Tersandung kasus rasisme, pejabat FA mengundurkan diri

Minggu, 24 Februari 2013 - 14:13 WIB
Tersandung kasus rasisme, pejabat FA mengundurkan diri
Tersandung kasus rasisme, pejabat FA mengundurkan diri
A A A
Sindonews.com - Duta besar Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) Paul Elliott mengundurkan diri dari semua perannya untuk mewakili organisasi tersebut setelah dirinya dilaporkan terlibat dalam kasus rasisme. Pria berusia 48 tahun itu juga merupakan bagian dari juri masalah hukum FA dan nominasi anggota komite committees UEFA. Elliott yang juga merupakan mantan pemain Celtic dan Chelsea itu memutuskan mundur dari jabatannya dalam badan anti diskriminasi Kick It Out.

"Penggunaan bahasa yang mendiskriminasi tidak dapat diterima, tanpa memperhatikan konteksnya. Masalah ini telah membuat posisi Paul tidak dapat dipertahankan. Saya berterima kasih kepada Paul atas dedikasinya dan kinerjanya, terutama mengenai masalah anti rasisme. Saya sedih dengan peristiwa ini dan dengan menyesal kami menerima pengunduran diri Paul," terang Ketua FA David Bernstein seperti dilansir BBC, Minggu (24/2/2013).

Seperti diberitakan The Sun, masalah rasisme yang menimpa Elliott berawal dari perselisihannya melalui pesan pendek dengan pemain Charlton, Richard Rufus. Dalam pesan tersebut ia menggunakan istilah yang berbau rasial. "Sebelumnya pekan ini, seorang mantan teman dan rekan bisnis, menyebarkan sebuah pesan pendek yang saya kirim, dimana saya menggunakan sebuah istilah yang dikenal dapat menghina komunitas saya sendiri," terang Elliot.

"Saya menyesal menggunakannya dan sebagai pengacara yang memiliki standar perilaku publik, dan integritas dalam kehidupan publik, saya mengetahui penggunaan kata ini menimbulkan penafsiran dan berlawanan dengan posisi saya sebagai komisaris di Kick It Out," sambungnya.

"Saya akan terus aktif dalam proyek-proyek lain dalam apa yang saya yakini benar dan tidak akan berhenti. Saya menyesal ini sangat tidak pantas dan bukan merupakan bagian dari kosa kata saya sehari-hari," tandasnya.

Elliott pada awal bulan ini merupakan pemain kulit hitam pertama yang mendapatkan penghargaan dari Istana Buckingham atas jasanya untuk memperjuangkan kesetaraan dan keberagaman dalam dunia sepak bola. Insiden ini tentu sangat kontradiktif dengan perilakunya yang memperjuangkan kesetaraan dalam sepak bola.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6377 seconds (0.1#10.140)