Klub Divisi Utama Jatim tak bergairah
A
A
A
Sindonews.com - Setelah menentukan kickoff Indonesian Premier League (IPL) pada 9 Februari 2013, PSSI akhirnya juga merilis dimulainya kompetisi Divisi Utama. Kompetisi level kedua milik PSSI tersebut bakal dimulai pada 2 Maret 2013 atau sebulan setelah gelaran Indonesian Premier League (IPL).
Kendati jadwal telah ditetapkan, namun itu belum mampu memunculkan gairah klub-klub Divisi Utama. Klub-klub di kompetisi ini masih dihantui bayang-bayang musim lalu kala krisis finansial melanda dan menggoyang eksistensi klub.
Terutama di Jawa Timur, bisa dibilang musim ini Divisi Utama sepi ambisi. Tidak seperti musim sebelumnya, belum ada klub yang menyimpan kegairahan memulai kompetisi. Musim lalu masih ada Madiun Putra FC (MPFC) dan Persik Kediri yang begitu bersemangat.
MPFC yang kala itu berstatus tim debutan di Divisi Utama sudah bersiapa tiga bulan sebelum kompetisi di bawah arahan pelatih Hanafi. Target yang dicapai klub berjuluk Blue Force sebenarnya juga sesuai ambisi, yakni bertahan di Divisi Utama musim depan.
Sayang, kondisi finansial membuat gairah klub pendatang baru itu tidak terlihat lagi musim ini. Begitu pula Persik yang berkoar ingin kembali ke liga level teratas tanah air, belakangan terus memburuk hingga menanggung utang miliaran rupiah sekaligus gagal promosi.
''Masih sulit bicara target kami musim depan. Persoalan musim lalu juga belum sepenuhnya tuntas.Kami akan melihat dulu bagaimana kekuatan finansial Persik untuk kompetisi depan. Jika seperti musim kemarin, kami tak bisa bicara target promosi,” kata Asisten Manajer Persik Kediri Arya Wishnu.
Jawa Timur bakal diwakili lima tim Divisi Utama, yakni Madiun Putra FC, Persik Kediri, PSBI Blitar, Persipro Bondowoso United, Gresik United, serta Persewangi Banyuwangi. Tidak ada satu pun dari klub Jawa Timur musim lalu yang berpeluang promosi, termasuk melalui playoff.
Prestasi terbaik klub Jawa Timur diraih Persik Kediri dan PSBI Blitar yang sama-sama berada di posisi tiga Grup 2 dan Grup 3. Prestasi terburuk diraih Gresik United dan Persewangi Banyuwangi yang beriringan menjadi juru kunci di Grup 3.
Sementara, dari Divisi Utama KPSI, Persebaya Divisi Utama terlihat paling serius mempersiapkan kekuatan. Klub yang kini dilatih Miroslav Janu telah melakukan persiapan secara terprogram. Kemungkinan kompetisi di bawah PT Liga Indonesia (LI) ini diikuti sejumlah klub, termasuk Deltras Sidoarjo, PSBK Kabupaten Blitar, PS Mojokerto Putra, serta Metro FC Malang.
PT LI sendiri masih melakukan versifikasi terhadap klub-klub yang mendaftar untuk kompetisi Divisi Utama. Selain Persebaya, belum ada klub level kedua versi KPSI yang bergerak agresif, walau Deltras Sidoarjo dikabarkan bakal serius membidik target kembali ke level atas musim depan.
Musim lalu klub Divisi Utama Jawa Timur terbilang sukses dengan promosinya Persepam Madura United ke kompetisi Indonesia Super League (ISL). Prestasi Persepam sekaligus menjadi pengobat dari buruknya performa dari sekian banyak klub Divisi Utama.
Kendati jadwal telah ditetapkan, namun itu belum mampu memunculkan gairah klub-klub Divisi Utama. Klub-klub di kompetisi ini masih dihantui bayang-bayang musim lalu kala krisis finansial melanda dan menggoyang eksistensi klub.
Terutama di Jawa Timur, bisa dibilang musim ini Divisi Utama sepi ambisi. Tidak seperti musim sebelumnya, belum ada klub yang menyimpan kegairahan memulai kompetisi. Musim lalu masih ada Madiun Putra FC (MPFC) dan Persik Kediri yang begitu bersemangat.
MPFC yang kala itu berstatus tim debutan di Divisi Utama sudah bersiapa tiga bulan sebelum kompetisi di bawah arahan pelatih Hanafi. Target yang dicapai klub berjuluk Blue Force sebenarnya juga sesuai ambisi, yakni bertahan di Divisi Utama musim depan.
Sayang, kondisi finansial membuat gairah klub pendatang baru itu tidak terlihat lagi musim ini. Begitu pula Persik yang berkoar ingin kembali ke liga level teratas tanah air, belakangan terus memburuk hingga menanggung utang miliaran rupiah sekaligus gagal promosi.
''Masih sulit bicara target kami musim depan. Persoalan musim lalu juga belum sepenuhnya tuntas.Kami akan melihat dulu bagaimana kekuatan finansial Persik untuk kompetisi depan. Jika seperti musim kemarin, kami tak bisa bicara target promosi,” kata Asisten Manajer Persik Kediri Arya Wishnu.
Jawa Timur bakal diwakili lima tim Divisi Utama, yakni Madiun Putra FC, Persik Kediri, PSBI Blitar, Persipro Bondowoso United, Gresik United, serta Persewangi Banyuwangi. Tidak ada satu pun dari klub Jawa Timur musim lalu yang berpeluang promosi, termasuk melalui playoff.
Prestasi terbaik klub Jawa Timur diraih Persik Kediri dan PSBI Blitar yang sama-sama berada di posisi tiga Grup 2 dan Grup 3. Prestasi terburuk diraih Gresik United dan Persewangi Banyuwangi yang beriringan menjadi juru kunci di Grup 3.
Sementara, dari Divisi Utama KPSI, Persebaya Divisi Utama terlihat paling serius mempersiapkan kekuatan. Klub yang kini dilatih Miroslav Janu telah melakukan persiapan secara terprogram. Kemungkinan kompetisi di bawah PT Liga Indonesia (LI) ini diikuti sejumlah klub, termasuk Deltras Sidoarjo, PSBK Kabupaten Blitar, PS Mojokerto Putra, serta Metro FC Malang.
PT LI sendiri masih melakukan versifikasi terhadap klub-klub yang mendaftar untuk kompetisi Divisi Utama. Selain Persebaya, belum ada klub level kedua versi KPSI yang bergerak agresif, walau Deltras Sidoarjo dikabarkan bakal serius membidik target kembali ke level atas musim depan.
Musim lalu klub Divisi Utama Jawa Timur terbilang sukses dengan promosinya Persepam Madura United ke kompetisi Indonesia Super League (ISL). Prestasi Persepam sekaligus menjadi pengobat dari buruknya performa dari sekian banyak klub Divisi Utama.
(aww)