Jelang ISL dimulai, penggawa PBR gampang emosi

Kamis, 03 Januari 2013 - 12:38 WIB
Jelang ISL dimulai,...
Jelang ISL dimulai, penggawa PBR gampang emosi
A A A
Sindonews.com - Kombinasi pemain muda dengan senior menjadi keunggulan tersendiri bagi Pelita Bandung Raya. Kematangan pesepak bola berpengalaman bisa menjadi panduan untuk memaksimalkan skema permainan tim ini.

Motivasi dan semangat juang para penggawa muda pun dipastikan menjadi motor penggerak yang bisa saja mengejutkan peserta Indonesia Super League (ISL) lain. Namun, di tengah kombinasi ideal tersebut muncul masalah yang cukup menyita pikiran Pelatih Simon McMenemy.

Di beberapa pertandingan uji coba, para pemain Pelita Bandung Raya tampak sulit mengendalikan emosi. Bahkan tak hanya para junior, beberapa kejadian di lapangan yang hampir berbuntut keributan justru disebabkan tingkah pesepak bola senior.

Catatan Sindo, terdapat dua pertandingan uji coba yang berlangsung dengan tensi tinggi. Keduanya adalah saat Pelita Bandung Raya melawan Persikab Kabupaten Bandung, masing-masing pada Jumat (28/1) di Lapangan Pusdik Armed, Cimahi; dan Senin (31/1) di Stadion Siliwangi Bandung.

Pada pertandingan pertama, insiden yang bisa dibilang memalukan terjadi. Legiun asing Pelita Bandung Raya Dane Milovanovic terlibat pertengkaran dengan beberapa pemain Persikab. Buntutnya, wasit menghadiahkan kartu kuning bagi para pemain yang terlibat adu mulut.

Tapi Dane merasa tidak puas, gelandang asal Australia ini pun secara mengejutkan langsung membentak wasit. Kartu merah pun keluar dari kantong sang pengadil. Sebuah kejadian yang tidak seharusnya ada di laga persahabatan.

Di pertandingan kedua, Dane kembali terlibat ketegangan. Namun beruntung tak separah laga pertama. Memanasnya emosi kini justru dialami Nova Arianto dan Nemanja Obric. Kedua sosok senior ini merasa tak terima saat gelandang Pelita Bandung Raya Dolly Ramadhan Gultom mendapat sikutan dari lawan.

Adu mulut dengan wasit dan pemain Persikab pun tak terelakkan. Bahkan Nova Arianto sempat bersitegang dengan official Persikab yang berusaha mendekati lapangan. Sadar insiden tersebut tidak perlu terjadi, saat Nova Arianto keluar lapangan karena diganti pemain lain, dia langsung menghampiri bench Persikab untuk bersalaman dan meminta maaf.

Menanggapi beberapa kejadian itu, Pelatih Pelita Bandung Raya Simon McMenemy mengaku sulit mengatasinya. Faktor emosional pemain, menurutnya, merupakan hal yang ada di luar kuasa seorang pelatih, walaupun bukan berarti dirinya bisa lepas tangan begitu saja dengan kondisi tersebut.

''Emosi merupakan suatu hal yang tidak bisa saya ajarkan. Saya tidak bisa melatih hal itu di lapangan Lembang saat latihan. Pengendalian emosi pemain akan tumbuh dengan sendirinya seiring dengan semakin banyaknya jam terbang. Seiring waktu saya yakin mereka bisa meredam amarah saat bertanding di lapangan,” kata Simon di Stadion Siliwangi usai pertandingan kedua.

Simon menyadari, kompetisi ISL memiliki tensi lebih tinggi dan permainan yang lebih keras. Karena itu, dia berharap pemain bisa cepat mengambil pelajaran dari berbagai kesalahan yang terjadi.

''Ya, tensi ISL lebih dari ini (pertandingan uji coba). Faktor mental mereka juga saya harap bisa semakin teruji ketika bermain di kompetisi nanti, termasuk saat bertanding dalam kondisi stadion yang penuh dengan supporter lawan, itu sangat berpengaruh pada emosi. Para pemain memang akan melakukan kesalahan, tapi mereka harus bisa belajar dari kesalahan itu,” pungkas Simon.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1071 seconds (0.1#10.140)