Bentuk konsorsium lokal, Persibo siapkan dua opsi
A
A
A
Sindonews.com - Persibo Bojonegoro melawan arus. Tidak percaya dengan kinerja konsorsium sekaligus Chief Executive Officer (CEO) di Jakarta, Persibo memilih membentuk konsorsium lokal. Bahkan, untuk mengendalikan klub, Persibo sudah menunjuk CEO anyar dari lokal Bojonegoro yakni Lukman Wafi.
Pada Senin (25/3) malam, Lukman sendiri langsung menggelar pertemuan setelah ditunjuk sebagai CEO. Pertemuan yang dihadiri manajemen Persibo tersebut memunculkan dua opsi terkait status kontrak pemain, yakni mengontrak pemain atau menggaji mereka.
Artinya, pilihan pertama adalah memberikan kontrak kepada pemain selama semusim layaknya pemain sepak bola profesional. Sedangkan pilihan kedua adalag membayar gaji pemain tiap bulan, tanpa ada perjanjian di atas klausul kontrak. Dua opsi ini yang hingga sekarang masih terus digodok manajemen.
''Kami tidak bisa langsung menerapkan opsi yang mana, karena tetap harus berkomunikasi dengan semua elemen di tim. Kedua opsi tersebut sebenarnya tidak ada bedanya, mungkin hanya soal pengaturan saja. Kalau bisa secepatnya kami harus memilih opsi mana yang akan dipakai,” cetus Lukman.
Membayar gaji pemain per bulan tampaknya menjadi pilihan lebih riangan bagi laskar Angling Dharma. Sebab sistem itu tidak mengenal down payment (DP) sebesar 25% seperti jika memakai sistem kontrak. Sekadar informasi, ketika menandatangani kontrak, pemain langsung mendapat 25% dari total nilai kontrak.
Dengan begitu Persibo tidak perlu menyiapkan dana besar untuk membayar DP kontrak pemain. Sedangkan jika membayar pemaind engan sistem gaji, maka Persibo tinggal memikirkan bagaimana membayar gaji pemain rutin tiap bulan tanpa memikirkan uang DP ke pemain.
Ditargetkan Persibo sudah memilih salah satu opsi sebelum pertandingan AFC Cup menghadapi Sun Hei (Hongkong) pada 3 April mendatang. Dengan begitu pemain bisa konsentrasi mempersiapkan diri untuk pertandingan AFC Cup sekaligus lanjutan Indonesian Premier League (IPL).
“Harus secepatnya dilakukan karena situasi di pemain sendiri sudah tidak bagus. Terpenting bagi kami akan menumbuhkan motivasi tim, terlepas opsi mana yang nantinya dipilih. Kami yakin dua opsi ini bakal bisa menyelamatkan Persibo,” kata Lukman yang juga Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpolinmas) Bojonegoro.
Sementara itu, terkait nasib Persibo Bojonegoro di kompetisi musim depan, supporter Boromania bakal bertekad mengawal perjalanan timnya. Persibo ditetapkan sebagai salah satu klub yang tidak berhak tampil di kompetisi hasil unifikasi dan ini membuat Boromania sangat kecewa.
“Kami tentu ingin perarutan dijalankan secara fair. Artinya kalau memang Persibo mampu menembus empat besar IPL, ya berarti berhak ikut kompetisi musim depan. Kalau memang tidak diperbolehkan, kami akan menggelar aksi. Kami tunggu saja sampai akhir musim nanti,” kata Jasmo, Presiden Boromania
Pada Senin (25/3) malam, Lukman sendiri langsung menggelar pertemuan setelah ditunjuk sebagai CEO. Pertemuan yang dihadiri manajemen Persibo tersebut memunculkan dua opsi terkait status kontrak pemain, yakni mengontrak pemain atau menggaji mereka.
Artinya, pilihan pertama adalah memberikan kontrak kepada pemain selama semusim layaknya pemain sepak bola profesional. Sedangkan pilihan kedua adalag membayar gaji pemain tiap bulan, tanpa ada perjanjian di atas klausul kontrak. Dua opsi ini yang hingga sekarang masih terus digodok manajemen.
''Kami tidak bisa langsung menerapkan opsi yang mana, karena tetap harus berkomunikasi dengan semua elemen di tim. Kedua opsi tersebut sebenarnya tidak ada bedanya, mungkin hanya soal pengaturan saja. Kalau bisa secepatnya kami harus memilih opsi mana yang akan dipakai,” cetus Lukman.
Membayar gaji pemain per bulan tampaknya menjadi pilihan lebih riangan bagi laskar Angling Dharma. Sebab sistem itu tidak mengenal down payment (DP) sebesar 25% seperti jika memakai sistem kontrak. Sekadar informasi, ketika menandatangani kontrak, pemain langsung mendapat 25% dari total nilai kontrak.
Dengan begitu Persibo tidak perlu menyiapkan dana besar untuk membayar DP kontrak pemain. Sedangkan jika membayar pemaind engan sistem gaji, maka Persibo tinggal memikirkan bagaimana membayar gaji pemain rutin tiap bulan tanpa memikirkan uang DP ke pemain.
Ditargetkan Persibo sudah memilih salah satu opsi sebelum pertandingan AFC Cup menghadapi Sun Hei (Hongkong) pada 3 April mendatang. Dengan begitu pemain bisa konsentrasi mempersiapkan diri untuk pertandingan AFC Cup sekaligus lanjutan Indonesian Premier League (IPL).
“Harus secepatnya dilakukan karena situasi di pemain sendiri sudah tidak bagus. Terpenting bagi kami akan menumbuhkan motivasi tim, terlepas opsi mana yang nantinya dipilih. Kami yakin dua opsi ini bakal bisa menyelamatkan Persibo,” kata Lukman yang juga Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpolinmas) Bojonegoro.
Sementara itu, terkait nasib Persibo Bojonegoro di kompetisi musim depan, supporter Boromania bakal bertekad mengawal perjalanan timnya. Persibo ditetapkan sebagai salah satu klub yang tidak berhak tampil di kompetisi hasil unifikasi dan ini membuat Boromania sangat kecewa.
“Kami tentu ingin perarutan dijalankan secara fair. Artinya kalau memang Persibo mampu menembus empat besar IPL, ya berarti berhak ikut kompetisi musim depan. Kalau memang tidak diperbolehkan, kami akan menggelar aksi. Kami tunggu saja sampai akhir musim nanti,” kata Jasmo, Presiden Boromania
(aww)