Mengungkap sosok pelatih baru Timnas Indonesia

Jum'at, 08 Februari 2013 - 11:51 WIB
Mengungkap sosok pelatih...
Mengungkap sosok pelatih baru Timnas Indonesia
A A A
Sindonews.com - Timnas Indonesia telah memiliki pelatih baru yang bernama Luis Manuel Blanco, daril Argentina. Sebelum ke Indonesia dia melatih di sejumlah klub di divisi utama Argentina, Kanada, dan Bolivia antara 1972-1990.

Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husein melakukan pengumuman mengejutkan, Kamis (7/2) siang, dalam konferensi pers. Djohar memperkenalkan Blanco sebagai juru taktik timnas senior dan U-23 dengan kontrak berdurasi dua tahun. Blanco akan membawa serta tim kepelatihannya yang beranggotakan Jorge Di Gregorio dan Marcos Conenna. Anehnya, Djohar juga menambahkan posisi Nil Maizar saat ini tidak disingkirkan karena komposisi tim kepelatihan Blanco akan digabung dengan yang sudah terbentuk. Seperti diketahui, saat ini Nil didampingi asisten asal Brasil, Fabio Oliveira.

Tidak hanya publik sepakbola Indonesia yang terkejut, tetapi juga anggota komisi eksekutif PSSI sendiri, Bob Hippy. Penunjukan diyakini merupakan buah pertemuan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kischner di Jakarta, medio Januari lalu. Belum ada tanggapan yang disampaikan Nil karena saat pengumuman dilakukan rombongan timnas masih bersiap pulang dari Dubai.

Lantas, siapakah Luis Manuel Blanco? Laman pribadinya menjelaskan dia pernah berkiprah sebagai pesepakbola di sejumlah klub di divisi utama Argentina, Kanada, dan Bolivia antara 1972-1990. Lanus dan Boca Juniors menjadi dua klub top yang pernah diperkuatnya. Blanco banting setir menjadi pelatih pada 1991 dengan menangani klub Meksiko, Cobras Ciudad de Juarez, kemudian malang melintang di banyak klub hingga akhirnya menangani "timnas Cina U-20" pada 2012.

Seperti dilansir goal, Ternyata Blanco pelatih timnas Cina U-20 pada kurun waktu 2011-2012 adalah pria asal Belanda yang lama menghuni Ajax Amsterdam, Jan Olde Riekerink. Sebelumnya, Su Maozhen menangani tim Cina U-20 pada 2009 hingga 2011 dan untuk tahun ini federasi setempat kembali menunjuk pelatih lokal, yaitu Li Bing.

Diduga posisi Blanco sebenarnya adalah pelatih tim Beijing U-20 yang dipersiapkan mengikuti pekan olahraga nasional (semacam PON) Cina di Liaoning tahun ini.

Goal memiliki temuan menarik. Jabatan "director tecnico" AFA seperti yang tertera di halaman LinkedIn milik sang pelatih bukan berarti Blanco menjabat sebagai direktur teknik atau bekerja di federasi asal negaranya, melainkan hanya penegasan kalau dia memiliki sertifikat kepelatihan AFA selama 22 tahun terakhir.

Selain itu, ada pula cerita yang lebih menarik. Ketika menangani Platense Athletic Club pada 1993 hingga 1996, Blanco dengan berani mempromosikan seorang anak muda blasteran Prancis ke dalam skuat utama klub asal Buenos Aires itu. Dua bulan menjelang usianya yang ke-17 tahun, pemain yang bernama David Trezeguet itu diberi Blanco kesempatan tampil debut di divisi utama Argentina. Tahun berikutnya, 1995, Trezeguet pindah ke AS Monaco dan tiga tahun kemudian menjuarai Piala Dunia bersama timnas Prancis.
"Indonesia punya banyak pemain bagus, tapi kurang pelatihan untuk pelatih. Memang sulit, tapi menggoda"

Di negara asalnya, Blanco dikenal sebagai pelatih yang mempromosikan Trezeguet, tetapi tak banyak yang mengetahui sepak terjang pria berusia 59 tahun itu. Kepada Ole, Blanco mengisahkan perjodohannya dengan Indonesia.

"[Saya dihubungkan dengan Indonesia] Dari seorang agen FIFA yang dulu pernah menjadi pemain dan kini beralih menjadi pengusaha," ungkapnya.

"Mereka punya enam kandidat, tetapi kemudian memilih saya. Saya mengatur semuanya melalui telekonferensi dengan penerjemah di Cina. Kami berangkat Rabu dan kemudian sepakat masalah finansial serta kontrak berdurasi dua tahun."

"Menjadi pelatih tim yang berskala besar merupakan kehormatan yang mungkin tak bisa diraih semua pelatih. Lihat misalnya [Reinaldo] Merlo di Racing Club, begitu sukses menjadi juara setelah bertahun-tahun puasa gelar, mereka membuatkannya patung. Indonesia paling besar berharap lolos atau mungkin melangkah sedekat mungkin ke Piala Dunia. Saya rasa untuk jangka panjang hal itu bisa dilakukan."

Reinaldo "Mostaza" Merlo yang disinggung Blanco merupakan pelatih yang sukses membawa Racing menjuarai liga Argentina pada 2001 atau 35 tahun setelah gelar terakhir mereka. Sebagai bentuk penghormatan, Racing mendirikan khusus patungnya.

"Entah apa saya bisa dibuatkan patung atau tidak, tapi mereka sudah mengenal reputasi Argentina," imbuh Blanco saat digoda pertanyaan apakah ingin menyamai "prestasi khusus" Merlo.

"Saya menyukainya karena Indonesia belum meraih prestasi apapun. Mereka punya banyak pemain bagus dan saya rasa yang kurang adalah pelatihan untuk pelatih. Memang sulit, tapi ini menggoda saya."

Blanco mengaku telah mengambil pengalaman mengenal karakter pemain Asia ketika menangani tim Beijing.

"Mereka sangat ramah. Mereka cepat dan punya reaksi yang bagus, tapi harus membentuk kekuatan fisik," sambungnya.

"Kami harus membuatnya tidak terlalu patuh, mungkin sedikit berjiwa pemberontak, seperti karakter banyak pemain Argentina. Mereka bermain tidak efektif, tapi punya banyak pemain berkualitas, " pungkasnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0914 seconds (0.1#10.140)