Tuan rumah kalah kelas
A
A
A
Sindonews.com --Pertandingan antara Persema Malang versus Persebaya Surabaya di Stadion Gajayana, Rabu (6/3) sore, menunjukkan perbedaan kelas kedua tim. Persema harus menelan kekalahan tipis 0-1 walau Persebaya haru bermain dengan 10 orang sejak menit 34 karena Mario Karlovic mendapat kartu kuning kedua alias kartu merah.
Keunggulan jumlah pemain sama sekali tak mengubah skor 0-1 untuk Persebaya yang ditentukan gol Fernando Soler menit 10. Sangat jelas terlihat bagaimana tim muda tuan rumah tidak sanggup mengangkangi Persebaya walau upaya dan semangat bertanding terlihat sangat tinggi.
Fernando Soler menjadi pemain paling membayakan di Stadion Gajayana. Pergerakan dan upayanya dalam memberikan tekanan, sangat menyibukkan lini pertahanan Persema yang dikomando Irfan Raditya dan Agung Dwijaksono. Gol Persebaya menunjukkan pertahanan Persema tak terlalu percaya diri menghadapi determinasi pemain sekelas Soler.
Secara umum Persema berhasil mengungguli permainan maupun ball possession. Bertumpu pada naluri Joko Prayitno, tim berjuluk Bledeg Biru memberikan tekanan berat ke pertahanan Persebaya, tepatnya setelah Mario Karlovic diusir keluar lapangan.
Lini depan Persema sempat mengancam gawang Persebaya setidaknya lima peluang. Tapi masih rendahnya mental dan ketenangan pemain-pemain muda tuan rumah membuat kesempatan harus hilang. Pemain kurang tenang dan terburu-buru ketika mendapatkan peluang di depan gawang Dedi Iman.
Hasil di Gajayana sebenarnya sangat bisa dimaklumi karena tidak ada faktor satu pun yang membuat Persema unggul dari Persebaya, kecuali status tuan rumah. Saat Bajul Ijo memiliki Fernando Soler, Persema hanya mempunyai Joko Prayitno yang baru berumur 19 tahun dan baru musim ini mendapat kesempatan di tim utama.
Di posisi penjaga gawang, Persema mengandalkan Ruhanda yang belum genap 17 tahun. Sedangkan di Persebaya bercokol pemain yang malang melintang di tim nasional (timnas) seperti Andik Vermansyah, Taufik, Nurfasta, hingga pemain sarat pengalaman Erol Iba dan Mat Halil. Persema juga tak memakai satu pun pemain asing.
"Kami sebenarnya mendapatkan kesempatan ketika Persebaya berkurang pemain. Tim bisa menyerang dan terus menekan. Sayang pemanfaatan peluang kami buruk sore ini. Pemain sepertinya tidak sabar dan terburu-buru ketika mendapatkan peluang," ucap Pelatih Persema Slave Radovski seusai laga.
Kendati menelan kekalahan, dia tidak menyalahkan pemainnya. Slave terlihat tenang dan malah mengatakan bahwa menghadapi tim seperti Persebaya akan bisa menambah pengalaman bagi pemain mudanya. "Kami kurang tenang saja. Ini menjadi pelajaran bagi kami," cetus Slave.
Sementara kubu Persebaya mengaku beruntung bisa mencuri gol sekaligus mengamankan tiga angka di Stadion Gajayana. Pelatih Persebaya Ibnu Grahan sebelumnya sudah yakin pertandingan bakal berjalan ketat karena Persema tidak mau dipermalukan.
"Apa yang kami perkirakan benar-benar terjadi di lapangan. Persema sangat bersemangat dan berusaha mengambil keuntungan dengan keluarnya Karlovic. Beruntung kami sudah mencetak gol lebih dulu dan tinggal mengamankan skor. Saya senang pemain sangat rapi dalam bertahan," demikian Ibnu Grahan.
Strategi Ibnu menurunkan Jusmadi menggantikan Rendi Irawan setelah Karlovic dikartu merah, terbukti sangat tepat. Jusmadi yang lebih bertipe gelandang bertahan mampu memperkokoh pertahanan dari lini tengah hingga Persema sedikit frustrasi dalam membangun serangan.
