Perginya pelatih 'tahan banting'
A
A
A
Sindonews.com —Miroslav Janu menjadi pelatih asing yang cukup ternama di Indonesia. Itu tak lepas dari kiprahnya di sejumlah klub dan membawa sejumlah prestasi bergengsi. Dua klub Jawa Timur yang merasakan service pelatih asal Republik Ceska ini adalah Arema FC dan Persela Lamongan.
Miroslav Janu bekerja di Arema dalam dua periode, yakni pada 2007-2008 dan 2010-2011. Dalam dua kali kepelatihannya di Malang, dia dua kali mengawal Singo Edan di Liga Champion Asia (LCA). Sedangkan prestasi terbaiknya adalah mengantarkan Arema sebagai runner up Indonesia Super League (ISL) 2010-2011.
Sedangkan di Persela, Miroslav Janu juga membawa sejarah tersendiri bagi klub berjuluk Laskar Joko Tingkir. Dia menempatkan klub biru laut di posisi empat klasemen akhir ISL musim lalu. Itu prestasi terbaik sepanjang sejarah keikutsertaan Persela di level tertinggi sepakbola nasional.
Uniknya, selama melatih Arema dan Persela, Miro mengalami kondisi nyaris sama, yakni klub mengalami krisis keuangan. Walau begitu dia tetap membawa kedua klub itu mencapai prestasi membanggakan. Tak heran banyak yang menyebut dia pelatih 'tahan banting'.
“Kami jajaran manajemen Arema menyatakan duka cita yang mendalam dengan kepergian Miroslav Janu. Dia salah pelatih luar biasa yang pernah menangani Arema. Prestasi, filosofi, serta tekadnya mengangkat pemain muda menjadi inspirasi sendiri bagi sepakbola Indonesia,” kata Media Officer Arema Cronous, Sudarmaji.
Coach Miro, demikian dia akrab disapa, memiliki pribadi yang unik. Di sisi lain dia adalah sosok pelatih yang komunikatif dan suka bercanda. Tapi dia juga sering menampakkan karakter keras dan tegas dan itu tak hanya berlaku kepada pemain. Bahkan di luar tim pun bisa menjadi sasaran karakter kerasnya.
Dia tidak segan-segan mendamprat jurnalis yang dianggap mengusiknya. Salah satu contoh, saat di Malang, dia pernah memanggil seorang jurnalis media lokal karena kritikan soal pola 4-4-2. Di rumahnya, Miro meminta jurnalis tersebut menjelaskan strategi 4-4-2 secara gamblang. Si jurnalis pun menyerah.
Namun tak jarang dia ngobrol santai dengan jurnalis olahraga dan 'curhat' soal permasalahan yang dihadapi timnya. Miro termasuk karakter yang terus terang dan tidak menutup-nutupi fakta. Apa yang ada dalam pikirannya selalu diutarakan tanpa ragu atau takut.
Klub lain yang mengungkapkan duka sekaligus respeknya adalah Persela Lamongan yang dilatihnya musim lalu. Miro pantas dinobatkan sebagai pelatih terbaik dalam sejarah Persela, karena membawa klub tersebut dalam prestasi puncaknya di ISL 2011-2012.
Dalam situasi krisis keuangan, Miro masih bisa membawa Persela finish di urutan keempat klasemen akhir ISL. Pencapaian itu menjadi prestasi terbaik yang pernah ditorehkan Persela sepanjang sejarah berdirinya klub. Manajemen Persela sangat terkejut dengan kepergian Miro.
“Saya mewakili Persela serta LA Mania sangat berduka dengan kepergian Miroslav Janu. Semoga dia mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Dia pelatih yang berjasa mengangkat prestasi Persela dan kami berterima kasih atas semua yang dia berikan untuk Persela Lamongan,” kata Asisten Manajer Persela Lamongan Yuhronur Efendi.
Yuhronur mengakui Miro adalah pengubah sejarah Persela Lamongan musim lalu. Padahal menempati papan atas klasemen akhir ISL sebelumnya hanya sebatas mimpi bagi klub yang bermarkas di Stadion Surajaya. “Dia pembawa sejarah baru bagi Persela,” tambah Yuhronur.
