Tambal lini belakang
A
A
A
Sindonews.com - Pelita Bandung Raya tampaknya tak main-main dalam memperbaiki performanya di Indonesia Super League (ISL) musim ini. Skuad asuhan Daniel Darko Janackovic ini pun berencana menambah amunisi untuk menambal beberapa sektor terlemah dalam susunan formasi mereka.
Setelah beberapa pekan belum pasti siapa dan pada posisi apa pemain yang nantinya digaet, kini Darko mengungkapkan keinginannya untuk menambal lini belakang. Menurut pelatih yang baru menukangi Eka Ramdani dkk sekitar dua pekan ini, sektor pertahanan The Boys Are Back merupakan titik paling lemah dari keseluruhan lini permainan.
Hal itu terlihat dari statistik penampilan PBR hingga pertengahan putaran pertama ISL 2013. Tim yang pernah berjaya di dekade 1990-an ini termasuk kesebelasan yang paling sering kebobolan. Tercatat, sembilan belas kali jala gawang The Boys Are Back bergetar dalam sebelas pertandingan yang telah dilalui. Nominal ini tidak seimbang dengan ketajaman sektor penyerangan yang hanya mampu melesakkan dua belas gol dalam rentang waktu yang sama.
Akibat keroposnya tembok pertahanan mereka, PBR terperosok di posisi ke-16 klasemen sementara ISL. The Boys Are Back hanya mampu mengumpulkan sembilan poin, hasil dari dua kali menang, tiga seri, dan enam kekalahan. "Dengan kondisi tim saat ini yang berada di papan bawah klasemen, memang sudah seharusnya melakukan penambahan pemain baru. Yang kami perlukan adalah seorang pemain di posisi defender," tutur Darko.
Pelatih berpaspor Perancis itu mengatakan, salah satu sebab keroposnya formasi PBR adalah banyak pilar yang mengalami cedera. Lini pertahanan The Boys Are Back memang sudah setengah 'ambruk' saat kompetisi baru berjalan lima pertandingan. Dua defender mereka, Edi Hafid Murtado dan Jajang divonis cedera ligamen lutut. Imbasnya, kedua pemain andalan tersebut tidak bisa ditampilkan hingga akhir musim.
"Cedera Jajang dan Edi Hafid membuat kami tidak punya banyak pilihan dalam setiap pertandingan, termasuk menyulitkan untuk rolling pemain. Secara otomatis kekuatan pertahanan kami pun berkurang. Hal itu diperparah juga dengan cedera Obric yang hingga kini belum terdapat titik terang. Sebagai gelandang, dia bisa membendung serangan lawan sejak di tengah lapangan," ujar Darko.
Sebelumnya, manajemen dan tim pelatih PBR menyatakan, mereka membutuhkan setidaknya dua orang pemain tambahan. Jika satu diantaranya dipastikan berposisi sebagai defender, maka sisanya kemungkinan besar adalah pemain depan. Selain memperkokoh pertahanan, The Boys Are Back memang sejak lama bermasalah dengan juru gedor mereka. Gaston Castano hingga saat ini menjadi satu-satunya andalan. Selebihnya, PBR hanya memiliki para pemain muda yang masih harus banyak belajar.
Selain kepastian dua posisi yang dibidik, The Boys Are Back tampaknya masih setia dengan komitmen mereka untuk memberdayakan para pemain lokal. Tekad itu juga didukung oleh PSSI Pengurus Provinsi Jawa Barat.
"Sepertinya diantara pemain baru yang direkrut kami sediakan ruang untuk pemain lokal. PSSI juga meminta seperti itu. Tetapi sampai saat ini belum ada nama (pemain baru). Yang jelas, fokus utama kami adalah defender," pungkas mantan pelatih Persib Bandung tersebut
Setelah beberapa pekan belum pasti siapa dan pada posisi apa pemain yang nantinya digaet, kini Darko mengungkapkan keinginannya untuk menambal lini belakang. Menurut pelatih yang baru menukangi Eka Ramdani dkk sekitar dua pekan ini, sektor pertahanan The Boys Are Back merupakan titik paling lemah dari keseluruhan lini permainan.
Hal itu terlihat dari statistik penampilan PBR hingga pertengahan putaran pertama ISL 2013. Tim yang pernah berjaya di dekade 1990-an ini termasuk kesebelasan yang paling sering kebobolan. Tercatat, sembilan belas kali jala gawang The Boys Are Back bergetar dalam sebelas pertandingan yang telah dilalui. Nominal ini tidak seimbang dengan ketajaman sektor penyerangan yang hanya mampu melesakkan dua belas gol dalam rentang waktu yang sama.
Akibat keroposnya tembok pertahanan mereka, PBR terperosok di posisi ke-16 klasemen sementara ISL. The Boys Are Back hanya mampu mengumpulkan sembilan poin, hasil dari dua kali menang, tiga seri, dan enam kekalahan. "Dengan kondisi tim saat ini yang berada di papan bawah klasemen, memang sudah seharusnya melakukan penambahan pemain baru. Yang kami perlukan adalah seorang pemain di posisi defender," tutur Darko.
Pelatih berpaspor Perancis itu mengatakan, salah satu sebab keroposnya formasi PBR adalah banyak pilar yang mengalami cedera. Lini pertahanan The Boys Are Back memang sudah setengah 'ambruk' saat kompetisi baru berjalan lima pertandingan. Dua defender mereka, Edi Hafid Murtado dan Jajang divonis cedera ligamen lutut. Imbasnya, kedua pemain andalan tersebut tidak bisa ditampilkan hingga akhir musim.
"Cedera Jajang dan Edi Hafid membuat kami tidak punya banyak pilihan dalam setiap pertandingan, termasuk menyulitkan untuk rolling pemain. Secara otomatis kekuatan pertahanan kami pun berkurang. Hal itu diperparah juga dengan cedera Obric yang hingga kini belum terdapat titik terang. Sebagai gelandang, dia bisa membendung serangan lawan sejak di tengah lapangan," ujar Darko.
Sebelumnya, manajemen dan tim pelatih PBR menyatakan, mereka membutuhkan setidaknya dua orang pemain tambahan. Jika satu diantaranya dipastikan berposisi sebagai defender, maka sisanya kemungkinan besar adalah pemain depan. Selain memperkokoh pertahanan, The Boys Are Back memang sejak lama bermasalah dengan juru gedor mereka. Gaston Castano hingga saat ini menjadi satu-satunya andalan. Selebihnya, PBR hanya memiliki para pemain muda yang masih harus banyak belajar.
Selain kepastian dua posisi yang dibidik, The Boys Are Back tampaknya masih setia dengan komitmen mereka untuk memberdayakan para pemain lokal. Tekad itu juga didukung oleh PSSI Pengurus Provinsi Jawa Barat.
"Sepertinya diantara pemain baru yang direkrut kami sediakan ruang untuk pemain lokal. PSSI juga meminta seperti itu. Tetapi sampai saat ini belum ada nama (pemain baru). Yang jelas, fokus utama kami adalah defender," pungkas mantan pelatih Persib Bandung tersebut
(wbs)