Cuaca ekstrem, Pro Duta berlatih di lapangan futsal
A
A
A
Sindonews.com - Tenggat waktu cukup panjang bagi Pro Duta sebelum menghadapi Persiba Bantul pada laga kedua Indonesian Premier League (IPL), Rabu (27/2) mendatang, cukup menguntungkan. Sayangnya maksimalisasi tidak berlangsung mulus.
Ketiadaan lapangan lantaran faktor cuaca ekstrem yang melanda Kota Medan, membuat skuad besutan pelatih Roberto Bianchi tersebut harus mencari solusi agar tetap berlatih. Mereka pun terpaksa berlatih dengan menggunakan lapangan Kop Futsal, di Jalan Krakatau Medan. Bahkan, kondisi lapangan yang biasanya dipakai sebagai venue latihan, Stadion TD Pardede, becek lantaran hujan serta dipakai untuk ajang seleksi, membuat Suyatno dkk berlatih di Kop Futsal, pagi dan Selasa sore (19/2).
''Selain hujan yang membuat kami tidak bisa bermain di lapangan itu (Stadion TD Pardede). Lapangan juga dipakai untuk seleksi pemain (pembentukan tim Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI) Sumut). Seleksi pemain, kami tidak mungkin latihan. Hari ini, pagi dan sore hari di lapangan futsal,” ujar Roberto Bianchi.
Kendati berharap bisa berlatih di lapangan reguler, menurut pelatih berdarah Brasil berkebangsaan Spanyol itu mengaku, lapangan futsal cocok untuk memaksimalkan kemampuan teknik pemain, seperti passing, dribbling, dan shooting. Apalagi selama ini di Stadion TD Pardede, dia menilai, tekstur tanah dan permukaan lapangan yang tidak datar menjadi kendala bagi timnya untuk melatih operan.
''Kalau lebih baik besok, kami akan latihan di sana lagi (Stadion TD Pardede). Lapangan futsal bagus untuk training teknik, passing, kalau di Pardede tidak bagus, susah,” katanya.
Pria dengan nama lengkap Roberto Bianchi Peliser ini mengakui, di Medan, minimnya jumlah lapangan latihan yang layak menyulitkannya untuk memaksimalisasikan latihan skuadnya. Dia pun tengah mempertimbangkan untuk memindahkan venue latihan, jika pengelola stadion tidak juga melakukan renovasi terhadap lapangan yang ada. Sebelumnya, gelandang asing Pro Duta FC, Jose Pedrosa Galan, juga mengeluhkan kondisi lapangan latihan.
''Masalah di Medan susah cari lapangan. Saya telah berbicara, kalau Pardede tidak memperbaiki lapangannya menjadi lebih baik, kami akan ganti lapangan lain. Ada TGM (lapangan di komplek perumahan Thamrin Graha Metropolitan atau Stadion Universitas Sumatera Utara (USU),” ungkapnya.
Soal evaluasi tim pasca kekalahan 0-2 kontra Semen Padang, Sabtu (16/2) lalu, pria yang akrab disapa Beto ini mengatakan, dirinya tidak menyasar pada evaluasi teknis tim besutannya yang dia nilai telah bermain baik. Namun, di sisi lain, pembenahan mentalitas pemain akan menjadi hal yang diprioritaskan.
''Aku rasa tidak banyak perubahan di sisi teknis. Karena di babak kedua menghadapi Semen Padang, kami main bagus sekali. Masalahnya di pertandingan itu, error (kesalahan) pemain kami sendiri, Kalau tidak ada error, pertandingan akan sangat menarik. Kami perlu perlu mengubah kondisi ini, jangan banyak error,” bebernya.
Menurutnya di sepakbola, kesalahan kecil bisa berakibat fatal. “Di level kompetisi kasta tertinggi, kalau dua kali error, dua gol. Kalau mungkin di kasta kedua, tiga error mungkin tidak ada gol atau satu gol. Tapi beda di level teratas, sekali salah, satu gol bagi tim lawan,” ungkapnya.
Ketiadaan lapangan lantaran faktor cuaca ekstrem yang melanda Kota Medan, membuat skuad besutan pelatih Roberto Bianchi tersebut harus mencari solusi agar tetap berlatih. Mereka pun terpaksa berlatih dengan menggunakan lapangan Kop Futsal, di Jalan Krakatau Medan. Bahkan, kondisi lapangan yang biasanya dipakai sebagai venue latihan, Stadion TD Pardede, becek lantaran hujan serta dipakai untuk ajang seleksi, membuat Suyatno dkk berlatih di Kop Futsal, pagi dan Selasa sore (19/2).
''Selain hujan yang membuat kami tidak bisa bermain di lapangan itu (Stadion TD Pardede). Lapangan juga dipakai untuk seleksi pemain (pembentukan tim Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI) Sumut). Seleksi pemain, kami tidak mungkin latihan. Hari ini, pagi dan sore hari di lapangan futsal,” ujar Roberto Bianchi.
Kendati berharap bisa berlatih di lapangan reguler, menurut pelatih berdarah Brasil berkebangsaan Spanyol itu mengaku, lapangan futsal cocok untuk memaksimalkan kemampuan teknik pemain, seperti passing, dribbling, dan shooting. Apalagi selama ini di Stadion TD Pardede, dia menilai, tekstur tanah dan permukaan lapangan yang tidak datar menjadi kendala bagi timnya untuk melatih operan.
''Kalau lebih baik besok, kami akan latihan di sana lagi (Stadion TD Pardede). Lapangan futsal bagus untuk training teknik, passing, kalau di Pardede tidak bagus, susah,” katanya.
Pria dengan nama lengkap Roberto Bianchi Peliser ini mengakui, di Medan, minimnya jumlah lapangan latihan yang layak menyulitkannya untuk memaksimalisasikan latihan skuadnya. Dia pun tengah mempertimbangkan untuk memindahkan venue latihan, jika pengelola stadion tidak juga melakukan renovasi terhadap lapangan yang ada. Sebelumnya, gelandang asing Pro Duta FC, Jose Pedrosa Galan, juga mengeluhkan kondisi lapangan latihan.
''Masalah di Medan susah cari lapangan. Saya telah berbicara, kalau Pardede tidak memperbaiki lapangannya menjadi lebih baik, kami akan ganti lapangan lain. Ada TGM (lapangan di komplek perumahan Thamrin Graha Metropolitan atau Stadion Universitas Sumatera Utara (USU),” ungkapnya.
Soal evaluasi tim pasca kekalahan 0-2 kontra Semen Padang, Sabtu (16/2) lalu, pria yang akrab disapa Beto ini mengatakan, dirinya tidak menyasar pada evaluasi teknis tim besutannya yang dia nilai telah bermain baik. Namun, di sisi lain, pembenahan mentalitas pemain akan menjadi hal yang diprioritaskan.
''Aku rasa tidak banyak perubahan di sisi teknis. Karena di babak kedua menghadapi Semen Padang, kami main bagus sekali. Masalahnya di pertandingan itu, error (kesalahan) pemain kami sendiri, Kalau tidak ada error, pertandingan akan sangat menarik. Kami perlu perlu mengubah kondisi ini, jangan banyak error,” bebernya.
Menurutnya di sepakbola, kesalahan kecil bisa berakibat fatal. “Di level kompetisi kasta tertinggi, kalau dua kali error, dua gol. Kalau mungkin di kasta kedua, tiga error mungkin tidak ada gol atau satu gol. Tapi beda di level teratas, sekali salah, satu gol bagi tim lawan,” ungkapnya.
(aww)