Ferguson nyaman dengan keluarga Glazer
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Manchester United (MU) Sir Alex Ferguson adalah tipe karyawan setia.Dia tidak pernah mengeluh meski pemilik membatasi pergerakannya.
Ferguson bahkan berkali-kali mengutarakan kekagumannya terhadap keluarga Glazer.Sosok yang genap berusia 71 tahun pada 31 Desember lalu itu menilai mereka sudah membantunya sejak menguasai MU tahun 2005. “Keluarga Glazer hebat.Saya nyaman dengan kehadiran mereka,”kata Ferguson,dikutip Guardian,beberapa waktu silam. Performa The Red Devils—julukan MU—di bawah kepemilikan Glazer memang impresif.
Dalam tujuh musim, MU sukses memenangkan empat gelar Liga Primer dan menjadi runner-up pada tiga kesempatan lainnya.Nemanja Vidic dkk juga mampu menembus tiga final Liga Champions dan sekali menduduki takhta tertinggi Eropa. Namun,fans MU tidak memiliki pandangan serupa.Mereka menganggap keluarga Glazer menghancurkan klub kesayangan lewat utang yang menumpuk.
Tunggakan tinggi itu muncul karena Glazer meminjam 515 juta pounds ketika membeli juara Inggris 19 kali itu. Nilai piutang terus menumpuk akibat bunga.Aktivitas MU pun terbatas.Meski memetik keuntungan,mereka mesti menyisihkan dana dan membayar tagihan.Hingga November 2012,angka utang MU mencapai 400 juta pounds.
Di sinilah letak kekesalan suporter. Mereka yakin The Red Devils akan memetik lebih banyak prestasi jika saja tidak harus menyelesaikan masalah yang ditinggalkan Glazer.Maklum, Ferguson bisa merekrut pemain-pemain bintang mengandalkan pendapatan klub.MU tidak bakal kalah bersaing dengan Chelsea dan Manchester City (Man City) yang didukung pengusaha asing.
Yang ada adalah sebaliknya.Ferguson cuma terdiam menyaksikan Chelsea memboyong nama-nama tenar ke Stamford Bridge mengandalkan suntikan dana Roman Abramovich. Begitu pula aksi belanja besar Man City didukung modal Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan. Kemarahan fans makin meluap saat Glazer menjual saham perdana (initial public offering/IPO) MU di Bursa New York,musim panas 2012.
Sebab,dana yang diterima tidak seluruhnya lari ke kas klub.Glazer turut menikmati pemasukan dari langkah tersebut. “Pendukung MU sangat marah. Bagaimana mungkin sebagian Glazer menerima hasil IPO? Kalau begini,lebih baik MU tidak melepas sahamnya, ”ujar suporter MU Duncan Drasdo,dilansir Telegraph.
Fans MU sudah bertahun-tahun menggelar kampanye agar Glazer pergi. Mereka juga menggalang dana agar bisa memiliki kembali The Red Devils.Usaha teranyar terjadi pada 2010.Suporter MU membentuk konsorsium bernama Red Knights dan mengajukan proposal pembelian.Tapi,usaha ini akhirnya kandas karena harga valuasi yang ditetapkan Glazer terlalu tinggi.
Menurut perkiraan Forbes, nilai MU kini mencapai 1,4 miliar pounds. Setelah itu beberapa investor asing dikabarkan berminat menggeser Glazer. Tapi rumor-rumor ini tidak ada yang menjadi kenyataan.
Ferguson bahkan berkali-kali mengutarakan kekagumannya terhadap keluarga Glazer.Sosok yang genap berusia 71 tahun pada 31 Desember lalu itu menilai mereka sudah membantunya sejak menguasai MU tahun 2005. “Keluarga Glazer hebat.Saya nyaman dengan kehadiran mereka,”kata Ferguson,dikutip Guardian,beberapa waktu silam. Performa The Red Devils—julukan MU—di bawah kepemilikan Glazer memang impresif.
Dalam tujuh musim, MU sukses memenangkan empat gelar Liga Primer dan menjadi runner-up pada tiga kesempatan lainnya.Nemanja Vidic dkk juga mampu menembus tiga final Liga Champions dan sekali menduduki takhta tertinggi Eropa. Namun,fans MU tidak memiliki pandangan serupa.Mereka menganggap keluarga Glazer menghancurkan klub kesayangan lewat utang yang menumpuk.
Tunggakan tinggi itu muncul karena Glazer meminjam 515 juta pounds ketika membeli juara Inggris 19 kali itu. Nilai piutang terus menumpuk akibat bunga.Aktivitas MU pun terbatas.Meski memetik keuntungan,mereka mesti menyisihkan dana dan membayar tagihan.Hingga November 2012,angka utang MU mencapai 400 juta pounds.
Di sinilah letak kekesalan suporter. Mereka yakin The Red Devils akan memetik lebih banyak prestasi jika saja tidak harus menyelesaikan masalah yang ditinggalkan Glazer.Maklum, Ferguson bisa merekrut pemain-pemain bintang mengandalkan pendapatan klub.MU tidak bakal kalah bersaing dengan Chelsea dan Manchester City (Man City) yang didukung pengusaha asing.
Yang ada adalah sebaliknya.Ferguson cuma terdiam menyaksikan Chelsea memboyong nama-nama tenar ke Stamford Bridge mengandalkan suntikan dana Roman Abramovich. Begitu pula aksi belanja besar Man City didukung modal Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan. Kemarahan fans makin meluap saat Glazer menjual saham perdana (initial public offering/IPO) MU di Bursa New York,musim panas 2012.
Sebab,dana yang diterima tidak seluruhnya lari ke kas klub.Glazer turut menikmati pemasukan dari langkah tersebut. “Pendukung MU sangat marah. Bagaimana mungkin sebagian Glazer menerima hasil IPO? Kalau begini,lebih baik MU tidak melepas sahamnya, ”ujar suporter MU Duncan Drasdo,dilansir Telegraph.
Fans MU sudah bertahun-tahun menggelar kampanye agar Glazer pergi. Mereka juga menggalang dana agar bisa memiliki kembali The Red Devils.Usaha teranyar terjadi pada 2010.Suporter MU membentuk konsorsium bernama Red Knights dan mengajukan proposal pembelian.Tapi,usaha ini akhirnya kandas karena harga valuasi yang ditetapkan Glazer terlalu tinggi.
Menurut perkiraan Forbes, nilai MU kini mencapai 1,4 miliar pounds. Setelah itu beberapa investor asing dikabarkan berminat menggeser Glazer. Tapi rumor-rumor ini tidak ada yang menjadi kenyataan.
(wbs)