Tangan juara welter WBO sudah gatal
A
A
A
Sindonews.com - Timothy Bradley mengaku tangannya sudah gatal untuk kembali mengenakan sarung tinju dan masuk ke dalam ring bertarung melawan penantangnya, Ruslan Provodnikov. Juara kelas welter versi WBO itu akan menjalani duel mempertahankan gelar pertamanya dengan petinju asal Rusia itu pada 16 Maret nanti di California, Amerika Serikat.
Ketidaksabaran Bradley untuk kembali naik ring mungkin bisa dimaklumi, pasalnya sudah hampir satu tahun belakangan ini petinju asal AS itu tidak naik ring sejak mencuri gelar welter WBO dari Manny Pacquiao pada 9 Juni tahun lalu.
Menjelang laga melawan Provodnikov, Bradley telah menjalani pelatihan dan melakukan sparring dengan beberapa petinju. "Kecepatan masih ada dan kekuatan juga tetap ada. Di kamp pelatihan, kami telah banyak bekerja dalam sisi teknik, dan melatih pukulan saya agar lebih berat dan efektif. Para mitra tanding bertanya apa yang saya lakukan telah mengalami perbedaan, karena pukulan saya jauh lebih keras sekarang," tutur Bradley dikutip Sporting Life.
Dalam kesempatan kali ini, Bradley juga mengungkapkan bahwa setelah pertarungan melawan Pacquiao, dirinya semakin berkembang secara pribadi dan sebagai petinju profesional. "Pertarungan melawan Pacquiao membuat saya tumbuh sebagai pribadi dan seorang pejuang, itu membuat saya menyadari apa yang penting dalam karir saya. Saya hanya perlu fokus pada pertarungan saya dan berhenti membaca semua sampah yang ditulis orang-orang tentang saya."
Usai bertarung melawan Pacquiao, Bradley mendapatkan banyak ancaman teror hingga ancaman pembunuhan. Teror itu didapatnya dari orang-orang tak dikenal, yang kecewa dengan kemenangan angka yang dicetak oleh Bradley atas Pacquiao. Pasalnya, dalam duel tersebut banyak kalangan yang menilai jika Pac-Man, yang lebih menguasai jalannya pertarungan, lebih pantas keluar sebagai pemenang.
Namun, Bradley memilih tetap tenang dalam menghadapi ancaman-ancaman tersebut. "Saya tidak mendapatkan kredit apapun dalam laga melawan Pacquiao. Orang mengirimi saya ancaman kematian karena mereka pikir saya menang dengan tidak sepatutnya. Saya diharuskan untuk mengembalikan sabuk juara tersebut."
Ketidaksabaran Bradley untuk kembali naik ring mungkin bisa dimaklumi, pasalnya sudah hampir satu tahun belakangan ini petinju asal AS itu tidak naik ring sejak mencuri gelar welter WBO dari Manny Pacquiao pada 9 Juni tahun lalu.
Menjelang laga melawan Provodnikov, Bradley telah menjalani pelatihan dan melakukan sparring dengan beberapa petinju. "Kecepatan masih ada dan kekuatan juga tetap ada. Di kamp pelatihan, kami telah banyak bekerja dalam sisi teknik, dan melatih pukulan saya agar lebih berat dan efektif. Para mitra tanding bertanya apa yang saya lakukan telah mengalami perbedaan, karena pukulan saya jauh lebih keras sekarang," tutur Bradley dikutip Sporting Life.
Dalam kesempatan kali ini, Bradley juga mengungkapkan bahwa setelah pertarungan melawan Pacquiao, dirinya semakin berkembang secara pribadi dan sebagai petinju profesional. "Pertarungan melawan Pacquiao membuat saya tumbuh sebagai pribadi dan seorang pejuang, itu membuat saya menyadari apa yang penting dalam karir saya. Saya hanya perlu fokus pada pertarungan saya dan berhenti membaca semua sampah yang ditulis orang-orang tentang saya."
Usai bertarung melawan Pacquiao, Bradley mendapatkan banyak ancaman teror hingga ancaman pembunuhan. Teror itu didapatnya dari orang-orang tak dikenal, yang kecewa dengan kemenangan angka yang dicetak oleh Bradley atas Pacquiao. Pasalnya, dalam duel tersebut banyak kalangan yang menilai jika Pac-Man, yang lebih menguasai jalannya pertarungan, lebih pantas keluar sebagai pemenang.
Namun, Bradley memilih tetap tenang dalam menghadapi ancaman-ancaman tersebut. "Saya tidak mendapatkan kredit apapun dalam laga melawan Pacquiao. Orang mengirimi saya ancaman kematian karena mereka pikir saya menang dengan tidak sepatutnya. Saya diharuskan untuk mengembalikan sabuk juara tersebut."
(nug)