Angin segar bagi penggemar Pelita Bandung Raya
A
A
A
Sindonews.com - Operasi terhadap Jajang dan Edi Hafid Murtado dinyatakan sukses. Kedua pemain belakang Pelita Bandung Raya (PBR) itu saat ini tinggal menjalani proses penyembuhan. Meski pemulihan cedera akan berlangsung berbulan-bulan, kabar ini tentu memberi angin segar bagi skuad The Boys Are Back.
Dalam waktu dekat, Jajang dan Edi Hafid rencananya kembali ke mes pemain PBR di Komplek Pusdik Ajen, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Sejak awal, proses penyembuhan kedua defender itu memang akan dilakukan di tengah rekan-rekan satu tim mereka. Hal itu merupakan niat dari tim medis dan jajaran pelatih PBR, agar soliditas antarpemain tetap terjaga.
''Setelah operasi beberapa pekan lalu, perkembangan Jajang dan Edi sangat bagus. Kami akan kembalikan mereka ke mes agar bisa kembali berkumpul bersama-sama dengan tim. Para pemain lain juga sering menanyakan kepada saya tentang Jajang dan Edi, katanya kangen,” kata Dokter Tim PBR Ia Kurnia.
Menjalani proses pemulihan di mess pemain, tentu menuntut beberapa fasilitas tambahan dari manajemen tim. Namun, sejak awal PBR memang siap menyediakan segala kebutuhan kedua pilar mereka itu, termasuk dengan membuat sarana fitnes sendiri.
Yang paling penting untuk The Boys Are Back saat ini adalah menunjukkan pada Jajang dan Edi Hafid, bahwa mereka masih bagian dari tim. Hal itu harus dilakukan untuk menjaga motivasi bertanding duo defender tersebut, meski kemungkinan besar baru bisa diturunkan ke arena pertandingan pada Indonesia Super League (ISL) musim depan.
''Secara psikologis, biasanya pemain yang mengalami cedera relatif parah, itu mentalnya jatuh. Salah satu penyebabnya adalah karena jauh dengan teman-teman satu klub. Jadi dengan dikembalikannya Jajang dan Edi ke mess, semangat mereka bisa terjanga,” tutur Kurnia.
Meski begitu, ujarnya, bergabung dengan tim bukan berarti bisa mempersingkat waktu pemulihan. Agar segera fit, penanganan dari tim medis memiliki peran paling penting. Selama berada di mess PBR, Jajang dan Edi Hafid akan berada dalam pantauan Fisioterapis tim.
''Walaupun faktor mental tidak berpengaruh banyak juga terhadap pulihnya cedera, yang paling penting pemain yang cedera sadar bahwa dia masih bagian dari PBR, dan tidak merasa ditinggalkan. Tapi motivasi dari teman-temannya tentu akan memberi stimulus agar Jajang dan Edi Hafid menjalani proses penyembuhan dengan baik. Saya percayakan keduanya pada fisioterapis tim,” tutur mantan dokter tim Persib Bandung tersebut.
Selain penanganan dari fisioterapis, kata Kurnia, asupan nutrisi kedua pemain itu juga ditingkatkan. Menu makanan yang diberikan pada Jajang dan Edi Hafid tentu akan berbeda dengan pemain lainnya. Beruntung, PBR memiliki ahli nutrisi sendiri yang siap memenuhi kebutuhan tersebut.
''Kebutuhan nutrisi mereka berbeda, jadi supaya pemulihannya maksimal, menum makanan yang diberikan juga beda. Kebetulan di PBR ini personel kesehatannya cukup lengkap, ada dokternya, ahli nutrisi, fisioterapis, dan ahli pijat. Jadi menjalankan tugasnya sesuai spesialisasi bidang masing-masing, tidak sembarangan,” pungkas Kurnia.
Dalam waktu dekat, Jajang dan Edi Hafid rencananya kembali ke mes pemain PBR di Komplek Pusdik Ajen, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Sejak awal, proses penyembuhan kedua defender itu memang akan dilakukan di tengah rekan-rekan satu tim mereka. Hal itu merupakan niat dari tim medis dan jajaran pelatih PBR, agar soliditas antarpemain tetap terjaga.
''Setelah operasi beberapa pekan lalu, perkembangan Jajang dan Edi sangat bagus. Kami akan kembalikan mereka ke mes agar bisa kembali berkumpul bersama-sama dengan tim. Para pemain lain juga sering menanyakan kepada saya tentang Jajang dan Edi, katanya kangen,” kata Dokter Tim PBR Ia Kurnia.
Menjalani proses pemulihan di mess pemain, tentu menuntut beberapa fasilitas tambahan dari manajemen tim. Namun, sejak awal PBR memang siap menyediakan segala kebutuhan kedua pilar mereka itu, termasuk dengan membuat sarana fitnes sendiri.
Yang paling penting untuk The Boys Are Back saat ini adalah menunjukkan pada Jajang dan Edi Hafid, bahwa mereka masih bagian dari tim. Hal itu harus dilakukan untuk menjaga motivasi bertanding duo defender tersebut, meski kemungkinan besar baru bisa diturunkan ke arena pertandingan pada Indonesia Super League (ISL) musim depan.
''Secara psikologis, biasanya pemain yang mengalami cedera relatif parah, itu mentalnya jatuh. Salah satu penyebabnya adalah karena jauh dengan teman-teman satu klub. Jadi dengan dikembalikannya Jajang dan Edi ke mess, semangat mereka bisa terjanga,” tutur Kurnia.
Meski begitu, ujarnya, bergabung dengan tim bukan berarti bisa mempersingkat waktu pemulihan. Agar segera fit, penanganan dari tim medis memiliki peran paling penting. Selama berada di mess PBR, Jajang dan Edi Hafid akan berada dalam pantauan Fisioterapis tim.
''Walaupun faktor mental tidak berpengaruh banyak juga terhadap pulihnya cedera, yang paling penting pemain yang cedera sadar bahwa dia masih bagian dari PBR, dan tidak merasa ditinggalkan. Tapi motivasi dari teman-temannya tentu akan memberi stimulus agar Jajang dan Edi Hafid menjalani proses penyembuhan dengan baik. Saya percayakan keduanya pada fisioterapis tim,” tutur mantan dokter tim Persib Bandung tersebut.
Selain penanganan dari fisioterapis, kata Kurnia, asupan nutrisi kedua pemain itu juga ditingkatkan. Menu makanan yang diberikan pada Jajang dan Edi Hafid tentu akan berbeda dengan pemain lainnya. Beruntung, PBR memiliki ahli nutrisi sendiri yang siap memenuhi kebutuhan tersebut.
''Kebutuhan nutrisi mereka berbeda, jadi supaya pemulihannya maksimal, menum makanan yang diberikan juga beda. Kebetulan di PBR ini personel kesehatannya cukup lengkap, ada dokternya, ahli nutrisi, fisioterapis, dan ahli pijat. Jadi menjalankan tugasnya sesuai spesialisasi bidang masing-masing, tidak sembarangan,” pungkas Kurnia.
(aww)