Tak masalahkan jumlah gol yang penting poin
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Pelita Bandung Raya (PBR) Simon McMenemy mengaku tidak mempermasalahkan catatan gol anak asuhnya. Menurut pelatih berkebangsaan Inggris itu, torehan poin di tiap pertandingan merupakan bidikan utama, berapapun gol yang tercipta.
Hingga pertandingan ke delapan melawan Gresik United, Pelita Bandung Raya (PBR) memang mampu bersaing di papan tengah klasemen Indonesia Super League (ISL) 2013. Mereka bercokol di posisi ke sepuluh dengan raihan sembilan poin, hasil dari dua kemenangan, tiga hasil seri, dan tiga kekalahan.
Meski demikian, Eka Ramdani dkk masih mengalami defisit gol. The Boys Are Back tercatat kebobolan sebelas kali dan hanya menciptakan sembilan gol. Hal itu tentu merupakan masalah bagi skuad asuhan Simon, sekaligus menjadi tuntutan bagi lini tengah dan depan PBR untuk meningkatkan penampilan mereka.
"Tidak menjadi masalah bagi saya, berapa gol yang mampu diciptakan tim ini dalam sebuah pertandingan. Kalah 1-0 atau kalah dengan banyak gol, itu sama saja. Begitu pula dengan kemenangan. Karena bagi saya yang menentukan hasil akhir tim di sebuah liga adalah poin, bukan gol," kata Simon.
Dia mengatakan, hal itu pula yang ditekankannya pada para pemain. Nova Arianto dkk sudah dianggap tampil luar biasa jika membawa pulang poin. Bahkan meski berstatus klub pendatang baru di ISL musim ini, Simon selalu menargetkan kemenangan di tiap pertandingan yang dilakoni PBR.
"Yang saya tekankan pada pemain adalah penampilan yang baik, bukan gol yang banyak. Kemenangan akan semakin mudah diperoleh jika kami bermain dengan baik. Karena itu pula poin penuh menjadi target kami dalam setiap pertandingan. Siapa pun lawan yang dihadapi, apakah tim yang selevel atau tim yang kelasnya sedikit di atas kami," kata manajer Mitra Kutai Kartanea di ISL musim lalu tersebut.
Simon juga mengakui, kesulitan PBR dalam mencetak gol menjadi berlipat ganda saat mereka bermain di kandang lawan. Namun hal itu dianggap sebagai sesuatu yang wajar, karena menurutnya, tekanan dari supporter lawan memberi pengaruh besar bagi penampilan timnya. Apalagi, skuad The Boys Are Back mayoritas dihuni pemain muda dengan emosi dan kepercayaan diri yang masih labil.
"Saat melakoni laga tandang, tentu kondisinya berbeda. Keuntungan apa pun yang kami peroleh dalam pertandingan itu, tidak akan berpengaruh banyak terhadap hasil akhir. Karena bagaimana pun, motivasi kubu lawan akan bertambah dengan dukungan supporter," ujarnya.
Hingga pertandingan ke delapan melawan Gresik United, Pelita Bandung Raya (PBR) memang mampu bersaing di papan tengah klasemen Indonesia Super League (ISL) 2013. Mereka bercokol di posisi ke sepuluh dengan raihan sembilan poin, hasil dari dua kemenangan, tiga hasil seri, dan tiga kekalahan.
Meski demikian, Eka Ramdani dkk masih mengalami defisit gol. The Boys Are Back tercatat kebobolan sebelas kali dan hanya menciptakan sembilan gol. Hal itu tentu merupakan masalah bagi skuad asuhan Simon, sekaligus menjadi tuntutan bagi lini tengah dan depan PBR untuk meningkatkan penampilan mereka.
"Tidak menjadi masalah bagi saya, berapa gol yang mampu diciptakan tim ini dalam sebuah pertandingan. Kalah 1-0 atau kalah dengan banyak gol, itu sama saja. Begitu pula dengan kemenangan. Karena bagi saya yang menentukan hasil akhir tim di sebuah liga adalah poin, bukan gol," kata Simon.
Dia mengatakan, hal itu pula yang ditekankannya pada para pemain. Nova Arianto dkk sudah dianggap tampil luar biasa jika membawa pulang poin. Bahkan meski berstatus klub pendatang baru di ISL musim ini, Simon selalu menargetkan kemenangan di tiap pertandingan yang dilakoni PBR.
"Yang saya tekankan pada pemain adalah penampilan yang baik, bukan gol yang banyak. Kemenangan akan semakin mudah diperoleh jika kami bermain dengan baik. Karena itu pula poin penuh menjadi target kami dalam setiap pertandingan. Siapa pun lawan yang dihadapi, apakah tim yang selevel atau tim yang kelasnya sedikit di atas kami," kata manajer Mitra Kutai Kartanea di ISL musim lalu tersebut.
Simon juga mengakui, kesulitan PBR dalam mencetak gol menjadi berlipat ganda saat mereka bermain di kandang lawan. Namun hal itu dianggap sebagai sesuatu yang wajar, karena menurutnya, tekanan dari supporter lawan memberi pengaruh besar bagi penampilan timnya. Apalagi, skuad The Boys Are Back mayoritas dihuni pemain muda dengan emosi dan kepercayaan diri yang masih labil.
"Saat melakoni laga tandang, tentu kondisinya berbeda. Keuntungan apa pun yang kami peroleh dalam pertandingan itu, tidak akan berpengaruh banyak terhadap hasil akhir. Karena bagaimana pun, motivasi kubu lawan akan bertambah dengan dukungan supporter," ujarnya.
(wbs)