Persegres lebam luar-dalam

Minggu, 03 Maret 2013 - 02:04 WIB
Persegres lebam luar-dalam
Persegres lebam luar-dalam
A A A
Sindonews.com —Kompetisi Indonesia Super League (ISL) belum menjalani separuh putaran pertama, tapi sudah serasa seperti bencana bagi Persegres Gresik. Klub kebanggaan Ultras lebam luar-dalam dalam sepekan terakhir. Di manajemen maupun tim, Persegres tengah dalam situasi muram.

Persegres baru saja mendapat pukulan telak setelah kalah 3-4 dari Sriwijaya FC, sekaligus kekalahan ketiga di kandang musim ini. Sudah begitu, kondisi manajemen juga tidak kondusif menyusul aksi sebagian supporter Ultras yang menginginkan CEO Persegres Susanto Cahyo Kristiono mundur.

Pemecatan pelatih Suharno jelang pertandingan lawan Sriwijaya FC menjadikan situasi di Tri Dharma memanas. Supporter banyak yang belum menerima pemecatan itu karena masih menganggap Suharno mampu membangkitkan prestasi tim. Kekalahan atas Sriwijaya seperti bensin yang disiramkan ke api.

Manajemen memang menjanjikan bakal menunjuk pelatih baru sebelum pertandingan menjamu Arema Cronous pada 7 Maret mendatang. Nil Maizar danb Dejan Antonic juga disebut-sebut sebagai kandidat terkuat. Namun itu tak langsung membuat Ultras percaya setelah melihat timnya remuk redam di kandang.

“Rencananya manajemen akan secepatnya menunjuk pelatih. Namun saya sendiri belum tahu kapan pastinya. Semoga situasi cepat membaik dan tim kembali bisa meraih kemenangan. Ini memang situasi yang kurang baik dan membutuhkan dukungan dari semua pihak,” kata Media Officer Persegres Adi Sarminto.

Laskar Joko Samudro di ISL 2013 terjun bebas terlalu cepat. Di awal musim Gustavo Chena dkk menggelora dengan tiga kemenangan beruntun, salah satunya kemenangan di kandang Persiba Balikpapan. Sayang ketika poin mencapai 'angka sial' 13, kemenangan Persegres tiba-tiba macet total.

Setelah menahan imbang Persija Jakarta 2-2 di Stadion Manahan, Solo, suara Persegres kemudian snyap. Tiga pertandingan berikutnya berujung kekalahan, yakni lawan PSPS Pekanbaru, Pelita Bandung Raya dan terakhir Sriwijaya FC. Sebelumnya gagah di papan atas, kini Persegres merosot ke papan tengah klasemen sementara.

Klub yang kini dikawal Khusaeri dan Suwandi HS malah bisa semakin terperosok jika melihat pamor lawan berikutnya. Menjamu tim sekaliber Arema Cronous jelas bukan perkara sembarangan. Apalagi Arema mulai stabil dan haus kemenangan, baik di kandang maupun tandang.

“Sebenarnya pergantian pelatih adalah reaksi yang berlebihan dan terlalu cepat. Banyak klub lain yang lebih sabar dalam menyikapi kondisi. Jika melihat perjalanan musim lalu, memang tidak mudah langsung bisa stabil di papan atas. Saya khawatir ini justru akan berpengaruh buruk pada tim,” ungkap Haryono, 31, salah seorang Ultras.

Baginya pemecatan Suharno sangat mengejutkan walau sudah tidak asing dengan pergantian pelatih musim lalu. Apalagi pergantian dilakukan di pekan-pekan kritis, yakni setelah kalah dari Pelita Bandung Raya dan menyambut dua klub besar, Sriwijaya FC dan Arema Cronous.

“Sekarang sudah terlanjur dan Ultras hanya bisa menunggu apa yang akan dilakukan manajemen. Kalau memang ada pelatih baru, saya berharap benar-benar mampu memberikan perubahan. Kalau memang kemudian hasilnya justru semakin buruk, maka manajemen harus bertanggungjawab,” tambahnya.

Sementara, hingga kini belum ada statemen resmi dari manajemen terkait tuntutan Ultras agar CEO Persegres meletakkan jabatannya. Pastinya, untuk menggulingkan jabaran CEO juga membutuhkan proses yang tidak singkat karena tak semudah memecat seorang pelatih.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0440 seconds (0.1#10.140)