Peserta IPL tambah banyak, anggaran Persibo membengkak
A
A
A
Sindonews.com - Persibo Bojonegoro musim depan bakal membutuhkan lebih banyak dana untuk memutar roda klub di kompetisi. Berdasar kalkulasi kasar dari manajemen Persibo, kebutuhan selama semusim minimal membutuhkan biaya Rp15 miliar.
Nominal tersebut sejatinya tidak terpaut jauh dari musim sebelumnya yang mendapat kucuran dana Rp11 miliar dari konsorsium. Tapi Rp15 miliar itu tersebut belum termasuk kebutuhan tim berjuluk Laskar Angling Dharma jika positif berlaga di AFC Cup.
Pertimbangan membengkaknya kebutuhan Persibo adalah bertambah banyaknya jumlah kontestan IPL musim depan. PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) sebagai operator IPL berinisiatif menambah peserta kompetisi dari 12 musim lalu menjadi 16 klub musim depan.
''Tentunya penambahan itu otomatis membuat biaya semakin meningkat. Kami berharap minimal konsorsium mengalokasikan dana sebesar Rp15 miliar. Itu belum termasuk jika berlaga di AFC Cup yang pasti membutuhkan dana lagi,” terang Manajer Persibo Nur Yahya.
Musim lalu, dari dana Rp13 miliar yang dijanjikan konsorsium, hanya Rp11 miliar yang masuk ke rekening tim Oranye. Sebanyak Rp8 miliar digunakan sebagai gaji pemain, pelatih dan official, sedangkan sisanya untuk operasional klub.
Diakui Nur Yahya, Rp15 miliar sejatinya juga masih mepet jika dibandingkan musim kemarin. Pada IPL 2011-2012 lalu, Persibo masih mengalami krisis keuangan di akhir musim walau menerima Rp11 miliar. Namun klub juga tidak bisa menuntut anggaran yang besar.
''Kalau benar dana sebesar Rp15 miliar dipenuhi, kami akan berupaya menyiasatinya agar tetap efisien. Sembari mencari sumber dana lainnya untuk kebutuhan semusim. Yang pasti kami berupaya keras agar klub tidak mengalami krisis finansial seperti musim sebelumnya,” terangnya.
Hingga kini belum jelas bagaimana sistem pembayaran dana itu, dibayarkan sekaligus atau dibagi dalam beberapa termin. Menurut manajemen, sistem pembayaran tidak begitu dipikirkan, karena yang penting dana turun sesuai kebutuhan klub.
Sesuai arahan dari konsorsium yang menguasai saham Persibo, pembayaran dana nantinya tidak 100% diberikan ke klub. Konsorsium hanya menanggung 75% dari total keseluruhan dana , sedangkan 25% dibebankan kepada klub untuk mencari sumber dana lain.
Persoalannya, jika memakai sistem tersebut, maka dana yang dialokasikan konsorsium nyaris tidak berbeda seperti musim lalu. Sebagai gambaran, jika dana dari konsorsium musim ini Rp15 miliar, maka yang ditransfer ke klub hanya 75% atau maksimal sekira Rp11,5 miliar.
Jadi klub masih harus dibebani Rp3,5 miliar. Itu berarti sama sekali tidak ada perbedaan alokasi dana dari konsorsium, walau secara kasat mata anggaran untuk klub meningkat. Konsorsium tetap mentransfer dana di kisaran angka Rp11 miliar.
Nominal tersebut sejatinya tidak terpaut jauh dari musim sebelumnya yang mendapat kucuran dana Rp11 miliar dari konsorsium. Tapi Rp15 miliar itu tersebut belum termasuk kebutuhan tim berjuluk Laskar Angling Dharma jika positif berlaga di AFC Cup.
Pertimbangan membengkaknya kebutuhan Persibo adalah bertambah banyaknya jumlah kontestan IPL musim depan. PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) sebagai operator IPL berinisiatif menambah peserta kompetisi dari 12 musim lalu menjadi 16 klub musim depan.
''Tentunya penambahan itu otomatis membuat biaya semakin meningkat. Kami berharap minimal konsorsium mengalokasikan dana sebesar Rp15 miliar. Itu belum termasuk jika berlaga di AFC Cup yang pasti membutuhkan dana lagi,” terang Manajer Persibo Nur Yahya.
Musim lalu, dari dana Rp13 miliar yang dijanjikan konsorsium, hanya Rp11 miliar yang masuk ke rekening tim Oranye. Sebanyak Rp8 miliar digunakan sebagai gaji pemain, pelatih dan official, sedangkan sisanya untuk operasional klub.
Diakui Nur Yahya, Rp15 miliar sejatinya juga masih mepet jika dibandingkan musim kemarin. Pada IPL 2011-2012 lalu, Persibo masih mengalami krisis keuangan di akhir musim walau menerima Rp11 miliar. Namun klub juga tidak bisa menuntut anggaran yang besar.
''Kalau benar dana sebesar Rp15 miliar dipenuhi, kami akan berupaya menyiasatinya agar tetap efisien. Sembari mencari sumber dana lainnya untuk kebutuhan semusim. Yang pasti kami berupaya keras agar klub tidak mengalami krisis finansial seperti musim sebelumnya,” terangnya.
Hingga kini belum jelas bagaimana sistem pembayaran dana itu, dibayarkan sekaligus atau dibagi dalam beberapa termin. Menurut manajemen, sistem pembayaran tidak begitu dipikirkan, karena yang penting dana turun sesuai kebutuhan klub.
Sesuai arahan dari konsorsium yang menguasai saham Persibo, pembayaran dana nantinya tidak 100% diberikan ke klub. Konsorsium hanya menanggung 75% dari total keseluruhan dana , sedangkan 25% dibebankan kepada klub untuk mencari sumber dana lain.
Persoalannya, jika memakai sistem tersebut, maka dana yang dialokasikan konsorsium nyaris tidak berbeda seperti musim lalu. Sebagai gambaran, jika dana dari konsorsium musim ini Rp15 miliar, maka yang ditransfer ke klub hanya 75% atau maksimal sekira Rp11,5 miliar.
Jadi klub masih harus dibebani Rp3,5 miliar. Itu berarti sama sekali tidak ada perbedaan alokasi dana dari konsorsium, walau secara kasat mata anggaran untuk klub meningkat. Konsorsium tetap mentransfer dana di kisaran angka Rp11 miliar.
(aww)