FIFA tak akan berani hukum Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat sepak bola Indonesia, Anton Sanjoyo mengaku ragu Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), akan menjatuhkan sanksi kepada Indonesia. Pasalnya, Indonesia merupakan pasar yang bagus untuk meraup keuntungan dalam bidang olahraga. Menurutnya, isu mengenai sanksi ini sebenarnya sudah ramai dibicarakan saat Nurdin Halid menjabat sebagai ketua PSSI. Tapi kenyataannya, FIFA tetap tidak menjatuhkan sanksi.
Pria yang selalu mengenakan kacamata ini menambahkan, FIFA akan memberikan sanksi kepada negara manapun jika mereka membangkang dengan keputusan yang telah ditetapkan. Jadi Indonesia tidak termasuk ke dalam itu, hal ini mengingat mereka selalu tunduk dengan keputusan FIFA.
"FIFA merupakan organisasi yang otoritasnya hanya mementingkan uang semata. Jadi, kalau marketnya (sepak bola Indonesia) hancur. Maka mereka akan terkena dampaknya," jelasnya ketika ditemui di Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Senin (7/1/2013).
"Bisa dikatakan Indonesia memiliki dua orang anak yang sedang berseteru (PSSI-KPSI). Namun, kedua anak itu sama-sama mencintai bapaknya (FIFA), jadi FIFA tidak mau menghukum Indonesia. Karenanya, melihat situasi seperti ini mereka yang berseteru harus dewasa. Sebab, jika ini terus terjadi maka sepakbola kita lama kelamaan akan menjadi lapuk," terangnya saat melakukan Workshop Law of The Game and Sport Jurnalism.
"Sehingga pada 30 Maret nanti, saya tidak yakin FIFA akan jatuhkan sanksi kepada Indonesia. Pasalnya, federasi itu hanya melihat uang dan Indonesia tidak membangkang," tutup Anton.
Sebelumnya FIFA memberikan Indonesia tenggat waktu hingga tiga bulan kedepan untuk menyelesaikan masalah dualisme yang kini melanda sepak bola Tanah Air. Keputusan ini diambil usai rapat Komite Eksekutif FIFA yang digelar Jumat 14 Desember 2012 lalu di Tokyo.
"PSSI akan diberikan perpanjangan waktu selama tiga bulan. Oleh karena itu situasi di PSSI akan kembali dipantau oleh Asosiasi Komite dan Komite Eksekutif pada rapat selanjutnya. Ini adalah batas waktu terakhir bagi PSSI untuk menormalkan situasi," ungkap pernyataan FIFA pada situs resmi mereka.
Indonesia sendiri terancam diberikan sanksi terkait dualisme yang terjadi di kubu PSSI, meski akhirnya rapat Exco FIFA memutuskan tidak menjatuhkan sanksi kepada PSSI. Ini menjadi kesempatan kali kesekian yang diberikan FIFA kepada PSSI. Sudah beberapa kali FIFA berbaik hati tidak menjatuhkan sanksi.
Kini, FIFA kembali berharap bahwa masalah PSSI bisa diselesaikan. Mereka pun meminta Asosiasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk mengambil alih masalah kisruh PSSI. FIFA juga memberikan perpanjangan waktu hingga Maret 2013, hal ini sesuai dengan keinginan dari tim Task Force yang dibentuk oleh KONI. Sebelumnya, Ketua Task Force, Rita Subowo, menyatakan akan menegosiasi Presiden FIFA, Sepp Blater untuk menghindarkan PSSI dari sanksi.
Pria yang selalu mengenakan kacamata ini menambahkan, FIFA akan memberikan sanksi kepada negara manapun jika mereka membangkang dengan keputusan yang telah ditetapkan. Jadi Indonesia tidak termasuk ke dalam itu, hal ini mengingat mereka selalu tunduk dengan keputusan FIFA.
"FIFA merupakan organisasi yang otoritasnya hanya mementingkan uang semata. Jadi, kalau marketnya (sepak bola Indonesia) hancur. Maka mereka akan terkena dampaknya," jelasnya ketika ditemui di Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Senin (7/1/2013).
"Bisa dikatakan Indonesia memiliki dua orang anak yang sedang berseteru (PSSI-KPSI). Namun, kedua anak itu sama-sama mencintai bapaknya (FIFA), jadi FIFA tidak mau menghukum Indonesia. Karenanya, melihat situasi seperti ini mereka yang berseteru harus dewasa. Sebab, jika ini terus terjadi maka sepakbola kita lama kelamaan akan menjadi lapuk," terangnya saat melakukan Workshop Law of The Game and Sport Jurnalism.
"Sehingga pada 30 Maret nanti, saya tidak yakin FIFA akan jatuhkan sanksi kepada Indonesia. Pasalnya, federasi itu hanya melihat uang dan Indonesia tidak membangkang," tutup Anton.
Sebelumnya FIFA memberikan Indonesia tenggat waktu hingga tiga bulan kedepan untuk menyelesaikan masalah dualisme yang kini melanda sepak bola Tanah Air. Keputusan ini diambil usai rapat Komite Eksekutif FIFA yang digelar Jumat 14 Desember 2012 lalu di Tokyo.
"PSSI akan diberikan perpanjangan waktu selama tiga bulan. Oleh karena itu situasi di PSSI akan kembali dipantau oleh Asosiasi Komite dan Komite Eksekutif pada rapat selanjutnya. Ini adalah batas waktu terakhir bagi PSSI untuk menormalkan situasi," ungkap pernyataan FIFA pada situs resmi mereka.
Indonesia sendiri terancam diberikan sanksi terkait dualisme yang terjadi di kubu PSSI, meski akhirnya rapat Exco FIFA memutuskan tidak menjatuhkan sanksi kepada PSSI. Ini menjadi kesempatan kali kesekian yang diberikan FIFA kepada PSSI. Sudah beberapa kali FIFA berbaik hati tidak menjatuhkan sanksi.
Kini, FIFA kembali berharap bahwa masalah PSSI bisa diselesaikan. Mereka pun meminta Asosiasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk mengambil alih masalah kisruh PSSI. FIFA juga memberikan perpanjangan waktu hingga Maret 2013, hal ini sesuai dengan keinginan dari tim Task Force yang dibentuk oleh KONI. Sebelumnya, Ketua Task Force, Rita Subowo, menyatakan akan menegosiasi Presiden FIFA, Sepp Blater untuk menghindarkan PSSI dari sanksi.
(akr)