjawab mengapa hak pemegang undangan untuk masuk hilang begitu saja. "Kita tidak menyalahkan petugas pintu masuk. Yang kami sayangkan justru pihak panitia, mengapa mencetak undangan tanpa terlebih dahulu menghitung kapasitas Stadion Kaharuddin ini," tukas Denny dengan nada jengkel.
Terlepas soal itu, Papernas kali ini diikuti 1.427 paralampian (atlet cacat) akan berlaga di 11 cabang olahraga (Cabor) dari 31 provinsi. Dua Kontingen masing-masing dari Papua Barat dan Lampung tidak ikut serta.
Sebelumnya, Wakil Presiden dalam kata sambutannya menuturkan, dirinya tidak hanya melaksanakan upacara pembukaan Peparnas ini semata. Tetapi juga sebenarnya merayakan nilai-nilai kemanusiaan yang mulia.
"Yang pertama adalah nilai persahabatan dan persaudaraan. Peparnas lebih dari sekadar ajang berkompetisi dan mengukir prestasi. Ia adalah ajang untuk saling mengenal. Saling mengerti dan saling memperkokoh tali persaudaraan dan persahabatan pesertanya yang datang dari penjuru di Tanah Air," tuturnya.
Boediono menambahkan, nilai kemanusiaan kedua yang kita rayakan adalah semangat hidup yaitu teguhnya tekad dan semangat untuk memperoleh yang terbaik dari kehidupan, apapun hambatan yang akan dihadapi. "Para atlet yang mengikuti Peparnas ini adalah para atlet yang telah melewati tantangan dan ujian hidup. Terimalah rasa salut dan penghormatan saya yang tinggi," pungkasnya.
(aww)