Persepam hancur lebur, pelatih malah anggap wajar
A
A
A
Sindonews.com - Kekalahan telak di kandang Persela Lamongan 4-0 tak membuat Persepam Madura United (P-MU) ciut nyali. Kekalahan tersebut dianggap wajar dan tahap pengenalan tim pada atmosfer Indonesia Super League (ISL) yang lebih berat dibanding Divisi Utama.
Pelatih P-MU Daniel Roekito tidak langsung menunjuk kesalahan pemainnya sebagai biang kekalahan di Stadion Surajaya. Kendati mengakui ada kelemahan besar dalam permainan timnya, dia mengaku wajar tim promosi masih kaku saat bertanding untuk pertama kalinya di level yang lebih tinggi.
''Terutama pengambilan keputusan, masih sering kurang tepat. Pemain masih bingung bola mau diapakan, diumpan atau dibawa sendiri. Tapi itu wajar dan saya menilai kekalahan itu bukan sebuah hal yang memalukan karena Persepam masih butuh banyak belajar,” katanya mencoba berpikir positif.
Disinggung keberadaannya yang terbilang baru di P-MU karena melanjutkan kerja Mustaqim, Daniel tidak mau menjadikan itu sebagai alasan utama. Walau mengakui dirinya butuh waktu untuk mengenalkan strategi ke timnya, mantan pelatih Persik Kediri dan Arema Malang ini mengatakan bakal bertanggungjawab penuh pada tim.
''Saya tidak akan membuat alasan, karena memang kekuatan kami masih baru di ISL. Kami tetap akan berupaya sebaik-baiknya untuk pertandingan mendatang,” imbuhnya. Walau kalah empat gol tanpa balas, sekilas P-MU memang memiliki peluang untuk menjadi kekuatan lebih baik.
Paling tidak saat bermain di Stadion Surajaya mereka cukup percaya diri dan berani meladeni permainan tuan rumah. Hanya saja konsistensi permainan sama sekali belum tampak, karena di babak kedua justru drop dan membuat Laskar Sape Kerap kebobolan tiga gol.
Konsistensi ini juga menjadi catatan tersendiri bagi Daniel, walau dirinya memaklumi sangat sulit untuk bangkit dari ketertinggalan di partai tandang. Supporter Persela yang memenuhi stadion juga menjadi faktor yang menentukan. “Lha pemain kami sebagian belum terbiasa dengan situasi seperti itu,” tandasnya.
Yang pasti, kekalahan 4-0 di awal kompetisi belum sampai memunculkan tekanan untuk Daniel Roekito. Manajemen juga menganggap biasa kekalahan tersebut walau sebenarnya sempat berharap lebih baik. “Kami anggap biasa. Menang atau kalah itu normal,” kata Manajer P-MU Achsanul Qosasih.
Tapi itu situasi bisa berbalik 180 derajat jika Daniel tak juga mampu bangkit dan memberikan kemenangan. Patut diingat bagaimana Mustaqim yang justru sudah merasa tertekan di masa pra musim karena tidak mampu memberikan kemenangan. Itu manjadi gambaran bahwa tekanan untuk Daniel bisa muncul sewaktu-waktu
Pelatih P-MU Daniel Roekito tidak langsung menunjuk kesalahan pemainnya sebagai biang kekalahan di Stadion Surajaya. Kendati mengakui ada kelemahan besar dalam permainan timnya, dia mengaku wajar tim promosi masih kaku saat bertanding untuk pertama kalinya di level yang lebih tinggi.
''Terutama pengambilan keputusan, masih sering kurang tepat. Pemain masih bingung bola mau diapakan, diumpan atau dibawa sendiri. Tapi itu wajar dan saya menilai kekalahan itu bukan sebuah hal yang memalukan karena Persepam masih butuh banyak belajar,” katanya mencoba berpikir positif.
Disinggung keberadaannya yang terbilang baru di P-MU karena melanjutkan kerja Mustaqim, Daniel tidak mau menjadikan itu sebagai alasan utama. Walau mengakui dirinya butuh waktu untuk mengenalkan strategi ke timnya, mantan pelatih Persik Kediri dan Arema Malang ini mengatakan bakal bertanggungjawab penuh pada tim.
''Saya tidak akan membuat alasan, karena memang kekuatan kami masih baru di ISL. Kami tetap akan berupaya sebaik-baiknya untuk pertandingan mendatang,” imbuhnya. Walau kalah empat gol tanpa balas, sekilas P-MU memang memiliki peluang untuk menjadi kekuatan lebih baik.
Paling tidak saat bermain di Stadion Surajaya mereka cukup percaya diri dan berani meladeni permainan tuan rumah. Hanya saja konsistensi permainan sama sekali belum tampak, karena di babak kedua justru drop dan membuat Laskar Sape Kerap kebobolan tiga gol.
Konsistensi ini juga menjadi catatan tersendiri bagi Daniel, walau dirinya memaklumi sangat sulit untuk bangkit dari ketertinggalan di partai tandang. Supporter Persela yang memenuhi stadion juga menjadi faktor yang menentukan. “Lha pemain kami sebagian belum terbiasa dengan situasi seperti itu,” tandasnya.
Yang pasti, kekalahan 4-0 di awal kompetisi belum sampai memunculkan tekanan untuk Daniel Roekito. Manajemen juga menganggap biasa kekalahan tersebut walau sebenarnya sempat berharap lebih baik. “Kami anggap biasa. Menang atau kalah itu normal,” kata Manajer P-MU Achsanul Qosasih.
Tapi itu situasi bisa berbalik 180 derajat jika Daniel tak juga mampu bangkit dan memberikan kemenangan. Patut diingat bagaimana Mustaqim yang justru sudah merasa tertekan di masa pra musim karena tidak mampu memberikan kemenangan. Itu manjadi gambaran bahwa tekanan untuk Daniel bisa muncul sewaktu-waktu
(aww)