Persebaya sejauh ini belum terkalahkan dari tiga laga IPL dan meraih tujuh angka. Klub pujaan Bonek sebelumnya menang atas Bontang FC, imbang lawan PSIR Rembang dan kembali menang lawan Persema. Sementara Persema baru mencatat sekali kemenangan dan dua kali kalah.
Keunggulan jumlah pemain sama sekali tak mengubah skor 0-1 untuk Persebaya yang ditentukan gol Fernando Soler menit 10. Sangat jelas terlihat bagaimana tim muda tuan rumah tidak sanggup mengangkangi Persebaya walau upaya dan semangat bertanding terlihat sangat tinggi.
Fernando Soler menjadi pemain paling membayakan di Stadion Gajayana. Pergerakan dan upayanya dalam memberikan tekanan, sangat menyibukkan lini pertahanan Persema yang dikomando Irfan Raditya dan Agung Dwijaksono. Gol Persebaya menunjukkan pertahanan Persema tak terlalu percaya diri menghadapi determinasi pemain sekelas Soler.
Secara umum Persema berhasil mengungguli permainan maupun ball possession. Bertumpu pada naluri Joko Prayitno, tim berjuluk Bledeg Biru memberikan tekanan berat ke pertahanan Persebaya, tepatnya setelah Mario Karlovic diusir keluar lapangan.
Lini depan Persema sempat mengancam gawang Persebaya setidaknya lima peluang. Tapi masih rendahnya mental dan ketenangan pemain-pemain muda tuan rumah membuat kesempatan harus hilang. Pemain kurang tenang dan terburu-buru ketika mendapatkan peluang di depan gawang Dedi Iman.
Hasil di Gajayana sebenarnya sangat bisa dimaklumi karena tidak ada faktor satu pun yang membuat Persema unggul dari Persebaya, kecuali status tuan rumah. Saat Bajul Ijo memiliki Fernando Soler, Persema hanya mempunyai Joko Prayitno yang baru berumur 19 tahun dan baru musim ini mendapat kesempatan di tim utama.
Di posisi penjaga gawang, Persema mengandalkan Ruhanda yang belum genap 17 tahun. Sedangkan di Persebaya bercokol pemain yang malang melintang di tim nasional (timnas) seperti Andik Vermansyah, Taufik, Nurfasta, hingga pemain sarat pengalaman Erol Iba dan Mat Halil. Persema juga tak memakai satu pun pemain asing.
"Kami sebenarnya mendapatkan kesempatan ketika Persebaya berkurang pemain. Tim bisa menyerang dan terus menekan. Sayang pemanfaatan peluang kami buruk sore ini. Pemain sepertinya tidak sabar dan terburu-buru ketika mendapatkan peluang," ucap Pelatih Persema Slave Radovski seusai laga.
Kendati menelan kekalahan, dia tidak menyalahkan pemainnya. Slave terlihat tenang dan malah mengatakan bahwa menghadapi tim seperti Persebaya akan bisa menambah pengalaman bagi pemain mudanya. "Kami kurang tenang saja. Ini menjadi pelajaran bagi kami," cetus Slave.
Sementara kubu Persebaya mengaku beruntung bisa mencuri gol sekaligus mengamankan tiga angka di Stadion Gajayana. Pelatih Persebaya Ibnu Grahan sebelumnya sudah yakin pertandingan bakal berjalan ketat karena Persema tidak mau dipermalukan.
"Apa yang kami perkirakan benar-benar terjadi di lapangan. Persema sangat bersemangat dan berusaha mengambil keuntungan dengan keluarnya Karlovic. Beruntung kami sudah mencetak gol lebih dulu dan tinggal mengamankan skor. Saya senang pemain sangat rapi dalam bertahan," demikian Ibnu Grahan.
Strategi Ibnu menurunkan Jusmadi menggantikan Rendi Irawan setelah Karlovic dikartu merah, terbukti sangat tepat. Jusmadi yang lebih bertipe gelandang bertahan mampu memperkokoh pertahanan dari lini tengah hingga Persema sedikit frustrasi dalam membangun serangan.
Persebaya sejauh ini belum terkalahkan dari tiga laga IPL dan meraih tujuh angka. Klub pujaan Bonek sebelumnya menang atas Bontang FC, imbang lawan PSIR Rembang dan kembali menang lawan Persema. Sementara Persema baru mencatat sekali kemenangan dan dua kali kalah.
(wbs)