Wasekjen PSSI: Sanksi disiplin sesuai Statuta

Selasa, 22 Januari 2013 - 20:23 WIB
Wasekjen PSSI: Sanksi disiplin sesuai Statuta
Wasekjen PSSI: Sanksi disiplin sesuai Statuta
A A A
Sindonews.com - Sebanyak 23 pesepak bola nasional dijatuhi sanksi akibat tidak memenuhi panggilan bergabung di Timnas. Sanksi yang diberikan berupa larangan beraktivitas di persepakbolaan nasional selama enam bulan, dan denda sebesar Rp 100 juta. PSSI mengklaim, hal itu demi tegaknya aturan dan statuta.

Deputi Sekretaris Jenderal PSSI Saleh Mukadar mengatakan, penjatuhan sanksi merupakan bukti bahwa pihaknya memiliki sikap tegas. Karena itu, seluruh pemain yang disanksi harus menaati hukuman tersebut. Dia juga berharap, para pesepak bola tanah air bisa mengambil pelajaran dari hukuman tersebut.

"Hukuman ini jangan hanya dilihat dari satu sudut pandang saja, kemudian tidak diindahkan oleh para pemain, bahkan dianggap selesai begitu saja. Bagi kami, hukuman ini merupakan kerangka PSSI dalam usaha menegakan aturan dan Statuta. Karena itu, pemain yang tidak mematuhi tidak akan bisa kembali (berkarier) tanpa ada hukuman terlebih dahulu," kata Saleh di Kantor PSSI, Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (22/1).

Dia menyebut, PSSI tidak merasa takut terhadap berbagai konsekwensi yang akan muncul akibat adanya sanksi tersebut. Baik berupa kehilangan tenaga para pemain bintang, maupun reaksi-reaksi negatif dari pihak lain. Bahkan Saleh mengklaim, tindakan yang diambil PSSI disokong oleh Federasi Sepak Bola Asia (AFC).

"Kami tidak takut, termasuk jika pemain membenci kami. AFC yang meminta kami agar menunjukkan sikap tegas, bahkan Zhang Jilong (Plt Presiden AFC) mengatakan bahwa PSSI tidak akan sendiri, mereka mendukung kami. Memang akan ada yang puas ,dan ada yang tidak dengan keputusan ini," kata Saleh.

Terkait komplain yang menyebutkan bahwa sanksi tidak bisa sepenuhnya dilimpahkan kepada pemain, dia mengatakan, timnas tidak memiliki keterkaitan yang terlalu besar dengan klub. Sehingga menurutnya, jika seorang pemain memiliki tekad kuat untuk membela timnas, seharusnya mereka berani menunjukkan sikap pada klub masing-masing.

"Persoalan timnas, itu hubungannya dengan pemain, bukan dengan klub. Padahal para pemain (ISL) itu sudah siap kami tampung jika terjadi sesuatu dengan klub mereka sekarang. Kami siap mencarikan mereka klub baru, jadi jangan khawatir kehilangan pekerjaan. Bahkan kalau diminta, jaminan tersebut kami tuangkan dalam hitam di atas putih," kata Saleh.

Dia menyebut, penjatuhan sanksi ini berdasarkan pada aturan yang tercantum pada Kode Disiplin, Pasal 78, dan Pasal 15 Statuta PSSI.

Sementara Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) menganggap bahwa PSSI tidak memiliki hak untuk menjatuhkan sanksi pada para pemain yang berkiprah di Indonesia Super League (ISL).

Hal itu karena adanya mosi tidak percaya dari klub-klub yang bernaung di bawah KPSI, sehingga mereka tidak mengakui PSSI sebagai federasi sepakbola nasional. Bahkan secara terang-terangan Sekretaris Jenderal (Sekjen) KPSI Togar Manahan Nero mengatakan, para pemain ISL tidak akan menuruti sanksi tersebut.

"Klub-klub ISL sudah tidak mengakui PSSI, sehingga PSSI tidak memiliki hak untuk memberi sanksi kepada para pemain yang berlaga di ISL. Para pemain akan tetap bertanding, dan tidak ada pembayaran denda Rp 100 juta," tuturnya.

Hukuman kepada 22 pemain itu sendiri dituangkan dalam Surat Keputusan nomor 1-23/Kep/KD/Timnas S/1-13, yang diterbitkan pada Senin (21/1) malam.

Dari 22 pemain yang dijatuhi sanksi, 21 di antaranya berkiprah di ISL. Mereka adalah Boaz Solossa, Ricardo Salampessy, Patrich Wanggai, Emanuel Wanggai, Ian Kabes, Lukas Mandowen, dan Ortizan Solossa (Persipura Jayapura); I Made Wirawan, Atep, dan M Ridwan (Persib Bandung); Victor Igbonefo dan Greg Nwokolo(Arema).

Selanjutnya, Dzulkifli Syukur dan Ahmad Bustomi (Mitra Kutai Kartanegara), Jailani Sibi dan Ronal Setmop (Persidafon Dafonsoro), Tantan dari (Sriwijaya FC), M Roby (Persisam Putra Samarinda), Busari dan Fachrudin Wahyudin (Persepam Madura United), serta Samsul Arif (Persela Lamongan). Sedangkan satu pemain lainnya berkiprah di Indonesia Premier League (IPL), dia adalah Irfan Raditya (Arema IPL).
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6539 seconds (0.1#10.140)