Klub-klub IPL jadi tumbal KLB PSSI
Klub-klub IPL jadi tumbal KLB PSSI
A
A
A
Sindonews.com - Hasil KLB PSSI dinilai hanya mengorbankan klub-klub IPL hal itulah yang membuat Gede Widiade pengusaha asal Surabaya yang sukses di Jakarta ini memutuskan mundur sejak 1 April 2013 lalu.
Gede mengungkapkan kepada goal, hasil KLB PSSI sangat berat sebelah. "Saya merasa menyesal karena penyelesaian konflik PSSI ini tidak menghasilkan keputusan yang win win solution," ungkap Gede.
"Seharusnya unifikasi itu mengumpulkan dari hal-hal yang dulu porak-poranda menjadi satu. Bukan siapa yang dimenangkan, yang lain dikorbankan," lanjut mantan manajer Persebaya ini. Gede menyebut, format unifikasi sama saja tak menyelesaikan masalah, malah menimbulkan masalah. Menurutnya, unifikasi seharusnya tidak ada yang tercecer.
"Kalau dualisme dianggap masalah yang prinsip, seharusnya diberi kesempatan sampai tahun 2014. Mau merger atau apa silahkan. Mau mengalah salah satu yang tidak legal ya silahkan. Minimal harus ada waktu untuk menyelesaikan permasalahan," papar Arek Wonokromo ini.
Sementara itu, CEO PT Liga Indonesia joko Driyono mengungkapkan ada sejumlah klub divisi utama versi LPIS yang ingin pindah haluan. "Kami menerima surat dari 11 klub divisi utama LPIS yang ingin berkompettisi di bawah naungan PT Liga Indonesia," ujar Joko saat ditemui di kantor PSSI, Jumat , (5/4/2013).
Namun demikan Djoko mengaku tidak bisa menjustifikasi apakah klub tersebut bisa ikut berkompetisi atau tidak dibawah naungan PT Liga Indonesia. Kendati demikan Djoko mempunyai saran," saya menyarankan addres ke PSSI dan surat sudah benar. Tinggal PSSI yang menfollow up," tandasnya.
Gede mengungkapkan kepada goal, hasil KLB PSSI sangat berat sebelah. "Saya merasa menyesal karena penyelesaian konflik PSSI ini tidak menghasilkan keputusan yang win win solution," ungkap Gede.
"Seharusnya unifikasi itu mengumpulkan dari hal-hal yang dulu porak-poranda menjadi satu. Bukan siapa yang dimenangkan, yang lain dikorbankan," lanjut mantan manajer Persebaya ini. Gede menyebut, format unifikasi sama saja tak menyelesaikan masalah, malah menimbulkan masalah. Menurutnya, unifikasi seharusnya tidak ada yang tercecer.
"Kalau dualisme dianggap masalah yang prinsip, seharusnya diberi kesempatan sampai tahun 2014. Mau merger atau apa silahkan. Mau mengalah salah satu yang tidak legal ya silahkan. Minimal harus ada waktu untuk menyelesaikan permasalahan," papar Arek Wonokromo ini.
Sementara itu, CEO PT Liga Indonesia joko Driyono mengungkapkan ada sejumlah klub divisi utama versi LPIS yang ingin pindah haluan. "Kami menerima surat dari 11 klub divisi utama LPIS yang ingin berkompettisi di bawah naungan PT Liga Indonesia," ujar Joko saat ditemui di kantor PSSI, Jumat , (5/4/2013).
Namun demikan Djoko mengaku tidak bisa menjustifikasi apakah klub tersebut bisa ikut berkompetisi atau tidak dibawah naungan PT Liga Indonesia. Kendati demikan Djoko mempunyai saran," saya menyarankan addres ke PSSI dan surat sudah benar. Tinggal PSSI yang menfollow up," tandasnya.
(wbs)
Explore More