Setelah semusim bersama Laskar Joko Tingkir, Miro kemudian memilih Persebaya Divisi Utama karena Persela krisis keuangan. Tidak ada yang menyangka Persebaya DU yang justru baru akan memulai kompetisi itu bakal menjadi klub terakhirnya sebagai pelatih sepakbola. Selamat jalan, Miro.
Miroslav Janu bekerja di Arema dalam dua periode, yakni pada 2007-2008 dan 2010-2011. Dalam dua kali kepelatihannya di Malang, dia dua kali mengawal Singo Edan di Liga Champion Asia (LCA). Sedangkan prestasi terbaiknya adalah mengantarkan Arema sebagai runner up Indonesia Super League (ISL) 2010-2011.
Sedangkan di Persela, Miroslav Janu juga membawa sejarah tersendiri bagi klub berjuluk Laskar Joko Tingkir. Dia menempatkan klub biru laut di posisi empat klasemen akhir ISL musim lalu. Itu prestasi terbaik sepanjang sejarah keikutsertaan Persela di level tertinggi sepakbola nasional.
Uniknya, selama melatih Arema dan Persela, Miro mengalami kondisi nyaris sama, yakni klub mengalami krisis keuangan. Walau begitu dia tetap membawa kedua klub itu mencapai prestasi membanggakan. Tak heran banyak yang menyebut dia pelatih 'tahan banting'.
“Kami jajaran manajemen Arema menyatakan duka cita yang mendalam dengan kepergian Miroslav Janu. Dia salah pelatih luar biasa yang pernah menangani Arema. Prestasi, filosofi, serta tekadnya mengangkat pemain muda menjadi inspirasi sendiri bagi sepakbola Indonesia,” kata Media Officer Arema Cronous, Sudarmaji.
Coach Miro, demikian dia akrab disapa, memiliki pribadi yang unik. Di sisi lain dia adalah sosok pelatih yang komunikatif dan suka bercanda. Tapi dia juga sering menampakkan karakter keras dan tegas dan itu tak hanya berlaku kepada pemain. Bahkan di luar tim pun bisa menjadi sasaran karakter kerasnya.
Dia tidak segan-segan mendamprat jurnalis yang dianggap mengusiknya. Salah satu contoh, saat di Malang, dia pernah memanggil seorang jurnalis media lokal karena kritikan soal pola 4-4-2. Di rumahnya, Miro meminta jurnalis tersebut menjelaskan strategi 4-4-2 secara gamblang. Si jurnalis pun menyerah.
Namun tak jarang dia ngobrol santai dengan jurnalis olahraga dan 'curhat' soal permasalahan yang dihadapi timnya. Miro termasuk karakter yang terus terang dan tidak menutup-nutupi fakta. Apa yang ada dalam pikirannya selalu diutarakan tanpa ragu atau takut.
Klub lain yang mengungkapkan duka sekaligus respeknya adalah Persela Lamongan yang dilatihnya musim lalu. Miro pantas dinobatkan sebagai pelatih terbaik dalam sejarah Persela, karena membawa klub tersebut dalam prestasi puncaknya di ISL 2011-2012.
Dalam situasi krisis keuangan, Miro masih bisa membawa Persela finish di urutan keempat klasemen akhir ISL. Pencapaian itu menjadi prestasi terbaik yang pernah ditorehkan Persela sepanjang sejarah berdirinya klub. Manajemen Persela sangat terkejut dengan kepergian Miro.
“Saya mewakili Persela serta LA Mania sangat berduka dengan kepergian Miroslav Janu. Semoga dia mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Dia pelatih yang berjasa mengangkat prestasi Persela dan kami berterima kasih atas semua yang dia berikan untuk Persela Lamongan,” kata Asisten Manajer Persela Lamongan Yuhronur Efendi.
Yuhronur mengakui Miro adalah pengubah sejarah Persela Lamongan musim lalu. Padahal menempati papan atas klasemen akhir ISL sebelumnya hanya sebatas mimpi bagi klub yang bermarkas di Stadion Surajaya. “Dia pembawa sejarah baru bagi Persela,” tambah Yuhronur.
Setelah semusim bersama Laskar Joko Tingkir, Miro kemudian memilih Persebaya Divisi Utama karena Persela krisis keuangan. Tidak ada yang menyangka Persebaya DU yang justru baru akan memulai kompetisi itu bakal menjadi klub terakhirnya sebagai pelatih sepakbola. Selamat jalan, Miro.
(wbs)