Simon McMenemy bingung pilih pemain muda
A
A
A
Sindonews.com – Muda bukan berarti belum terlatih, prinsip itulah yang digenggam erat Simon McMenemy dalam melatih Pelita Bandung Raya. Komposisi tujuh belas pemain muda dan sembilan pesepakbola senior menjadi andalannya untuk mengarungi kerasnya kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim ini.
Melalui sentuhan tangan dinginnya, beberapa pemain muda Pelita Bandung Raya pun memiliki peluang untuk bersinar dan menjadi bintang baru di panggung sepakbola tanah air. Simon percaya, jiwa muda yang dimiliki mayoritas anak asuhnya bisa membuat permainan tim lebih variatif.
Potensi yang dimiliki para pesepakbola muda ini, ujar Simon, kerap menuntutnya berpikir lebih keras untuk menentukan starting eleven Pelita Bandung Raya dalam menghadapi sebuah pertandingan. Kondisi ini pula yang membuat semua pemain memiliki peluang yang sama untuk diturunkan ke arena pertandingan.
“Para pemain muda yang kami miliki sangat potensial dan memiliki kemampuan baik. Ini akan membuat saya sangat kesulitan untuk memilih siapa saja pemain muda yang akan dimasukkan dalam jajaran starting eleven,” kata mantan pelatih tim nasional Filipina ini.
Keinginan untuk eksis dan unjuk gigi, tutur Simon, menjadi salah satu alasan kuat betapa menggebu-gebunya performa pemain muda. Di setiap pertandingan, pesepakbola junior tentu ingin menunjukkan bahwa mereka pantas diandalkan oleh sang pelatih.
“Sikap yang mereka miliki, menunjukkan bahwa pemain muda memang haus dengan prestasi. Apa lagi mayoritas pemain muda yang kami miliki belum pernah mencicipi atmosfer kompetisi profesional, ISL musim ini merupakan kesempatan pertama bagi mereka,” ungkap Simon.
Dia menyontohkan, terdapat dua pemain muda yang memiliki potensi untuk menjadi pemain bagus di Indonesia. Mereka adalah Asep Mulyana yang berposisi sebagai gelandang, dan pemain belakang Jajang. Meski minim pengalaman, kata Simon, keduanya tidak menunjukkan sikap canggung saat dituntut bekerja sama dengan pemain-pemain senior. Bahkan, performa para pemain muda ini mampu mengimbangi pesepakbola sekelas Eka Ramdani dan Edi Hafid.
“Contohnya bek kanan kami, Jajang. Dia baru berusia sembilan belas tahun, tapi penampilannya seperti pemain yang sudah pernah tampil di ISL sejak beberapa musim sebelum ini. Ada pula Asep di lini tengah, meski berumur 21 tahun penampilannya sangat luar biasa,” ujar Simon. Dia pun berharap, potensi yang dimiliki para punggawa junior ini bisa memberi hasil positif bagi prestasi Pelita Bandung Raya di akhir musim nanti
Melalui sentuhan tangan dinginnya, beberapa pemain muda Pelita Bandung Raya pun memiliki peluang untuk bersinar dan menjadi bintang baru di panggung sepakbola tanah air. Simon percaya, jiwa muda yang dimiliki mayoritas anak asuhnya bisa membuat permainan tim lebih variatif.
Potensi yang dimiliki para pesepakbola muda ini, ujar Simon, kerap menuntutnya berpikir lebih keras untuk menentukan starting eleven Pelita Bandung Raya dalam menghadapi sebuah pertandingan. Kondisi ini pula yang membuat semua pemain memiliki peluang yang sama untuk diturunkan ke arena pertandingan.
“Para pemain muda yang kami miliki sangat potensial dan memiliki kemampuan baik. Ini akan membuat saya sangat kesulitan untuk memilih siapa saja pemain muda yang akan dimasukkan dalam jajaran starting eleven,” kata mantan pelatih tim nasional Filipina ini.
Keinginan untuk eksis dan unjuk gigi, tutur Simon, menjadi salah satu alasan kuat betapa menggebu-gebunya performa pemain muda. Di setiap pertandingan, pesepakbola junior tentu ingin menunjukkan bahwa mereka pantas diandalkan oleh sang pelatih.
“Sikap yang mereka miliki, menunjukkan bahwa pemain muda memang haus dengan prestasi. Apa lagi mayoritas pemain muda yang kami miliki belum pernah mencicipi atmosfer kompetisi profesional, ISL musim ini merupakan kesempatan pertama bagi mereka,” ungkap Simon.
Dia menyontohkan, terdapat dua pemain muda yang memiliki potensi untuk menjadi pemain bagus di Indonesia. Mereka adalah Asep Mulyana yang berposisi sebagai gelandang, dan pemain belakang Jajang. Meski minim pengalaman, kata Simon, keduanya tidak menunjukkan sikap canggung saat dituntut bekerja sama dengan pemain-pemain senior. Bahkan, performa para pemain muda ini mampu mengimbangi pesepakbola sekelas Eka Ramdani dan Edi Hafid.
“Contohnya bek kanan kami, Jajang. Dia baru berusia sembilan belas tahun, tapi penampilannya seperti pemain yang sudah pernah tampil di ISL sejak beberapa musim sebelum ini. Ada pula Asep di lini tengah, meski berumur 21 tahun penampilannya sangat luar biasa,” ujar Simon. Dia pun berharap, potensi yang dimiliki para punggawa junior ini bisa memberi hasil positif bagi prestasi Pelita Bandung Raya di akhir musim nanti
(wbs)