Arema IPL optimistis, Persebaya waswas
A
A
A
Sindonews.com - Semangat berbeda ditunjukkan Arema IPL dan Persebaya IPL setelah divonis tidak berhak mengikuti kompetisi hasil unifikasi musim depan. Arema IPL tetap bersemangat menyiapkan tim untuk melakoni lanjutan Indonesian Premier League (IPL). Mereka yakin bisa menggelar pertandingan kandang lawan Persiraja Banda Aceh, Kamis (28/3).
Kendati bakal menjadi tuan rumah, pertandingan di Stadion Gajayana ini masih diliputi tanda tanya. Terutama terkait sikap Polda Jatim yang meninjau setiap izin pertandingan sepakbola di Jawa Timur. Arema IPL sejauh ini baru melayangkan izin pertandingan dan belum mendapat jawaban dari kepolisian.
Manajemen Singo Edan optimistis izin pertandingan dari Polresta Malang bakal digenggam. Alasannya, selama ini pertandingan sepakbola di Malang selalu diliputi suasana aman dan kondusif. Manajer Arema IPL Harrys Fambudi optimistis pihak kepolisian bisa memahami situasi yang ada.
''Pertandingan sepak bola di Malang tidak pernah bermasalah. Jelas tidak bisa dihubungkan dengan peristiwa bentrok suporter di Surabaya tempo hari. Kami sudah mengirimkan permohonan izin pertandingan dan pastinya aparat sangat mengerti apa yang harus dilakukan,” jelas Harrys.
Pertandingan Arema IPL kontra Persiraja bakal menjadi laga pertama sepak bola di Malang setelah ada ancaman dari Polda Jatim soal izin pertandingan. Polda sebelumnya sudah membuktikan ancamannya dengan tidak memberikan izin pertandingan kepada Persebaya Surabaya. Bagi Harrys, persoalan di Surabaya dan Malang sangat berbeda.
''Kami menghadapi Persiraja dan tidak ada potensi kericuhan. Tidak ada pertemuan supporter secara besar-besaran yang bisa memantik persoalan. Kami ingin Arema menjadi pengecualian karena selalu aman di setiap pertandingan,” tambahnya.
Laga Arema IPL sebenarnya juga tidak begitu 'membahayakan' mengingat supporter yang mendukung klub ini sangat minim. Aremania hampir semuanya terfokus mendukung Arema Cronous yang berkandang di Stadion Kanjuruhan dan itu sudah berlaku sejak musim lalu.
Mengacu musim sebelumnya, setiap pertandingan Arema IPL juga jarang sekali dibanjiri ribuan Aremania. Kebanyakan yang datang ke Stadion Gajayana adalah para penikmat bola dan bukan suporter. Situasi ini nyaris serupa kala Persema Malang yang bertanding di stadion tertua di Indonesia tersebut.
Sementara, fakta berbeda dialami Persebaya Surabaya. Pertandingan kontra Persepar Palangkaraya pada 30 Maret nanti belum ada kepastian sama sekali. Sebab Polrestabes Surabaya belum memberikan lampu hijau terkait izin pertandingan di Kota Pahlawan. Persebaya pun waswas.
Sebagai langkah antisipasi, Bajul Ijo mengajukan penundaan pertandingan hingga ada perubahan sikap dari aparat keamanan. Penundaan dianggap langkah yang tepat karena Persebaya malas bertanding di luar Jawa Timur. “Dari sisi supporter jelas tidak menguntungkan,” kata Corporate Secretary Persebaya Ram Surahman, Selasa (26/3).
Persebaya sudah merasa pesimistis bakal bisa menggelar laga di Gelora Bung Tomo karena belum ada tanda-tanda ada izin. Padahal, berdasarkan regulasi kompetisi, setidaknya tujuh hari sebelum pertandingan sudah harus ada izin untuk venue pertandingan.
