Mourinho jadi sasaran empuk wartawan

Senin, 14 Januari 2013 - 12:31 WIB
Mourinho jadi sasaran...
Mourinho jadi sasaran empuk wartawan
A A A
Sindonews.com - Real Madrid sebuah tim yang harus turun tahta tertinggal 18 angka dari Barcelona. Selain itu, kedisiplinan para pemain sangat buruk. Tak ayal seluruh media besar di Spanyol membidik Jose Mourinho dan pasukannya untuk dijadikan sasaran empuk pemberitaan mereka.

Seperti pemberitaan harian Catalan 'SPORT' yang membahas hasil imbang Real Madrid saat berangkat ke El Sadar, harian tersebut menulis judul “Pasukan anda sangat buruk, Mou!”

Kalimat di halaman depan juga sangat menyakitkan, “Tanpa Cristiano Ronaldo, Madrid sangat menyedihkan untuk ditonton, berada di titik terbawah. Tak membukukan satu tembakan tepat sasaran menghadapi tim papan bawah.”

“Madrid hidup dalam kegelapan dan terpeselet di Liga bagai tim papan tengah,” tambah SPORT

Sementara itu Dua media lain, Diario Gol dan La Vanguardia, mengkritik kebijakan Mourinho, menyimpan Mesut Ozil dan Karim Benzema lebih dahulu. “Tak punya Pepe, Sergio Ramos, dan Cristiano Ronaldo karena cedera dan hukuman, sangat berat. Jose Mourinho juga meninggalkan Ozil dan Benzema di bangku cadangan terlebih dahulu, sehingga situasi semakin sulit.”

Sementara itu, Mundo Deportivo dan El Periodico de Catalunya, membahas ketidakhadiran Cristiano Ronaldo. “Tanpa Cristiano dan tanpa ide, tim papan bawah bisa menyetarai mereka.” Sementara, yang disebut belakangan menyampaikan, “hasil imbang yang menyedihkan melawan tim dasar klasemen. Madrid tanpa Cristiano Ronaldo tidak bisa mencetak gol.” tulis Mundo Deportivo.

Sementra itu, Mourinho menolak untuk membicarakan selisih 18 poin antara timnya dengan Barcelona usai diimbangi oleh Osasuna pekan ini. Mantan pelatih FC Internazionale tersebut merasa masalah di timnya sudah ia rasakan sejak mereka menjalani laga perdana musim ini.

"Penjelasan dimulai dari pertandingan pertama dan semenjak itu banyak hal terjadi yang tidak ingin saya bicarakan," ungkap Mourinho, seperti dilansir goal.com, Senin, (14/1/2013).

"Setelah itu, ketika jarak menjadi lebar, satu tim bermain tanpa ada tekanan dan tim lain merasa bahwa mereka tidak dapat memperpendek jarak dan ada masalah motivasi," tutupnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8353 seconds (0.1#10.140)