Evan Dimas berlatih di Barcelona, Dio dilirik klub Belanda
A
A
A
Sindonews.com - Di tengah kacaunya sepak bola negeri ini, pemain-pemain belia tak henti memburu prestasi. Seakan tidak terpengaruh situasi sepak bola nasional, pesepak bola muda menunjukkan kualitas mereka, baik di ajang intersional maupun klub. Sejumlah pemain malah layak dimasukkan kategori 'wonderkids'.
Jika mendapat penanganan yang banar di klub tempat berkarir, mereka diprediksi bisa menjadi pemain sekelas Andik Vermansyah. Memang cukup disayangkan pamor mereka moncer justru dalam kondisi sepak bola yang dipenuhi sengketa. Tapi paling tidak mereka tetap menemukan cara untuk menunjukkan kualitasnya.
Di Jawa Timur sendiri, cukup banyak 'wonderkids' yang berpotensi menjadi pemain jempolan di masa depan. Baik yang sudah menunjukkan kiprahnya di level nasional maupun internasional, maupun pemain yang baru merintis karirnya di klub dan belum begitu dikenal publik.
Salah satu 'wonderkids' yang belum belum tersiar adalah Dio Permana, gelandang milik Persema Malang. Dio mungkin tidak berkibar di tim nasional (timnas) seperti pemain lainnya. Namun bakatnya sudah diendus talent scouting atau pemandu bakat klub Belanda Heerenveen.
Pihak Persema Malang membenarkan adanya komunikasi Dio dengan klub yang berlaga di liga Eredivisie, Belanda itu. ''Sekarang Dio terus mendapat arahan dari pelatih Slave Radovski soal rencana ke Belanda. Ini tentu kabar istimewa buat Persema maupun sepak bola Indonesia,” tutur CEO Persema Didied Poernawan.
Berhasil atau tidak, itu urusan belakang. Pastinya pemuda seperti Dio sudah menarik perhatian klub Eropa dan itu langkah awal yang harus dihargai. Di lain sisi, ini sangat memalukan bagi petinggi-petinggi sepak bola Indonesia yang memilih ribut urusan kekuasaan dibanding membantu pemain belia menembus level dunia.
Selain Dio Permana ada beberapa pemain yang telah mencatat prestasi impresif, terutama melalui kompetisi di level nasional maupun internasional. Siapa saja wonderkid asal Jatim yang diprediksi bakal menjadi masa depan sepak bola Indonesia?
1. Evan Dimas (Persebaya)
Pemain berusia 17 tahun asli Surabaya ini disebut-sebut sebagai penerus Andi Vermansyah. Evan yang menjadi bagian tim PON Jawa Timur mulai diperkenalkan di tim senior Persebaya walau masih berstatus magang. Berposisi gelandang, Evan memilih kualitas, kepercayaan diri dan mental jauh di atas rata-rata pemain di usianya.
Pemain yang juga kapten Timnas U-17 ini juga telah mengantongi segudang prestasi sebagai bekal melangkah ke level profesional. Salah satunya menjuarai HKFA International Youth Invitation Tournament di Hongkong, awal 2012 silam. Evan Dimas juga mewakili Indonesia sebagai pemain yang mendapat pelatihan di Barcelona dan mendapat bimbingan langsung pelatih Josep ''Pep'' Guardiola.
2. Dio Permana (Persema Malang)
Pemain ini belum begitu terlihat di timnas, namun penampilannya sudah dianggap sebagai salah satu bakat terbaik sepak bola nasional. Pelatih asal Makedonia Slave Radovski yang mengendus bakat pemain berusia 17 tahun tersebut. Musim lalu Dio malah sudah diperkenalkan di tim utama dengan mendapat porsi di sejumlah pertandingan.
Konfidensi pemain yang masih duduk di bangku SMU ini cukup bagus mengingat dia harus bersanding dengan pemain senior Bima Sakti. Slave sendiri berambisi memperkenalkan Dio pada sepak bola Eropa, karena kemampuannya dianggap layak. Kebetulan pemandu bakat klub Belanda Heerenveen tertarik melihat kemampuan Dio. Prestasi yang membanggakan walau harus berangkat dari klub yang mengalami krisis finansial.
3. Fandi Eko Utomo (Persebaya Surabaya)
Fandi merupakan pemain yang cemerlang kala membela Persela Lamongan U-21 dan menyabet gelar juara ISL U-21 pada 2011 silam. Ingin mendapatkan kesempatan di klub besar, anak sulung legenda Persebaya Yusuf Ekodono tersebut menyeberang ke Persebaya Surabaya. Namun jalan ke sana justru sangat terjal karena persaingan di tim utama sangat berat.
Fandi yang kini berusia 22 tahun justru tidak mendapatkan kesempatan sama sekali di musim pertamanya. Walau begitu, kualitasnya masih diakui dan terus bertahan di timnas U-22. Fandi juga harus menghadapi situasi kurang menguntungkan karena harus kembali mengikuti seleksi untuk bisa masuk ke Persebaya Surabaya. Itu mendapat tentangan dari Yusuf Ekodono yang menilai anaknnya tidak harus mengikuti seleksi karena kemampuannya sudah teruji.
