Keberuntungan ganda di awal karir
A
A
A
Sindonews.com —Publik bola tanah air tidak akan lagi melihat sosok Hendro Kartiko di bawah gawang. Pemain yang terakhir memperkuat Mitra Kutai Kertanegara musim lalu ini resmi gantung sarung tangan dan kini tengah menapaki profesi baru sebagai pelatih kiper.
Hendro yang telah berusia 39 tahun menerima tawaran Rahmad Darmawan yang melatih tim gabungan Arema Fc versi Indonesia Super League (ISL) dan Pelita Jaya. Sukuran pelatih baru yang belum lama menanggalkan predikat sebagai pemain, keterlibatan Hendro di Arema-Pelita cukup mengejutkan.
Sebab Arema-Pelita adalah sebuah klub besar, sedangkan kiper kelahiran Banyuwangi tersebut justru baru menjadi pelatih musim ini. Hendro mengakui pengalaman pertama sebagai pelatih di Arema-Pelita sebagai pengalaman luar biasa, karena tak semua orang mendapat kepercayaan demikian besar.
“Saya diajak Coach Rahmad Darmawan ke Arema dan saya langsung menyetujui. Bagi saja ini sebuah tahapan yang bagus, karena saya langsung mengawali karir kepelatihan di sebuah klub besar. Walaupun saya masih harus banyak belajar untuk menjadi seorang pelatih,” tutur Hendro yang memiliki caps 60 laga di timnas.
Dia juga merasa beruntung karena di awal karir kepelatihannya bisa bersanding dengan staf pelatih jempolan. Hendro menganggap pelatih seperti Rahmad Darmawan, atau asisten pelatih Satia Bagja dan Joko Susilo, telah memiliki pengalaman dan banyak ilmu yang bisa diserap.
Suami Erik Erika tersebut juga langsung mendapat kesempatan melatih kiper-kiper jempolan seperti Kurnia Meiga serta Ahmad Kurniawan. “Saya akan manfaatkan ini sebaik-baiknya. Saya sangat enjoy bergabung dengan joint training Arema-Pelita,” tutur pemain yang 17 tahun menjadi pemain profesional ini.
Di jajaran staf pelatih Arema-Pelita, Hendro menjadi sosok yang paling muda dan minim pengalaman. Dia pun mencoba percaya diri dengan pfofesi barunya sebagai pelatih kiper. Sejauh ini Hendro masih mengikuti ritme kepelatihan yang dilakukan asisten pelatih lainnya sambil belajar.
Keberuntungan lainnya adalah awal karir kepelatihan yang justru diawali di Malang. Bagi pemain yang pernah memperkuat Arema FC pada musim 2006-2007 ini, Malang menjadi kampung halaman kedua karena sang istri berasal dari kota yang terkenal dengan baksonya tersebut.
“Jelas senang lebih dekat dengan keluarga. Sejak dulu saya ingin kembali ke Malang karena keluarga ada di sini. Bahkan sejak masih menjadi pemain, jika musim kompetisi libur saya lebih sering menghabiskan waktu di Malang,” urai ayah dari Zahra Izzati Najwa Ramadhani dan Qianina NawlaMalaika ini.
Kemampuan Hendro sebagai pelatih sebelumnya tercium pelatih Rahmad 'RD' Darmawan yang kebetulan membutuhkan pelatih kiper. RD menilai Hendro mempunyai kapasitas, karakter serta syarat lain untuk menjadi pelatih. Karena itulah RD tidak segan langsung menawarinya posisi di Arema-Pelita.
“Dia katanya sudah bosan bermain, jadi saya tawari melatih di Arema. Ternyata dia setuju dan saya ajak ke Malang. Bagi saya dia sangat memnuhi syarat sebagai pelatih. Siapa yang tidak tahu Hendro Kartiko, dia banyak pengalaman baik di tim besar maupun timnas,” jelas RD terkait alawan memboyong Hendro.
Langsung menjadi pelatih di klub besar menurut RD akan memberikan pengalaman bagus bagi Hendro Kartiko. Mantan pelatih Sriwijaya FC dan Persipura Jayapura ini ingin asisten barunya itu terfokus mengorbitkan kiper-kiper muda berbakat dan menyamai kemampuannya semasa menjadi pemain.
“Dia tahu bagaimana langkah-langkah untuk menjadi kiper bagus. Itu mungkin tahap pertama yang bisa dilakukan di tim gabungan ini. Hendro yang pernah menjadi kiper nomor satu di Indonesia bisa berbagi pengalaman dengan anak didiknya. Saya yakin dia bisa menjadi pelatih bagus,” yakin RD.
