Pemanasan sebelum duel klasik

Minggu, 24 Februari 2013 - 15:53 WIB
Pemanasan sebelum duel...
Pemanasan sebelum duel klasik
A A A
Sindonews.com – Partai Persib melawan PSPS Pekanbaru, tengah pekan ini dan laga tandang Persija Jakarta ke Kuningan untuk menghadapi Persita Tangerang, Selasa (26/2), ibarat pertandingan pemanasan bagi kedua tim.

Seperti diketahui Persib dan Persija akan bertarung di laga klasik yang sarat historis, dendam dan gengsi, Minggu (3/3) mendatang. Jika melihat pada kondisi terakhir, baik Maung Bandung maupun Macan Kemayoran sama-sama butuh momentum untuk bangkit.

Namun, jika dibandingkan situasi di Persija bisa dikatakan sedikit kurang menguntungkan ketimbang Persib. Hingga kini Persija kerap terpuruk baik di laga kandang maupun tandang. Posisi juru kunci klasemen jadi konsekuensi dan kenyataan yang harus mereka hadapi.

Apa yang terjadi di skuad Macan Kemayoran sudah diprediksi sejak awal. Kebutuhan Persija akan pemain baru sebagai kompensasi kepergian Bambang Pamungkas sirna. Macan Kemayoran menghadapi kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2012/2013 dalam kondisi pincang.

Pelatih Iwan Setiawan cukup terpukul karena perginya sejumlah pemain akibat situasi keuangan klub yang bermasalah. Baginya Bepe adalah pemain ideal dan bisa jadi teladan bagi para pemain muda yang dipromosikan dari skuad U-21.

Tidak hanya Bepe yang memutuskan hengkang dari Macan Kemayoran. Sejumlah pemain pilar musm lalu juga memutuskan untuk pergi. Diantaranya Ramdhani Lestaluhu, Andritany Ardhiyasa dan Leo Saputra.

Keempat pemain tersebut pergi menyusul para pemain lainnya yang sudah lebih dulu hengkang dari Ibu Kota seperti Hasim Kipauw, Precious Emuejeraye, Oktavianus dan striker muda jebolan proyek SAD di Uruguay, Alan Martha.

Dengan modal seadanya langkah Persija cukup tertatih-tatih. Meraih poin penuh di kandang dan tandang sama sulitnya. Dalam tujuh pertandingan di awal musim ini, Macan Kemayoran hanya meraih sekali menang, dua kali imbang dan empat kali kalah.

Iwan cukup dipusingkan oleh performa beberapa pemainnya. Di posisi penjaga gawang misalnya, eks pelatih PSMS Medan tersebut seringkali harus melakukan rotasi posisi antara Galih Sudaryono dan kiper muda, Adixi Lenzivio.

Meski lebih berpengalaman, tapi dalam urusan penampilan Galih justru paling mengundang kritik dari Iwan. "Di beberapa laga terakhir, blunder yang sering berbuah gol dilakukan oleh kiper. Saya rasa itu kelemahan kami," kata Iwan.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5989 seconds (0.1#10.140)