Main di Inggris, Hazard dibekali ilmu judo
Minggu, 24 Februari 2013 - 18:17 WIB
Main di Inggris, Hazard dibekali ilmu judo
A
A
A
Sindonews,com – Gelandang Chelsea Eden Hazard menilai ilmu bela diri Judo yang dikuasainya berguna banyak dalam mengarungi permainan keras di Liga Premier Inggris.
Sejak dibeli Chelsea dari Lille seharga 32 juta poundsterling, Hazard tampil mengesankan dengan mencetak 10 gol dan 10 assist sejauh ini.
Dengan ilmu bela diri judo yang dimilikinya, Hazard tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi dengan gaya permainan sepak bola Inggris yang lebih mengandalkan kekuatan fisik. “Saya bergantung pada kaki saya. Ketika kecil saya sudah berlatih judo jadi saya tahu bagaimana jatuh yang baik,’katanya seperti dilansir metro, Minggu (24/2/2013).
Hazard mengaku dirinya sempat terkejut setelah menyadari permainan di Inggris yang jauh lebih menuntut ketahanan fisik, dibanding sepak bola Prancis. “Perbedaannya adalah intensitas. Tidak ada waktu berdiam diri, tidak ada ruang bernapas dalam permainan.”
Namanya sempat mendapat sorotan tajam media Inggris ketika dia melakukan aksi kurang terpuji kepada anak gawang (ball boy) Swansea, Januari lalu. Ketika itu dia menendang bola keluar dari dekapan anak gawang berusia di bawah 17 tahun.
“Itu jelas bukan insiden yang baik tapi mudah-mudahan itu di masa lalu. Tapi itu menarik perhatian pada fakta bahwahal kecil bisa menjadi sorotan dunia. Anda harus berhati-hati.
Sejak dibeli Chelsea dari Lille seharga 32 juta poundsterling, Hazard tampil mengesankan dengan mencetak 10 gol dan 10 assist sejauh ini.
Dengan ilmu bela diri judo yang dimilikinya, Hazard tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi dengan gaya permainan sepak bola Inggris yang lebih mengandalkan kekuatan fisik. “Saya bergantung pada kaki saya. Ketika kecil saya sudah berlatih judo jadi saya tahu bagaimana jatuh yang baik,’katanya seperti dilansir metro, Minggu (24/2/2013).
Hazard mengaku dirinya sempat terkejut setelah menyadari permainan di Inggris yang jauh lebih menuntut ketahanan fisik, dibanding sepak bola Prancis. “Perbedaannya adalah intensitas. Tidak ada waktu berdiam diri, tidak ada ruang bernapas dalam permainan.”
Namanya sempat mendapat sorotan tajam media Inggris ketika dia melakukan aksi kurang terpuji kepada anak gawang (ball boy) Swansea, Januari lalu. Ketika itu dia menendang bola keluar dari dekapan anak gawang berusia di bawah 17 tahun.
“Itu jelas bukan insiden yang baik tapi mudah-mudahan itu di masa lalu. Tapi itu menarik perhatian pada fakta bahwahal kecil bisa menjadi sorotan dunia. Anda harus berhati-hati.
(irc)
