Bimbingan tepat, pemain belia bisa menjadi hebat
A
A
A
Sindonews.com - Munculnya talenta-talenta memukau di dunia sepak bola masih belum diimbangi situasi persepak bolaan nasional yang kondusif. Sengketa di organisasi sepak bola Indonesia membuat pembinaan usia muda sedikit tersendat terutama di klub-klub yang mengalami krisis finansial.
Pada akhirnya bimbingan untuk pemain-pemain harus disiasati dan tidak harus menggantungkan pada program PSSI. Bimbingan terhadap pemain muda masih bisa dilakukan melalui pelatih atau orang tua pemain. Lingkup ini juga disebut-sebut sangat berpengaruh pada perjalanan karir pemain.
Mantan pelatih Persema Malang Timo Scheunemann mengungkapkan, faktor lingkungan berperan besar mengarahkan masa depan pemain. Realitanya masih banyak pelatih atau orang tua yang belum memahami bagaimana memandu bakat-bakat muda untuk bisa menjadi pemain berkualitas.
''Banyak pemain berbakat tersebar di klub atau sekolah sepak bola (SSB) kecil yang belum memahami bagaimana membimbing pemain berbakat. Itu yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi sepak bola Indonesia. Dengan bimbingan yang tepat, banyak sekali pemain yang berpotensi menjadi pemain bagus,” kata Timo.
Pelatih yang juga merilis kurikulum sepak bola di berbagai usia tersebut menyontohkan, pemain berbakat dengan kemampuan khusus rata-rata diberi beban bermain terlalu berlebihan. Padahal seharusnya pelatih tidak terburu-buru memberikan beban di luar kemampuan usianya.
Walau kualitasnya menyamai pemain senior, pemain muda tidak bisa disamakan. ''Ibaratnya secara mental dan fisik mereka belum matang dan harus dilakukan secara bertahap. Jika dipaksakan mendapat beban berlebih di usia muda, mereka justru tidak akan berkembang,” tutur Timo.
Untuk pemain di bawah 20 tahun misalnya, tidak harus secepatnya diberi beban di tim senior. Bimbingan yang benar adalah memperkenalkan tim utama secara bertahap, misalnya dimasukkan tim cadangan atau dimasukkan sebagai pemain pengganti. Pelatih juga harus memberi pemahaman tentang tahapan ini.
Walau begitu Timo mengacungi jempol itikad SSB maupun orang tua sekarang dalam membimbing pesepak bola muda. Mereka kebanyakan telah memiliki kemauan untuk mencari informasi terkait bagaimana proses untuk membimbing pemain belia dalam menapaki karir sepak bola.
Kondisi sepak bola nasional juga diakui sangat menentukan dalam mendukung perkembangan pemain muda. Timo berharap situasi sepakbola nasional secepatnya membaik dan berimbas positif pada pemain. ''Saya yakin jika situasi sepak bola membaik, perkembangan pemain-pemain muda akan semakin pesat,” tandasnya.
Musim lalu, situasi kurang bagus dialami Andik Vermansyah yang harus menanggung beban menjadi komoditi klub dan tim nasional (timnas). Bermain hampir di semua level, membuat pemain bintang Persebaya ini sempat frustrasi karena nyaris tak memiliki waktu istirahat.
Pada akhirnya bimbingan untuk pemain-pemain harus disiasati dan tidak harus menggantungkan pada program PSSI. Bimbingan terhadap pemain muda masih bisa dilakukan melalui pelatih atau orang tua pemain. Lingkup ini juga disebut-sebut sangat berpengaruh pada perjalanan karir pemain.
Mantan pelatih Persema Malang Timo Scheunemann mengungkapkan, faktor lingkungan berperan besar mengarahkan masa depan pemain. Realitanya masih banyak pelatih atau orang tua yang belum memahami bagaimana memandu bakat-bakat muda untuk bisa menjadi pemain berkualitas.
''Banyak pemain berbakat tersebar di klub atau sekolah sepak bola (SSB) kecil yang belum memahami bagaimana membimbing pemain berbakat. Itu yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi sepak bola Indonesia. Dengan bimbingan yang tepat, banyak sekali pemain yang berpotensi menjadi pemain bagus,” kata Timo.
Pelatih yang juga merilis kurikulum sepak bola di berbagai usia tersebut menyontohkan, pemain berbakat dengan kemampuan khusus rata-rata diberi beban bermain terlalu berlebihan. Padahal seharusnya pelatih tidak terburu-buru memberikan beban di luar kemampuan usianya.
Walau kualitasnya menyamai pemain senior, pemain muda tidak bisa disamakan. ''Ibaratnya secara mental dan fisik mereka belum matang dan harus dilakukan secara bertahap. Jika dipaksakan mendapat beban berlebih di usia muda, mereka justru tidak akan berkembang,” tutur Timo.
Untuk pemain di bawah 20 tahun misalnya, tidak harus secepatnya diberi beban di tim senior. Bimbingan yang benar adalah memperkenalkan tim utama secara bertahap, misalnya dimasukkan tim cadangan atau dimasukkan sebagai pemain pengganti. Pelatih juga harus memberi pemahaman tentang tahapan ini.
Walau begitu Timo mengacungi jempol itikad SSB maupun orang tua sekarang dalam membimbing pesepak bola muda. Mereka kebanyakan telah memiliki kemauan untuk mencari informasi terkait bagaimana proses untuk membimbing pemain belia dalam menapaki karir sepak bola.
Kondisi sepak bola nasional juga diakui sangat menentukan dalam mendukung perkembangan pemain muda. Timo berharap situasi sepakbola nasional secepatnya membaik dan berimbas positif pada pemain. ''Saya yakin jika situasi sepak bola membaik, perkembangan pemain-pemain muda akan semakin pesat,” tandasnya.
Musim lalu, situasi kurang bagus dialami Andik Vermansyah yang harus menanggung beban menjadi komoditi klub dan tim nasional (timnas). Bermain hampir di semua level, membuat pemain bintang Persebaya ini sempat frustrasi karena nyaris tak memiliki waktu istirahat.
(aww)