Duet tanpa duit

Kamis, 27 Desember 2012 - 01:31 WIB
Duet tanpa duit
Duet tanpa duit
A A A
Sindonews.com -- Persibo Bojonegoro dan Persema Malang menjadi duet klub bernasib paling malang di antara klub level atas Jawa Timur. Keduanya sama-sama belum mampu membangun tim karena tidak tersedianya dana. Duet tanpa duit ini hanya memiliki pilihan, menunggu kucuran dana dari konsorsium.

Persibo dan Persema bakal menerima alokasi dana yang jumlahnya nyaris sama, yakni sekira Rp5 miliar. Sialnya dana itu tak kunjung datang dan klub pun tidak memiliki dana cadangan untuk membangun tim setelah musim lalu didera krisis yang parah.

Praktis, tanpa dana sepeser pun, mereka tidak sanggup melakukan persiapan termasuk kontrak pemain. Tak heran situasi itu membawa implikasi pada sikap pemain lama yang tidak sabar dengan lambatnya persiapan tim. Persema misalnya, sudah ditinggal sejumlah pemain lama.

Bima Sakti dan M Kamri sudah menjajal peruntungan di Persepar Palangkaraya, sementara kiper Sukasto Efendi mengikuti seleksi di Arema IPL. Sumber di manajemen Persema berujar, persoalan sebenarnya adalah tidak adanya uang untuk mengontrak pemain-pemain itu.

"Sama sekali tak ada uang. Uang dari mana? Musim lalu saja tak bisa membayar operasional tim. Satu-satunya harapan ya menunggu dana dari konsorsium. Masalahnya, kapan dana itu turun juga tidak ada yang bisa memastikan," cetus sumber tersebut.

Manajemen sempat berkilah bahwa mereka kini sedang menata struktur manajemen agar lebih baik lagi. Tapi alasan itu disebut hanya menutupi kondisi sebenarnya. "Itu hanya alasan saja. Yang sebenarnya terjadi adalah manajemen tak tahu apa yang harus dilakukan saat ini," tambahnya.

Brankas yang kosong melompong berimbas pada kedatangan pelatih Slave Radovski yang terus molor. Manajemen belum bisa membayar down payment (DP) kontrak baru untuk musim depan, sehingga pelatih asal Makedonia ini belum berani berspekulasi dengan datang ke Malang.

Itu juga terjadi di Persibo. Walau telah menunjuk Gusnul Yakin sebagai pelatih anyar, nyatanya belum ada pergerakan apa pun untuk menyusun kekuatan. Tidak adanya uang membuat manajemen Laskar Angling Dharma mengulur waktu dalam hal pembentukan tim.

Gusnul belum juga bergabung dengan tim karena manajemen belum bisa memulai kegiatan tim, yang tentunya berkaitan dengan kontrak pemain. "Belum ada kabar apa-apa soal kontrak. Katanya masih menunggu Gusnul Yakin menyeleksi pemain. Tapi tidak tahu kapan dilakukan," ucap Wahyu Teguh, pemain muda Persibo.

Situasi itu membuat Persema dan Persibo menjadi klub yang kondisinya paling mengenaskan dibanding klub level satu di Jawa Timur. Kendati tak semuanya benar-benar mapan dalam hal keuangan, misalnya Persela Lamongan, tapi paling tidak rutinitas tim sudah terlihat.

Ketergantungan pada konsorsium sebagai penopang utama pendanaan klub, menjadi biang situasi yang dihadapi Persema-Persibo. Mereka menjadi klub paling kecil prospeknya dalam hal stabilitas di kompetisi musim depan.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6525 seconds (0.1#10.140)