Tim Monev Jatim jangan dibentuk asal-asalan

Selasa, 12 Februari 2013 - 19:06 WIB
Tim Monev Jatim jangan dibentuk asal-asalan
Tim Monev Jatim jangan dibentuk asal-asalan
A A A
Sindonews.com - KONI Jatim mendapatkan kritikan pedas menjelang digulirkannya program Pemusatan Latihan Daerah (Pulatda) proyeksi PON 2016. Salah satunya dalam menetapkan komposisi Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev). Ada kesan asal-asalan apalagi memasukkan orang "titipan".

Salah satu tim perumus Puslatda, Toho Cholik Mutohir mengatakan, agar peran Monev bisa berjalan maksimal, KONI Jatim sebaiknya menggandeng praktisi olahraga baik dari kampus, mantan atlet maupun pelatih. "Yang masuk dalam di tim monev nantinya harus kompeten di bidangnya," ujar mantan rektor Unesa, Surabaya.

Sebab, lanjut Toho, anggota Monev punya peran penting dalam meningkatkan kemampuan dan prestasi atlet. Bahkan monev akan menjadi salah satu ujung tombak karena harus mengetahui secara menyeluruh kondisi atlet selama mengikuti Puslatda Jatim 100. "Peran Monev sangat penting, sebab dari merekalah KONI nantinya akan mendapat informasi kondisi para atlet," katanya.

Tidak hanya sekadar memberikan laporan, menurut Toho, personel Monev yang ditunjuk KONI nantinya juga harus mencatat semua kegiatan latihan para atlet selama dalam program Puslatda, "Tim Monev juga harus mengerti dengan seluk beluk olahraga yang menjadi tanggung jawabnya, " tandasnya,

Nantinya, lanjut Toho, dari catatan Monev itu akan diserahkan ke KONI Jatim. "Berdasarkan laporan itu KONI Jatim nantinya yang akan melakukan evaluasi dan menentukan layak tidaknya pelatih dan atlet mengikuti Puslatda. Jadi peran Monev sifatnya melekat, " jelasnya.

Hal senada diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) KONI Jatim, Irmantara Subagyo. Menurutnya, Monev harus melaporkan secara terperinci semua kegiatan Puslatda. "Dari hasil laporan tersebut KONI akan melakukan evaluasi dan analisa. Sehingga jika KONI memromosikan atau mendegradasi atlet atau cabang olahraga, " katanya.

Bisa jadi tim Monev menjadi sorotan tajam lantaran ikut andil dalam kegagalan kontingen Jatim memepertahankan gelar juara umum di PON 2012 Riau. Saat itu, KONI Jatim terkesan asal-asalan menempatkan orang dalam tim Monev karena tidak memahami cabor yang diawasinya. Hasilnya banyak laporan tidak akurat dan masalah non teknis yang mencuat saat PON digelar. Seperti konflik antar pengurus cabor dan atlet.

Sementara anggota Bidang Pemibinaan dan Prestasi KONI Jatim, Nurul Ansori menambahkan Puslatda 2013 akan memakai basis Iptek. "Sebelum masuk Puslatda, para atlet itu harus menjalani tes kesehatan, fisik dan kemampuan olahraga yang digelutinya. Pendekatan Iptek akan terus dilakukan selama Pusltada. Jadi bisa terukur," katanya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7086 seconds (0.1#10.140)