Sepak takraw didegradasi, PSTI Sumut meradang

Selasa, 08 Januari 2013 - 15:28 WIB
Sepak takraw didegradasi,...
Sepak takraw didegradasi, PSTI Sumut meradang
A A A
Sindonews.com - Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Sumatera Utara meradang. Mereka mempertanyakan kebijakan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) yang mendegradasi cabang olahraga (cabor) tersebut mulai tahun 2013 ini dari Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP).

PSTI Sumut meminta kebijakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI yang mendegradasi sepak takraw dan panahan dari PPLP dan mengantinya dengan bulutangkis dan tinju. PSTI Sumut yang diwakilkan Suryadi sudah bertemu dengan Dispora membicarakan soal didegradasinya sepak takraw dari PPLP.

"Kami belum bersedia menandatangani sepak takraw didegradasi dari PPLP. Dan kami juga menunggu konfirmasi dari Kemenpora, apa benar atau tidak sepak takraw didegradasi dari PPLP," ungkap Ketua Umum Pengprov PSTI Sumut Harison Hasibuan.

Tidak adanya surat kebijakan Kemenpora yang ditunjukan, sebagai bukti didegradasinya olahraga tradisional itu, membuat PSTI merestui dikeluarkannya cabor tersebut dari PPLP Sumut. Untuk memperoleh kepastian soal degradasi itu pun, PSTI Sumut mempertanyakannya ke Kemenpora.

Diakuinya, tak seharusnya sepak takraw didegradasi dari PPLP Sumut. Malah dirinya menilai diperlukannya penambahan pelajar yang memiliki bakat dan kemauan yang tinggi di sepak takraw. "Saat ini pelajar sepak takraw di PPLP hanya enam. Seharusnya satu tim itu 12 orang. Jadi, seharusnya ditambah, bukan didegradasi," tuturnya.

Prihal ini, diakui mantan atlet dan pelatih sepak takraw Sumut itu, pihaknya telah menyampaikannya kepada Sekretaris Jenderal PB PSTI, Raden Isnanta, saat musyawarah nasional (Munas) di Jakarta, 26 - 28 Desember lalu.

Hasilnya, jawaban Isnanta yang menjabat Asisten Deputi Bidang Centra Keolahragaan Kemenpora, berbeda dengan pernyataan Dispora Pengprov Sumut tersebut. Ditanya sikap PSTI Sumut, Harison menegaskan, pihaknya akan menunggu konfirmasi dari Kemepora.

"Jawabannya tidak seperti itu. Ada misskomunikasi soal ini. Yang disebut Pak Isnanta tidak seperti yang disebutkan Dispora Sumut. Jadi kita menunggu jawaban dari Kemenpora yang juga akan menyurati Dispora," jelasnya.

Diakuinya, alasan didegradasinya sepak takraw dari PPLP Sumut tidak masuk akal dan hanya berdasarkan rapor merah saja. Sebab, Sumut termasuk sebagai daerah yang mempopulerkan cabang olahraga itu, bersama Sumatera Barat, Riau dan Sulawesi Tengah.

Terlebih lagi, sepak takraw menjadi cabor wajib yang dipertandingkan, mulai tingkat usia dini, antar PPLP, Popda, Popwil hingga Popnas, Pekan Olahraga Mahsiswa, Pekan Olahraga Pesantren dan O2SN. Sedangkan, tinju dan bulu tangkis disebutnya tidak ada tiap PPLP di Indonesia.

"Itu yang disayangkan dan memang betul sepak takraw rapor merah, tapi bukan seharusnya didegradasi dari PPLP. PSTI Sumut pun juga ada salah, karena kurang proaktif. Semua pihak yang berkait saya rasa harus meninjau ulang hal ini," pungkasnya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7432 seconds (0.1#10.140)