Terlalu gemuk, pengurus KONI Sumsel harus dirombak
A
A
A
Sindonews.com - Kegagalan kontingen Sumatera Selatan dalam mencapai target medali pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau tahun 2012 lalu menuai kritikan. Sejumlah pihak mengharapkan agar adanya perombakan susunan kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel yang dinilai terlalu gemuk.
Perombakan itu dirasa perlu dilakukan demi adanya perbaikan prestasi pada tahun 2013 ini dan juga persiapan untuk menghadapi PON XIX tahun 2016 mendatang di Jawa Barat mendatang.
Seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Umum Pengurus Provinsi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Sumsel, Zulfaini M Rofi.
Dia mengatakan perombakan struktur organisasi di KONI Sumsel memang menjadi salah satu kebutuhan utama bagi induk olahraga itu pada tahun 2013 ini. Karena itu, dia mengharapkan agar kepengurusan KONI Sumsel bisa lebih ramping lagi. Pasalnya, dengan jumlah pengurus yang mencapai 70 orang lebih dipandangnya kurang efisien. Idealnya jumlah pengurus induk olahraga itu sekitar 30 - 40 orang saja sudah cukup.
"Perombakan memang sudah seharusnya dilakukan dan kegagalan itu lalu sudah sepatutnya menjadi pelajaran. Agar pada PON berikutnya kita benar-benar mampu menembus sepuluh besar seperti yang diharapkan, bahkan menggeser dominasi atlet-atlet yang berasal dari provinsi di Jawa," ujarnya.
Padahal menurut dia, potensi atlet Sumsel tidak kalah baiknya dengan provinsi lain. Apalagi saat ini sudah didukung dengan fasilitas olahraga bertaraf internasional dengan keberadaan venues di kawasan kompleks olahraga Jakabaring Spory City (JSC).
Sementara itu, Ketua KONI Sumsel Muddai Madang berjanji akan melakukan perombakan susunan kepengurusan pada tahun 2013 ini. Beberapa langkah yang akan diambilnya untuk membenahi struktur organisasi KONI Sumsel seperti dibidang pembinaan prestasi.
"Secara keseluruhan kita pastinya melakukan pembenahan sebagai evaluasi PON lalu, dengan meliputi perombakan susunan pengurus hingga mengkaji ulang mengenai sistem pembinaan prestasi di Sumsel. Sistem yang dijalankan sebelumnya sudah baik, namun implementasi di lapangan yang tidak berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini menjadi catatan tersendiri supaya tidak terulang paad masa mendatang," ujarnya.
Pada PON lalu, Sumsel bertengger pada urutan ke-13 atau hanya naik satu peringkat dibandingkan ajang serupa pada empat tahun lalu di Kalimantan Timur. Dia tidak menampik, torehan 10 emas, 14 perak, 29 perunggu, pada PON Riau itu terbilang kurang memuaskan meskipun persiapan yang dilakukan relatif lebih baik dibandingkan 2008.
"Oleh karena itulah, rencananya pada 2013 ini akan digelar pemusatan latihan jangka panjang pada atlet-atlet muda berbakat, namun kepastiannya setelah mendapatkan kejelasan mengenali alokasi dana dari APBD," ujarnya.
Lebih jauh dijelaskannya, untuk alokasi dana KONI Sumsel pada 2013 kemungkinan akan berkurang dibandingkan 2012 karena tidak mengikuti ajang PON. Meski begitu
KONI berharap, dana yang sebelumnya digunakan untuk persiapan dan mengikuti PON sebesar Rp 40 Miliar pada 2012 lalu dapat dialihkan untuk menjalankan pemusatan latihan jangka panjang pada tahun ini.
Perombakan itu dirasa perlu dilakukan demi adanya perbaikan prestasi pada tahun 2013 ini dan juga persiapan untuk menghadapi PON XIX tahun 2016 mendatang di Jawa Barat mendatang.
Seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Umum Pengurus Provinsi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Sumsel, Zulfaini M Rofi.
Dia mengatakan perombakan struktur organisasi di KONI Sumsel memang menjadi salah satu kebutuhan utama bagi induk olahraga itu pada tahun 2013 ini. Karena itu, dia mengharapkan agar kepengurusan KONI Sumsel bisa lebih ramping lagi. Pasalnya, dengan jumlah pengurus yang mencapai 70 orang lebih dipandangnya kurang efisien. Idealnya jumlah pengurus induk olahraga itu sekitar 30 - 40 orang saja sudah cukup.
"Perombakan memang sudah seharusnya dilakukan dan kegagalan itu lalu sudah sepatutnya menjadi pelajaran. Agar pada PON berikutnya kita benar-benar mampu menembus sepuluh besar seperti yang diharapkan, bahkan menggeser dominasi atlet-atlet yang berasal dari provinsi di Jawa," ujarnya.
Padahal menurut dia, potensi atlet Sumsel tidak kalah baiknya dengan provinsi lain. Apalagi saat ini sudah didukung dengan fasilitas olahraga bertaraf internasional dengan keberadaan venues di kawasan kompleks olahraga Jakabaring Spory City (JSC).
Sementara itu, Ketua KONI Sumsel Muddai Madang berjanji akan melakukan perombakan susunan kepengurusan pada tahun 2013 ini. Beberapa langkah yang akan diambilnya untuk membenahi struktur organisasi KONI Sumsel seperti dibidang pembinaan prestasi.
"Secara keseluruhan kita pastinya melakukan pembenahan sebagai evaluasi PON lalu, dengan meliputi perombakan susunan pengurus hingga mengkaji ulang mengenai sistem pembinaan prestasi di Sumsel. Sistem yang dijalankan sebelumnya sudah baik, namun implementasi di lapangan yang tidak berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini menjadi catatan tersendiri supaya tidak terulang paad masa mendatang," ujarnya.
Pada PON lalu, Sumsel bertengger pada urutan ke-13 atau hanya naik satu peringkat dibandingkan ajang serupa pada empat tahun lalu di Kalimantan Timur. Dia tidak menampik, torehan 10 emas, 14 perak, 29 perunggu, pada PON Riau itu terbilang kurang memuaskan meskipun persiapan yang dilakukan relatif lebih baik dibandingkan 2008.
"Oleh karena itulah, rencananya pada 2013 ini akan digelar pemusatan latihan jangka panjang pada atlet-atlet muda berbakat, namun kepastiannya setelah mendapatkan kejelasan mengenali alokasi dana dari APBD," ujarnya.
Lebih jauh dijelaskannya, untuk alokasi dana KONI Sumsel pada 2013 kemungkinan akan berkurang dibandingkan 2012 karena tidak mengikuti ajang PON. Meski begitu
KONI berharap, dana yang sebelumnya digunakan untuk persiapan dan mengikuti PON sebesar Rp 40 Miliar pada 2012 lalu dapat dialihkan untuk menjalankan pemusatan latihan jangka panjang pada tahun ini.
(aww)