4. Saddam Tenang (Arema IPL)
Pesepakbola muda lain yang belum begitu terdengar kiprahnya adalah Saddam Tenang. Pemain berposisi bek milik Arema FC versi Indonesian Premier League (IPL) ini musim lalu masih berstatus pinjaman dari Persebaya Surabaya. Masih berusia 18 tahun, Arema IPL langsung menawarkan kontrak permanen di Malang.
Pelatih Dejan Antonic melihat ada potensi besar pemain yang bisa berposisi bek sayap maupun bek tengah tersebut. Bahkan Dejan lebih pilih mempertahankan Saddam dibanding pemain timnas sekelas Gunawan Dwi Cahyo. Manajemen Arema menilai pemain ini bakal menjadi pesepakbola berkualitas di masa depan.
5. Sabeq Fahmi Fahrezy
Nama pemain Timnas U-17 ini tiba-tiba melejit setelah mengobok-obok gawang Pakistan dengan 12 golnya. Pemain yang membela Persid Jember ini seangkatan dengan Evan Dimas dan sama-sama pernah meraih juara di HKFA International Youth Football Invitation Tournament 2012 di Hongkong. Di ajang tersebut Sabeq dinobatkan sebagai pemain terbaik sekaligus pencetak gol terbanyak.
Setahun sebelumnya, pada 2011, Sabeq pernah memperkuat tim Indonesia All Star dalam turnamen Intesa Sanpaolo di Milan dan sempat mengalahkan akademi AC Milan 3-2. Sabeq mencetak dua gol di laga tersebut. Mewarisi bakat sepakbola dari ayahnya, Mahfudz, Sabeq memiliki skill dan kepercayaan diri luar biasa, sekaligus naluri dan ketenangan.
6. Aji Saka (Arema IPL)
Prestasi di Timnas U-23 sangat tidak sebanding dengan penampilan di klub, itulah perjalanan karir Aji Saka. Pemain milik Arema IPL berusia 21 tahun ini justru lebih banyak jam terbang di timnas dibanding di klubnya. Musim lalu Aji Saka hanya menjadi kiper ketiga setelah Deniss Romanovs dan Dede Sulaiman. Tapi itu sama sekali tidak berpengaruh pada kualitas kiper dengan tinggi badan 178 tersebut.
Dia sangat menyadari posisi di tim utama tidak bisa diperoleh dengan instan dan harus sabar menunggu. Aji sekarang lebih konsentrasi menunjukkan kapasitasnya di bawah mistar timnas U-23. Potensinya sebagai kiper kelas atas membuat Arema IPL tak ragu untuk mempertahankan pemain didikan akademi Arema ini di Stadion Gajayana musim depan.
Jika mendapat penanganan yang banar di klub tempat berkarir, mereka diprediksi bisa menjadi pemain sekelas Andik Vermansyah. Memang cukup disayangkan pamor mereka moncer justru dalam kondisi sepak bola yang dipenuhi sengketa. Tapi paling tidak mereka tetap menemukan cara untuk menunjukkan kualitasnya.
Di Jawa Timur sendiri, cukup banyak 'wonderkids' yang berpotensi menjadi pemain jempolan di masa depan. Baik yang sudah menunjukkan kiprahnya di level nasional maupun internasional, maupun pemain yang baru merintis karirnya di klub dan belum begitu dikenal publik.
Salah satu 'wonderkids' yang belum belum tersiar adalah Dio Permana, gelandang milik Persema Malang. Dio mungkin tidak berkibar di tim nasional (timnas) seperti pemain lainnya. Namun bakatnya sudah diendus talent scouting atau pemandu bakat klub Belanda Heerenveen.
Pihak Persema Malang membenarkan adanya komunikasi Dio dengan klub yang berlaga di liga Eredivisie, Belanda itu. ''Sekarang Dio terus mendapat arahan dari pelatih Slave Radovski soal rencana ke Belanda. Ini tentu kabar istimewa buat Persema maupun sepak bola Indonesia,” tutur CEO Persema Didied Poernawan.
Berhasil atau tidak, itu urusan belakang. Pastinya pemuda seperti Dio sudah menarik perhatian klub Eropa dan itu langkah awal yang harus dihargai. Di lain sisi, ini sangat memalukan bagi petinggi-petinggi sepak bola Indonesia yang memilih ribut urusan kekuasaan dibanding membantu pemain belia menembus level dunia.
Selain Dio Permana ada beberapa pemain yang telah mencatat prestasi impresif, terutama melalui kompetisi di level nasional maupun internasional. Siapa saja wonderkid asal Jatim yang diprediksi bakal menjadi masa depan sepak bola Indonesia?
1. Evan Dimas (Persebaya)
Pemain berusia 17 tahun asli Surabaya ini disebut-sebut sebagai penerus Andi Vermansyah. Evan yang menjadi bagian tim PON Jawa Timur mulai diperkenalkan di tim senior Persebaya walau masih berstatus magang. Berposisi gelandang, Evan memilih kualitas, kepercayaan diri dan mental jauh di atas rata-rata pemain di usianya.