Hendro yang telah berusia 39 tahun menerima tawaran Rahmad Darmawan yang melatih tim gabungan Arema Fc versi Indonesia Super League (ISL) dan Pelita Jaya. Sukuran pelatih baru yang belum lama menanggalkan predikat sebagai pemain, keterlibatan Hendro di Arema-Pelita cukup mengejutkan.
Sebab Arema-Pelita adalah sebuah klub besar, sedangkan kiper kelahiran Banyuwangi tersebut justru baru menjadi pelatih musim ini. Hendro mengakui pengalaman pertama sebagai pelatih di Arema-Pelita sebagai pengalaman luar biasa, karena tak semua orang mendapat kepercayaan demikian besar.
“Saya diajak Coach Rahmad Darmawan ke Arema dan saya langsung menyetujui. Bagi saja ini sebuah tahapan yang bagus, karena saya langsung mengawali karir kepelatihan di sebuah klub besar. Walaupun saya masih harus banyak belajar untuk menjadi seorang pelatih,” tutur Hendro yang memiliki caps 60 laga di timnas.
Dia juga merasa beruntung karena di awal karir kepelatihannya bisa bersanding dengan staf pelatih jempolan. Hendro menganggap pelatih seperti Rahmad Darmawan, atau asisten pelatih Satia Bagja dan Joko Susilo, telah memiliki pengalaman dan banyak ilmu yang bisa diserap.
Suami Erik Erika tersebut juga langsung mendapat kesempatan melatih kiper-kiper jempolan seperti Kurnia Meiga serta Ahmad Kurniawan. “Saya akan manfaatkan ini sebaik-baiknya. Saya sangat enjoy bergabung dengan joint training Arema-Pelita,” tutur pemain yang 17 tahun menjadi pemain profesional ini.
Di jajaran staf pelatih Arema-Pelita, Hendro menjadi sosok yang paling muda dan minim pengalaman. Dia pun mencoba percaya diri dengan pfofesi barunya sebagai pelatih kiper. Sejauh ini Hendro masih mengikuti ritme kepelatihan yang dilakukan asisten pelatih lainnya sambil belajar.
Keberuntungan lainnya adalah awal karir kepelatihan yang justru diawali di Malang. Bagi pemain yang pernah memperkuat Arema FC pada musim 2006-2007 ini, Malang menjadi kampung halaman kedua karena sang istri berasal dari kota yang terkenal dengan baksonya tersebut.
“Jelas senang lebih dekat dengan keluarga. Sejak dulu saya ingin kembali ke Malang karena keluarga ada di sini. Bahkan sejak masih menjadi pemain, jika musim kompetisi libur saya lebih sering menghabiskan waktu di Malang,” urai ayah dari Zahra Izzati Najwa Ramadhani dan Qianina NawlaMalaika ini.
Kemampuan Hendro sebagai pelatih sebelumnya tercium pelatih Rahmad 'RD' Darmawan yang kebetulan membutuhkan pelatih kiper. RD menilai Hendro mempunyai kapasitas, karakter serta syarat lain untuk menjadi pelatih. Karena itulah RD tidak segan langsung menawarinya posisi di Arema-Pelita.
“Dia katanya sudah bosan bermain, jadi saya tawari melatih di Arema. Ternyata dia setuju dan saya ajak ke Malang. Bagi saya dia sangat memnuhi syarat sebagai pelatih. Siapa yang tidak tahu Hendro Kartiko, dia banyak pengalaman baik di tim besar maupun timnas,” jelas RD terkait alawan memboyong Hendro.
Langsung menjadi pelatih di klub besar menurut RD akan memberikan pengalaman bagus bagi Hendro Kartiko. Mantan pelatih Sriwijaya FC dan Persipura Jayapura ini ingin asisten barunya itu terfokus mengorbitkan kiper-kiper muda berbakat dan menyamai kemampuannya semasa menjadi pemain.
“Dia tahu bagaimana langkah-langkah untuk menjadi kiper bagus. Itu mungkin tahap pertama yang bisa dilakukan di tim gabungan ini. Hendro yang pernah menjadi kiper nomor satu di Indonesia bisa berbagi pengalaman dengan anak didiknya. Saya yakin dia bisa menjadi pelatih bagus,” yakin RD.
(wbs)