Tipsarevic: Mental saya lebih stabil
Minggu, 06 Januari 2013 - 23:25 WIB
Tipsarevic: Mental saya lebih stabil
A
A
A
Sindonews.com - Petenis Serbia, Janko Tipsarevic, sukses merebut gelar Chennai Terbuka dalam kunjungan keenamnya ke turnamen lapangan keras ATP tersebut. Unggulan kedua itu berhasil menggagalkan usaha Roberto Bautista Agut dari Spanyol dengan kemenangan 3-6, 6-1, 6-3 dalam waktu satu jam 50 menit, Minggu (6/1), untuk mengangkat trofi ATP keempat dalam karirnya.
Tipsarevic, yang sempat tertinggal di set pertama, mengakui bahwa ia memiliki keunggulan dalam masalah mental bertandingan dibanding lawannya itu. "Saya memiliki mental yang stabil dan tidak merasa khawatir ketika saya sempat tertinggal satu set," kata Tipsarevic, seperti dilansir laman resmi ATP, Minggu.
"Saya tidak memainkan tenis terbaik saya dalam setiap pertandingan di pekan ini. Tapi saya senang bisa memenangkan gelar. Saya benar-benar ingin memenangkan turnamen ini karena sudah keenam kalinya saya di sini."
Menurut petenis peringkat sembilan dunia itu, laga final ini mirip seperti pertandingan semifinal, ketika ia mengalahkan Aljaz Bedene, ia mengaku terlalu pasif di set pertama dan lebih mengandalkan lawannya itu melakukan kesalahan. "Saya berharap ia akan gelisah. Saya memberinya terlalu banyak waktu untuk ayunan pukulan forehand-nya. Satu-satunya cara saya untuk menang adalah melangkah lebih dekat ke baseline dan saya perlu membuatnya banyak bergerak. Secara fisik, dengan mengenakan cara itu, pasti ia akan lelah."
Tipsarevic, yang sempat tertinggal di set pertama, mengakui bahwa ia memiliki keunggulan dalam masalah mental bertandingan dibanding lawannya itu. "Saya memiliki mental yang stabil dan tidak merasa khawatir ketika saya sempat tertinggal satu set," kata Tipsarevic, seperti dilansir laman resmi ATP, Minggu.
"Saya tidak memainkan tenis terbaik saya dalam setiap pertandingan di pekan ini. Tapi saya senang bisa memenangkan gelar. Saya benar-benar ingin memenangkan turnamen ini karena sudah keenam kalinya saya di sini."
Menurut petenis peringkat sembilan dunia itu, laga final ini mirip seperti pertandingan semifinal, ketika ia mengalahkan Aljaz Bedene, ia mengaku terlalu pasif di set pertama dan lebih mengandalkan lawannya itu melakukan kesalahan. "Saya berharap ia akan gelisah. Saya memberinya terlalu banyak waktu untuk ayunan pukulan forehand-nya. Satu-satunya cara saya untuk menang adalah melangkah lebih dekat ke baseline dan saya perlu membuatnya banyak bergerak. Secara fisik, dengan mengenakan cara itu, pasti ia akan lelah."
(nug)