''Kami terus berkomunikasi dengan PT LPIS, Persepar dan kepolisian sendiri, terkait bagaimana solusi terbaik untuk pertandingan nanti. Kalau memang tidak bisa digelar di Surabaya, kami minta pertandingan ditunda. Sebab kalau digelar di luar Jawa Timur, kami akan mengalami kerugian sangat besar,” paparnya
Kendati bakal menjadi tuan rumah, pertandingan di Stadion Gajayana ini masih diliputi tanda tanya. Terutama terkait sikap Polda Jatim yang meninjau setiap izin pertandingan sepakbola di Jawa Timur. Arema IPL sejauh ini baru melayangkan izin pertandingan dan belum mendapat jawaban dari kepolisian.
Manajemen Singo Edan optimistis izin pertandingan dari Polresta Malang bakal digenggam. Alasannya, selama ini pertandingan sepakbola di Malang selalu diliputi suasana aman dan kondusif. Manajer Arema IPL Harrys Fambudi optimistis pihak kepolisian bisa memahami situasi yang ada.
''Pertandingan sepak bola di Malang tidak pernah bermasalah. Jelas tidak bisa dihubungkan dengan peristiwa bentrok suporter di Surabaya tempo hari. Kami sudah mengirimkan permohonan izin pertandingan dan pastinya aparat sangat mengerti apa yang harus dilakukan,” jelas Harrys.
Pertandingan Arema IPL kontra Persiraja bakal menjadi laga pertama sepak bola di Malang setelah ada ancaman dari Polda Jatim soal izin pertandingan. Polda sebelumnya sudah membuktikan ancamannya dengan tidak memberikan izin pertandingan kepada Persebaya Surabaya. Bagi Harrys, persoalan di Surabaya dan Malang sangat berbeda.
''Kami menghadapi Persiraja dan tidak ada potensi kericuhan. Tidak ada pertemuan supporter secara besar-besaran yang bisa memantik persoalan. Kami ingin Arema menjadi pengecualian karena selalu aman di setiap pertandingan,” tambahnya.
Laga Arema IPL sebenarnya juga tidak begitu 'membahayakan' mengingat supporter yang mendukung klub ini sangat minim. Aremania hampir semuanya terfokus mendukung Arema Cronous yang berkandang di Stadion Kanjuruhan dan itu sudah berlaku sejak musim lalu.
Mengacu musim sebelumnya, setiap pertandingan Arema IPL juga jarang sekali dibanjiri ribuan Aremania. Kebanyakan yang datang ke Stadion Gajayana adalah para penikmat bola dan bukan suporter. Situasi ini nyaris serupa kala Persema Malang yang bertanding di stadion tertua di Indonesia tersebut.
Sementara, fakta berbeda dialami Persebaya Surabaya. Pertandingan kontra Persepar Palangkaraya pada 30 Maret nanti belum ada kepastian sama sekali. Sebab Polrestabes Surabaya belum memberikan lampu hijau terkait izin pertandingan di Kota Pahlawan. Persebaya pun waswas.
Sebagai langkah antisipasi, Bajul Ijo mengajukan penundaan pertandingan hingga ada perubahan sikap dari aparat keamanan. Penundaan dianggap langkah yang tepat karena Persebaya malas bertanding di luar Jawa Timur. “Dari sisi supporter jelas tidak menguntungkan,” kata Corporate Secretary Persebaya Ram Surahman, Selasa (26/3).
Persebaya sudah merasa pesimistis bakal bisa menggelar laga di Gelora Bung Tomo karena belum ada tanda-tanda ada izin. Padahal, berdasarkan regulasi kompetisi, setidaknya tujuh hari sebelum pertandingan sudah harus ada izin untuk venue pertandingan.
''Kami terus berkomunikasi dengan PT LPIS, Persepar dan kepolisian sendiri, terkait bagaimana solusi terbaik untuk pertandingan nanti. Kalau memang tidak bisa digelar di Surabaya, kami minta pertandingan ditunda. Sebab kalau digelar di luar Jawa Timur, kami akan mengalami kerugian sangat besar,” paparnya
(aww)