Sumsel dipercaya bina 15 cabor unggulan
Kamis, 06 Desember 2012 - 19:52 WIB

Sumsel dipercaya bina 15 cabor unggulan
A
A
A
Sindonews.com - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) meminta agar Provinsi Sumatera Selatan dapat fokus untuk membina 15 cabang olahraga unggulan. Hal itu dikemukakan oleh Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Sumsel, Djumadin Syafril.
Menurut dia, kepercayaan pemerintah pusat kepada Sumsel untuk membina setidaknya 15 cabor unggulan ini dikarenakan fasilitas yang ada di Sumsel saat ini sangat mendukung. Dia juga menjelaskan, untuk wilayah Sumatera, hanya Sumsel dan Sumut yang dipercaya untuk dijadikan pusat pembinaan olahraga.
Ke-15 cabor tersebut di antaranya, atletik, renang, senam, menembak, dayung, ski air, bulu tangkis, loncat indah, polo air, voli, basket, karate, pencak silat, taekwondo, anggar dan biliar.
Dilanjutkannya, pasca SEA Games 2011 lalu, setidaknya Sumsel memiliki puluhan venue-venue berstandar Internasional, namun memang pemanfaatannya belum terasa begitu optimal. Oleh karena itulah pada Rapat Koordinasi di Muaradua, OKUS dihasilakan beberapa program yang salah satunya adalah untuk membina cabor unggulan di setiap kabupaten Kota/Daerah.
"Minimal dari setiap kabupaten kota membina satu cabor unggulan dan boleh lebih, asalkan ada yang diprioritaskan. Cabor mana yang lebih diungggulkan harus difokuskan untuk setidaknya meraih medali emas di ajang nasional. Baru setelah itu menembus prestasi Internasional," jelasnya.
Penentuan cabor mana yang akan dipilih oleh setiap kabupaten kota, dikatakan Djumadin, tentunya sangat bergantung dari sarana dan prasana daerah yang bersangkutan. Ketersediaan, fasilitas tentu menjadi syarat utama untuk menghasilkan atlet-atlet yang berpestasi. Kemudian track record prestasi dari atlet-altet-nya yang dicapai selama ini, tentu akan menjadi modal lebih untuk bisa dikembangkan lebih baik lagi.
"Setiap kabupaten kota ini tidak ditetapkan harus spesifik membina satu cabor. Sebab, daerah lain pun boleh melakukan pembinaan pada satu cabor olahraga yang sama. Misalnya atletik, untuk nomor lari jarak menengah atau jauh difokuskan di daerah Pagaralam, sedangkan nomor-nomor lainnya diambil oleh daerah lain," cetus Dosen Unsri itu.
Baginya, program penunjukan satu cabor unggulan bagi setiap kabupaten kota ini, bertujuan untuk melakukan pemerataan prestasi di Sumsel. Apalagi, memang tugas pemassalan dan perekrutan bibit muda potensial memang sudah menjadi kewajiban dari pengrov/pengda kabupaten kota, bukan KONI.
"Baru setelah didapatkan bibit-bibit baru yang sudah melalui berbagai kompetisi di daerah, barulah tugas KONI untuk melakukan pembinaan lebih lanjut. KONI akan lebih optimal melakukan pembinaan prestasi menuju atlet yang berprestasi baik di level nasional (PON) maupun Internasional," terangnya.
Menurut dia, kepercayaan pemerintah pusat kepada Sumsel untuk membina setidaknya 15 cabor unggulan ini dikarenakan fasilitas yang ada di Sumsel saat ini sangat mendukung. Dia juga menjelaskan, untuk wilayah Sumatera, hanya Sumsel dan Sumut yang dipercaya untuk dijadikan pusat pembinaan olahraga.
Ke-15 cabor tersebut di antaranya, atletik, renang, senam, menembak, dayung, ski air, bulu tangkis, loncat indah, polo air, voli, basket, karate, pencak silat, taekwondo, anggar dan biliar.
Dilanjutkannya, pasca SEA Games 2011 lalu, setidaknya Sumsel memiliki puluhan venue-venue berstandar Internasional, namun memang pemanfaatannya belum terasa begitu optimal. Oleh karena itulah pada Rapat Koordinasi di Muaradua, OKUS dihasilakan beberapa program yang salah satunya adalah untuk membina cabor unggulan di setiap kabupaten Kota/Daerah.
"Minimal dari setiap kabupaten kota membina satu cabor unggulan dan boleh lebih, asalkan ada yang diprioritaskan. Cabor mana yang lebih diungggulkan harus difokuskan untuk setidaknya meraih medali emas di ajang nasional. Baru setelah itu menembus prestasi Internasional," jelasnya.
Penentuan cabor mana yang akan dipilih oleh setiap kabupaten kota, dikatakan Djumadin, tentunya sangat bergantung dari sarana dan prasana daerah yang bersangkutan. Ketersediaan, fasilitas tentu menjadi syarat utama untuk menghasilkan atlet-atlet yang berpestasi. Kemudian track record prestasi dari atlet-altet-nya yang dicapai selama ini, tentu akan menjadi modal lebih untuk bisa dikembangkan lebih baik lagi.
"Setiap kabupaten kota ini tidak ditetapkan harus spesifik membina satu cabor. Sebab, daerah lain pun boleh melakukan pembinaan pada satu cabor olahraga yang sama. Misalnya atletik, untuk nomor lari jarak menengah atau jauh difokuskan di daerah Pagaralam, sedangkan nomor-nomor lainnya diambil oleh daerah lain," cetus Dosen Unsri itu.
Baginya, program penunjukan satu cabor unggulan bagi setiap kabupaten kota ini, bertujuan untuk melakukan pemerataan prestasi di Sumsel. Apalagi, memang tugas pemassalan dan perekrutan bibit muda potensial memang sudah menjadi kewajiban dari pengrov/pengda kabupaten kota, bukan KONI.
"Baru setelah didapatkan bibit-bibit baru yang sudah melalui berbagai kompetisi di daerah, barulah tugas KONI untuk melakukan pembinaan lebih lanjut. KONI akan lebih optimal melakukan pembinaan prestasi menuju atlet yang berprestasi baik di level nasional (PON) maupun Internasional," terangnya.
(aww)