Pemain yang juga kapten Timnas U-17 ini juga telah mengantongi segudang prestasi sebagai bekal melangkah ke level profesional. Salah satunya menjuarai HKFA International Youth Invitation Tournament di Hongkong, awal 2012 silam. Evan Dimas juga mewakili Indonesia sebagai pemain yang mendapat pelatihan di Barcelona dan mendapat bimbingan langsung pelatih Josep ''Pep'' Guardiola.
2. Dio Permana (Persema Malang)
Pemain ini belum begitu terlihat di timnas, namun penampilannya sudah dianggap sebagai salah satu bakat terbaik sepak bola nasional. Pelatih asal Makedonia Slave Radovski yang mengendus bakat pemain berusia 17 tahun tersebut. Musim lalu Dio malah sudah diperkenalkan di tim utama dengan mendapat porsi di sejumlah pertandingan.
Konfidensi pemain yang masih duduk di bangku SMU ini cukup bagus mengingat dia harus bersanding dengan pemain senior Bima Sakti. Slave sendiri berambisi memperkenalkan Dio pada sepak bola Eropa, karena kemampuannya dianggap layak. Kebetulan pemandu bakat klub Belanda Heerenveen tertarik melihat kemampuan Dio. Prestasi yang membanggakan walau harus berangkat dari klub yang mengalami krisis finansial.
3. Fandi Eko Utomo (Persebaya Surabaya)
Fandi merupakan pemain yang cemerlang kala membela Persela Lamongan U-21 dan menyabet gelar juara ISL U-21 pada 2011 silam. Ingin mendapatkan kesempatan di klub besar, anak sulung legenda Persebaya Yusuf Ekodono tersebut menyeberang ke Persebaya Surabaya. Namun jalan ke sana justru sangat terjal karena persaingan di tim utama sangat berat.
Fandi yang kini berusia 22 tahun justru tidak mendapatkan kesempatan sama sekali di musim pertamanya. Walau begitu, kualitasnya masih diakui dan terus bertahan di timnas U-22. Fandi juga harus menghadapi situasi kurang menguntungkan karena harus kembali mengikuti seleksi untuk bisa masuk ke Persebaya Surabaya. Itu mendapat tentangan dari Yusuf Ekodono yang menilai anaknnya tidak harus mengikuti seleksi karena kemampuannya sudah teruji.
4. Saddam Tenang (Arema IPL)
Pesepakbola muda lain yang belum begitu terdengar kiprahnya adalah Saddam Tenang. Pemain berposisi bek milik Arema FC versi Indonesian Premier League (IPL) ini musim lalu masih berstatus pinjaman dari Persebaya Surabaya. Masih berusia 18 tahun, Arema IPL langsung menawarkan kontrak permanen di Malang.
Pelatih Dejan Antonic melihat ada potensi besar pemain yang bisa berposisi bek sayap maupun bek tengah tersebut. Bahkan Dejan lebih pilih mempertahankan Saddam dibanding pemain timnas sekelas Gunawan Dwi Cahyo. Manajemen Arema menilai pemain ini bakal menjadi pesepakbola berkualitas di masa depan.
5. Sabeq Fahmi Fahrezy
Nama pemain Timnas U-17 ini tiba-tiba melejit setelah mengobok-obok gawang Pakistan dengan 12 golnya. Pemain yang membela Persid Jember ini seangkatan dengan Evan Dimas dan sama-sama pernah meraih juara di HKFA International Youth Football Invitation Tournament 2012 di Hongkong. Di ajang tersebut Sabeq dinobatkan sebagai pemain terbaik sekaligus pencetak gol terbanyak.
Setahun sebelumnya, pada 2011, Sabeq pernah memperkuat tim Indonesia All Star dalam turnamen Intesa Sanpaolo di Milan dan sempat mengalahkan akademi AC Milan 3-2. Sabeq mencetak dua gol di laga tersebut. Mewarisi bakat sepakbola dari ayahnya, Mahfudz, Sabeq memiliki skill dan kepercayaan diri luar biasa, sekaligus naluri dan ketenangan.
6. Aji Saka (Arema IPL)
Prestasi di Timnas U-23 sangat tidak sebanding dengan penampilan di klub, itulah perjalanan karir Aji Saka. Pemain milik Arema IPL berusia 21 tahun ini justru lebih banyak jam terbang di timnas dibanding di klubnya. Musim lalu Aji Saka hanya menjadi kiper ketiga setelah Deniss Romanovs dan Dede Sulaiman. Tapi itu sama sekali tidak berpengaruh pada kualitas kiper dengan tinggi badan 178 tersebut.
Dia sangat menyadari posisi di tim utama tidak bisa diperoleh dengan instan dan harus sabar menunggu. Aji sekarang lebih konsentrasi menunjukkan kapasitasnya di bawah mistar timnas U-23. Potensinya sebagai kiper kelas atas membuat Arema IPL tak ragu untuk mempertahankan pemain didikan akademi Arema ini di Stadion Gajayana musim depan.
(aww)