Minus bintang ISL, jangan remehkan Timnas
A
A
A
Sindonews.com - Mantan pemain Tim Nasional Indonesia era 90-an, Ansyari Lubis, tidak memandang rendah skuad Timnas Senior proyeksi kualifikasi Piala 2015. Meski tim asuhan Nil Maizar itu tidak diperkuat pemain-pemain terbaik dari Indonesia Super League.
"Apa yang terjadi saat ini, termasuk tidak semua pemain memenuhi panggilan Timnas adalah buah dari dualisme. Pemain yang hadir di pemusatan latihan inilah yang bisa dimanfaatkan," ujarnya.
Mantan pemain Medan Jaya dan penyandang pemain dengan transfer termahal itu berharap optimisme tetap diapungkan skuad Nil Maizar tersebut. "Dalam sepak bola tidak ada yang tidak mungkin. Kalau punya optimisme nggak ada masalah. Karena, pemain kalau makai lambang negara harusnya bisa menjaga optimisme dan melakukan yang terbaik," tuturnya diwawancarai kemarin.
Tidak adanya bintang dari ISL, menurutnya tidak bisa menjadi patokan lemahnya skuad Timnas.
"Saya kira itu enggak jadi patokan. Andik (Vermansyah) misalnya, Andik levelnya sudah berkembang pesat dan usianya di bawah 22. Semua tergantung pemain. Bisa apa enggak memotivasi dirinya sendiri. Dan, siapapun yang yang ditunjuk jadi pemain Timnas harus bisa buktikan diri," papar Ansyari yang selama jadi pemain berposisi sebagai gelandang ini.
Namun, pria yang juga sebagai asisten pelatih Pro Duta FC ini tak membantah bahwa hingga saat ini ada dua striker dari kompetisi ISL yang sejatinya bisa menjadi senjata terbaik Timnas. Ini seiring dengan minimnya stok penyerang yang dimiliki Nil Maizar. Nil hanya punya dua striker Mario Aibekop dan Agung Supriyanto.
"Greg (Nwokolo) dan Boaz (Solossa). Greg itu striker komplet. Dia punya semua. Punya kecepatan, daya juang bagus. Bisa bermain satu dua sentuhan. Finishing juga bagus. Hal yang sama dengan Boaz. Sayang, mereka enggak datang ke Medan (pemusatan latihan)," pungkasnya.
"Apa yang terjadi saat ini, termasuk tidak semua pemain memenuhi panggilan Timnas adalah buah dari dualisme. Pemain yang hadir di pemusatan latihan inilah yang bisa dimanfaatkan," ujarnya.
Mantan pemain Medan Jaya dan penyandang pemain dengan transfer termahal itu berharap optimisme tetap diapungkan skuad Nil Maizar tersebut. "Dalam sepak bola tidak ada yang tidak mungkin. Kalau punya optimisme nggak ada masalah. Karena, pemain kalau makai lambang negara harusnya bisa menjaga optimisme dan melakukan yang terbaik," tuturnya diwawancarai kemarin.
Tidak adanya bintang dari ISL, menurutnya tidak bisa menjadi patokan lemahnya skuad Timnas.
"Saya kira itu enggak jadi patokan. Andik (Vermansyah) misalnya, Andik levelnya sudah berkembang pesat dan usianya di bawah 22. Semua tergantung pemain. Bisa apa enggak memotivasi dirinya sendiri. Dan, siapapun yang yang ditunjuk jadi pemain Timnas harus bisa buktikan diri," papar Ansyari yang selama jadi pemain berposisi sebagai gelandang ini.
Namun, pria yang juga sebagai asisten pelatih Pro Duta FC ini tak membantah bahwa hingga saat ini ada dua striker dari kompetisi ISL yang sejatinya bisa menjadi senjata terbaik Timnas. Ini seiring dengan minimnya stok penyerang yang dimiliki Nil Maizar. Nil hanya punya dua striker Mario Aibekop dan Agung Supriyanto.
"Greg (Nwokolo) dan Boaz (Solossa). Greg itu striker komplet. Dia punya semua. Punya kecepatan, daya juang bagus. Bisa bermain satu dua sentuhan. Finishing juga bagus. Hal yang sama dengan Boaz. Sayang, mereka enggak datang ke Medan (pemusatan latihan)," pungkasnya.
(aww)