Kondisi Laskar Joko Samudro darurat
A
A
A
Sindonews.com - Menenggak empat kekalahan beruntun tentu hasil yang sangat buruk bagi klub yang berambisi juara. Itu sangat dirasakan Persegres Gresik United (GU) yang baru saja dikalahkan Arema Cronous 1-2 di Stadion Petrokimia, Gresik, Kamis (7/3).
Klub berjuluk Laskar Joko Samudro pun dalam situasi darurat dan rencananya bakal menempuh langkah strategis. Langkah terpraktis bagi GU adalah merekrut pelatih pengganti setelah memecat Suharno, karena caretaker Khusaeri-Suwandi HS kurang menjanjikan.
Selepas dipecatnya Suharno, GU cenderung bersabar dan tidak cepat mengambil keputusan merekrut pelatih baru. Kepercayaan diberikan kepada duat Khusaeri-Suwandi HS yang sebelumnya berposisi asisten pelatih yang ternyata tak memberikan hasil memuaskan.
Khusaeri-Suwandi HS menelan dua kekalahan beruntun setelah memegang kendali tim, yakni lawan Sriwijaya FC dan Arema Cronous. Sadar bahwa tim butuh sosok yang kompeten, manajemen bakal ngebut berburu pelatih anyar sebelum laga selanjutnya.
“Situasinya darurat. Manajemen sekarang sedang bingung mencari pelatih yang cocok. Mungkin sebelum pertandingan lawan Persita sudah ada pelatih baru. Ada beberapa pandangan terkait sosok pelatih, tapi belum ada pembicaraan secara serius sampai sekarang,” ucap salah satu sumber di internal manajemen GU.
Sumber tersebut membenarkan masuknya nama-nama Nil Maizar, Peter Butler, hingga Dejan Antonic, dalam rekomendasi manajemen. Intinya, manajemen menganggap Khusaeri-Suwandi HS belum memiliki kapasitas sebagai pelatih tim yang mengusung target papan atas atau juara.
GU yang menggelora di awal musim, tersengal-sengal memasuki pertandingan keenam kala dikalahkan Mitra Kukar di Stadion Petrokimia, 8 Februari silam. Setelah kekalahan itu, Persegres tidak lagi merasakan kemenangan karena hasil maksimal adalah imbang saat menghadapi Persija Jakarta di Stadion Manahan.
Klub kebanggaan Ultras juga harus menanggung malu karena dua pemain asingnya, Shohei Matsunaga dan Gustavo Chena sempat baku pukul dalam sesi latihan. Melihat persoalan yang kompleks tersebut, tampaknya memang butuh langkah strategis dari manajemen.
Sayangnya, ketika dikonfirmasi, manajemen belum memberikan jawaban gamblang terkait rencana jangka pendek. Manajer GU Thoriq Majiddanor belum menguak kapan tepatnya penentuan pelatih untuk mengawal GU di laga selanjutnya.
“Belum ada. Tunggu saja perkembangannya. Kami sendiri masih terus memikirkan langkah yang tepat untuk laga selanjutnya,” ujarnya. Berdasar jadwal, jika tidak ada perubahan, Gustavo Chena dkk kembali bertanding away pada 17 Maret menghadapi Persita Tangerang yang dilanjut kontra Persib Bandung.
Sejauh ini, dia mengatakan mental tim harus mendapat perhatian khusus setelah paceklik kemenangan di enam pertandingan. Untuk itu baik manajemen maupun pelatih tidak memberikan tekanan berlebih kepada pemain yang telah menunjukkan perjuangan di lapangan.
" Ini bukan saat tepat untuk saling menyalahkan. Kami tentu tidak akan tinggal diam dengan kondisi yang ada sekarang ini. Pemain sudah bermain maksimal dan kami tidak menyalahkan mereka karena tidak bisa menang belakangan ini,” tandasnya.
Klub berjuluk Laskar Joko Samudro pun dalam situasi darurat dan rencananya bakal menempuh langkah strategis. Langkah terpraktis bagi GU adalah merekrut pelatih pengganti setelah memecat Suharno, karena caretaker Khusaeri-Suwandi HS kurang menjanjikan.
Selepas dipecatnya Suharno, GU cenderung bersabar dan tidak cepat mengambil keputusan merekrut pelatih baru. Kepercayaan diberikan kepada duat Khusaeri-Suwandi HS yang sebelumnya berposisi asisten pelatih yang ternyata tak memberikan hasil memuaskan.
Khusaeri-Suwandi HS menelan dua kekalahan beruntun setelah memegang kendali tim, yakni lawan Sriwijaya FC dan Arema Cronous. Sadar bahwa tim butuh sosok yang kompeten, manajemen bakal ngebut berburu pelatih anyar sebelum laga selanjutnya.
“Situasinya darurat. Manajemen sekarang sedang bingung mencari pelatih yang cocok. Mungkin sebelum pertandingan lawan Persita sudah ada pelatih baru. Ada beberapa pandangan terkait sosok pelatih, tapi belum ada pembicaraan secara serius sampai sekarang,” ucap salah satu sumber di internal manajemen GU.
Sumber tersebut membenarkan masuknya nama-nama Nil Maizar, Peter Butler, hingga Dejan Antonic, dalam rekomendasi manajemen. Intinya, manajemen menganggap Khusaeri-Suwandi HS belum memiliki kapasitas sebagai pelatih tim yang mengusung target papan atas atau juara.
GU yang menggelora di awal musim, tersengal-sengal memasuki pertandingan keenam kala dikalahkan Mitra Kukar di Stadion Petrokimia, 8 Februari silam. Setelah kekalahan itu, Persegres tidak lagi merasakan kemenangan karena hasil maksimal adalah imbang saat menghadapi Persija Jakarta di Stadion Manahan.
Klub kebanggaan Ultras juga harus menanggung malu karena dua pemain asingnya, Shohei Matsunaga dan Gustavo Chena sempat baku pukul dalam sesi latihan. Melihat persoalan yang kompleks tersebut, tampaknya memang butuh langkah strategis dari manajemen.
Sayangnya, ketika dikonfirmasi, manajemen belum memberikan jawaban gamblang terkait rencana jangka pendek. Manajer GU Thoriq Majiddanor belum menguak kapan tepatnya penentuan pelatih untuk mengawal GU di laga selanjutnya.
“Belum ada. Tunggu saja perkembangannya. Kami sendiri masih terus memikirkan langkah yang tepat untuk laga selanjutnya,” ujarnya. Berdasar jadwal, jika tidak ada perubahan, Gustavo Chena dkk kembali bertanding away pada 17 Maret menghadapi Persita Tangerang yang dilanjut kontra Persib Bandung.
Sejauh ini, dia mengatakan mental tim harus mendapat perhatian khusus setelah paceklik kemenangan di enam pertandingan. Untuk itu baik manajemen maupun pelatih tidak memberikan tekanan berlebih kepada pemain yang telah menunjukkan perjuangan di lapangan.
" Ini bukan saat tepat untuk saling menyalahkan. Kami tentu tidak akan tinggal diam dengan kondisi yang ada sekarang ini. Pemain sudah bermain maksimal dan kami tidak menyalahkan mereka karena tidak bisa menang belakangan ini,” tandasnya.
(wbs)