Divisi Utama 'mati suri'

Rabu, 10 Oktober 2012 - 17:31 WIB
Divisi Utama mati suri
Divisi Utama 'mati suri'
A A A
Sindonews.com - Divisi Utama terancam hilang pada musim depan setelah tidak ada satu pun yang memperhatikan kompetisi kelas dua ini, ketika Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) - Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) masih ribut soal kompetisi dan tim nasional (timnas)

Situasi ini berimbas langsung kepada klub-klub kontestan Divisi Utama yang bahkan tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak paham kapan kompetisi dimulai, kapan harus persiapan pra musim atau mencari pemain. Bisa dikata klub-klub kasta kedua ini tengah 'mati suri'.

Divisi Utama di bawah afiliasi PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) jauh lebih mengenaskan. Hampir semua klub peserta terancam bangkrut karena tidak mempunyai dana mencukupi. Sedangkan asupan dari Konsorsium PT Mitra Bola Indonesia (MBI) diprediksi bakal kembali seret musim depan.

Situasi ke depan diperkirakan tak berbeda dengan musim lalu. Konsorsium lebih memperhatikan klub Indonesian Premier League (IPL) dibanding kasta di bawahnya, terutama soal dana. Bisa dibayangkan jika klub IPL saja pailit, maka kondisi lebih parah dirasakan di bawahnya.

“Kami tidak melakukan apa-apa sekarang. Total menganggur. Justru kami berusaha untuk sementara tidak berpikir soal sepakbola, karena situasinya kacau. Dipikir dengan cara bagaimana pun kondisinya sudah begitu. Jujur kami tidak tahu bagaimana nasib kami ke depannya,” ucap Asisten Pelatih Persik Kediri, Andi Syukurian, Rabu (10/10/2012).

Mantan kiper legendaris Arema Malang yang sekarang berstatus pagawai negeri sipil (PNS) di Pemkot Kediri tersebut tidak yakin kualitas Divisi Utama bakal meningkat musim depan. Baik kualitas kompetisi maupun pamor klub, akan terus menurun jika tidak mendapatkan perhatian.

“Saya juga sering berkomunikasi dengan rekan-rekan pelatih, intinya semua mengeluh dengan kondisi demikian. Benar-benar tidak ada tantangan sekaligus rangsangan bagi klub untuk semakin maju. Justru semua terlihat semakin lemas dan pesimistis,” tuturnya.

Fenomena itu berimbas pada ketidakpedulian klub kepada pemain. Soal perpanjangan kontrak atau mencari pemain baru sudah tidak lagi dipikirkan manajemen maupun pelatih. Sebab menurut mereka percuma memikirkan sesuatu yang belum ada kepastiannya.

Pelatih lain yang tidak tahu harus berbuat apa, adalah I Putu Gede. Pelatih Persipro Bondowoso United ini mengalami cobaan hebat justru di awal karir kepelatihannya. Persipro yang dikawalnya musim lalu, juga mengalami kebangkrutan seperti klub Divisi Utama lainnya.

Putu Gede bahkan belum memutuskan apakah musim depan tetap melatih Persipro yang musim lalu gagal membayar gaji pemain. “Dipikir nanti saja lah. Semua juga belum ada kejelasan. Lucu juga kalau kami mikir, ternyata lainnya belum berpikir sama sekali,” ucapnya sembari tertawa.

Mengawal Persipro di Divisi Utama musim lalu sebenarnya diharapkan menjadi tantangan bagi pelatih muda ini. Sayang, Putu yang sebelumnya berstatus pemain di Persipro, justru menghadapi kendala luar biasa dengan situasi krisis keuangan yang melanda semua klub.

“Saya sih kepinginnya tetap di Probolinggo. Tapi semua tergantung nanti kondisinya gimana karena Divisi Utama saja belum ada kabarnya. Kalau prediksi saya mungkin digelar setelah IPL dan ISL bergulir. Jadi masih sangat jauh,” kata mantan pemain timnas ini.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0354 seconds (0.1#10.140)