Chena bawa petaka
A
A
A
Sindonews.com --Kembalinya playmaker Gustavo Chena terbukti menjadi pembeda bagi Persegres Gresik. Sayang bukan pembeda dalam arti positif, tapi justru negatif. Gol bunuh dirinya menit 75 membuat Persegres harus takluk dari Pelita Bandung Raya (PBR) 0-1 di Stadion Tri Dharma, Gresik, Minggu (24/2).
Sore yang buruk bagi Gustavo Chena sekembalinya bermain setelah absen di tiga pertandingan karena cedera. Keberadaan pemain asal Argentina tersebut sebenarnya menjadi penambah motivasi Persegres yang kurang kreatif sejak dia tidak bisa merumput.
Alih-alih berharap umpan cantik dari Chena, dia malah membobol gawangnya sendiri kala berniat menghalau tendangan bebas PBR dari rusuk kiri pertahanan tuan rumah. Kapten Laskar Joko Samudro ini juga bermain di bawah form terbaik karena kreatifitasnya dikunci para gelandang PBR yang digalang Milovanovic.
Sebuah kesialan yang patut disesali tuan rumah yang sekaligus mencatat kekalahan beruntun di kandang. Terakhir, Persegres juga tunduk 1-3 dari Mitra Kukar dua pekan silam. Sebuah peringatan tersendiri bagi tim arahan Suharno yang mulai limbung dan kehilangan posisi di papan atas.
Sebaliknya, bagi tim tamu PBR, tiga angka di Stadion Tri Dharma menjadi kejutan luar biasa. Kedisiplinan tim asuhan Simon McMenemmy berbuah manis dan memang menjadi aspek yang sangat menentukan di pertandingan itu.
Lini pertahanan yang dikomando Nova Arianto sukses membatasi gerak Aldo Baretto, sedangkan pemain tengah PBR dengan telaten meredam Gustavo Chena dkk. Pola 4-5-1 yang diterapkan Simon membuat Persegres frustrasi dan tidak pernah bisa menyelesaikan peluang yang susah payah diperoleh.
"Kami sedang sial. Menguasai pertandingan dan mempunyai banyak peluang tapi malah terkena gol bunuh diri. Pemain frustrasi dan kurang sabar menghadapi permainan lawan yang cenderung ingin aman dan bertahan. Saya tentu kecewa dengan kekalahan ini," cetus Pelatih Persegres Suharno selepas laga.
Dia juga menggarisbawahi disiplinnya permainan PBR yang tidak membiar pemain Persegres berlama-lama menguasai bola. Menghadapi tim yang menumpuk di area kotak pinalti, Persegres sulit menemukan celah untuk membobol jala Tema Mursadat.
"Kami kurang sabar menghadapi Pelita yang lebih banyak bertahan. Pemain ingin secepatnya mencetak gol, sehingga selalu terburu-buru. Soal gol bunuh diri, saya kira tidak ada seorang pemain pun yang ingin menciptakan gol ke gawangnya sendiri. Saya tak bisa menyalahkan Chena," ulas Suharno.
Dari kubu PBR, Simon McMenemmy sumringah bisa membawa oleh-oleh tiga poin dari Kota Pudak. Walau mengakui kemenangan itu tak lepas dari faktor keberuntungan, Simon sudah cukup puas dengan perjuangan yang ditunjukkan pasukannya.
"Kami sangat beruntung dan kadang itu yang sangat dibutuhkan dalam sepakbola. Harusnya kami bisa mencetak gol, tapi pemain kurang tenang di depan gawang Persegres. Saya sangat senang dengan kemenangan ini dan semoga bisa menjadi inspirasi di Malang," papar Simon yang selanjutnya bakal mengawal PBR menantang Arema Cronous.
Sore yang buruk bagi Gustavo Chena sekembalinya bermain setelah absen di tiga pertandingan karena cedera. Keberadaan pemain asal Argentina tersebut sebenarnya menjadi penambah motivasi Persegres yang kurang kreatif sejak dia tidak bisa merumput.
Alih-alih berharap umpan cantik dari Chena, dia malah membobol gawangnya sendiri kala berniat menghalau tendangan bebas PBR dari rusuk kiri pertahanan tuan rumah. Kapten Laskar Joko Samudro ini juga bermain di bawah form terbaik karena kreatifitasnya dikunci para gelandang PBR yang digalang Milovanovic.
Sebuah kesialan yang patut disesali tuan rumah yang sekaligus mencatat kekalahan beruntun di kandang. Terakhir, Persegres juga tunduk 1-3 dari Mitra Kukar dua pekan silam. Sebuah peringatan tersendiri bagi tim arahan Suharno yang mulai limbung dan kehilangan posisi di papan atas.
Sebaliknya, bagi tim tamu PBR, tiga angka di Stadion Tri Dharma menjadi kejutan luar biasa. Kedisiplinan tim asuhan Simon McMenemmy berbuah manis dan memang menjadi aspek yang sangat menentukan di pertandingan itu.
Lini pertahanan yang dikomando Nova Arianto sukses membatasi gerak Aldo Baretto, sedangkan pemain tengah PBR dengan telaten meredam Gustavo Chena dkk. Pola 4-5-1 yang diterapkan Simon membuat Persegres frustrasi dan tidak pernah bisa menyelesaikan peluang yang susah payah diperoleh.
"Kami sedang sial. Menguasai pertandingan dan mempunyai banyak peluang tapi malah terkena gol bunuh diri. Pemain frustrasi dan kurang sabar menghadapi permainan lawan yang cenderung ingin aman dan bertahan. Saya tentu kecewa dengan kekalahan ini," cetus Pelatih Persegres Suharno selepas laga.
Dia juga menggarisbawahi disiplinnya permainan PBR yang tidak membiar pemain Persegres berlama-lama menguasai bola. Menghadapi tim yang menumpuk di area kotak pinalti, Persegres sulit menemukan celah untuk membobol jala Tema Mursadat.
"Kami kurang sabar menghadapi Pelita yang lebih banyak bertahan. Pemain ingin secepatnya mencetak gol, sehingga selalu terburu-buru. Soal gol bunuh diri, saya kira tidak ada seorang pemain pun yang ingin menciptakan gol ke gawangnya sendiri. Saya tak bisa menyalahkan Chena," ulas Suharno.
Dari kubu PBR, Simon McMenemmy sumringah bisa membawa oleh-oleh tiga poin dari Kota Pudak. Walau mengakui kemenangan itu tak lepas dari faktor keberuntungan, Simon sudah cukup puas dengan perjuangan yang ditunjukkan pasukannya.
"Kami sangat beruntung dan kadang itu yang sangat dibutuhkan dalam sepakbola. Harusnya kami bisa mencetak gol, tapi pemain kurang tenang di depan gawang Persegres. Saya sangat senang dengan kemenangan ini dan semoga bisa menjadi inspirasi di Malang," papar Simon yang selanjutnya bakal mengawal PBR menantang Arema Cronous.
(wbs)