PB Djarum ingin ciptakan Liem Swi King baru
A
A
A
Sindonews. com - Dunia olahraga nasional dalam beberapa tahun terakhir miskin prestasi. Berbagai masalah muncul, mulai pembinaan hingga sistem kompetisi yang tidak bagus. Keadaan ini membutuhkan sentuhan banyak pihak, termasuk dari perusahaan.
Dari sekian banyak perusahaan yang memberikan perhatian pada dunia olahraga, nama PT Djarum layak mendapatkan perhatian.Melalui program Djarum Foundation,perusahaan ini memberikan ruang pada pembinaan atlet berbakat.Hal ini terlihat pada pembentukan PB Djarum sejak 1969. Sejumlah atlet berprestasi lahir dari pembinaan intensif PB Djarum.Atlet terbaru yang mencatatkan prestasi bergengsi bagi Indonesia adalah Tontowi Ahmad yang bersama Liliyana Natsir menjadi Juara Ganda Campuran All England 2012.
Dua tahun sebelum menyabet gelar bergengsi tersebut,Tontowi bersama Fran Kurniawan,Mohammad Ahsan,dan Meiliana Jauhari menjadi atlet ganda PB Djarum yang berhasil menjadi atlet ganda andalan Indonesia dan menembus ke jajaran persiangan elite level dunia. Awalnya PB Djarum hanya berupa klub yang beranggotakan para karyawan PT Djarum yang bermain dan berlatih pada olahraga yang sama. Mereka bermain pada sore hari sehabis bekerja. Namun,siapa sangka,dari kegiatan sederhana tersebut kemudian muncul atlet muda berbakat,Liem Swie King.
King meraih prestasi demi prestasi secara gemilang dan menumbuhkan keinginan PT Djarum untuk serius mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum. King bukan hanya legenda bagi PB Djarum, melainkan juga bagi dunia bulutangkis Indonesia.Pada 1978 King menjadi pemain PB Djarum pertama yang menjuarai Tunggal Putra All England.Liem Swie King tercatat menjadi Juara Tunggal Putra asal Indonesia ketiga. Setahun kemudian,King mengulangi sukses menjadi Juara All England.
Total dia tiga kali menjuarai kejuaraan paling bergengsi saat itu. Selain itu,puluhan medali grand prix lain,medali emas Asian Games di Bangkok 1978,dan tiga medali emas Piala Thomas (1976,1979,1984) dari enam kali membela tim Piala Thomas. Setelah era King,kemudian bermunculan sejumlah nama tenar di dunia bulutangkis Indonesia asal PB Djarum.Di tunggal putra ada nama Ardy B Wiranata,Alan Budikusuma,dan Haryanto Arbi.Sementara itu di sektor ganda ada Eddy Hartono/Gunawan,Gunawan/Bambang Suprianto,Sigit Budiarto/Chandra Wijaya, dan Trikus Haryanto/Minarti Timur.
Sedangkan di tunggal putri ada Maria Kristin Yulianti dan Maria Febe Kusumastuti. Tahun ini,selain mendapatkan medali All England melalui Tontowi Ahmad,sejumlah nama atlet PB Djarum juga menorehkan prestasi walaupun tidak sekelas All England. Seperti pasangan ganda campuran Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktavianti yang merebut gelar juara Dunia Yunior 2012 setelah memenangkan World Junior Championships pada awal November 2012. Sementara di ajang Asia Yunior 2012, pasangan Edi Subaktiar/Arya Maulana juara ganda putra di kejuaraan yang berlangsung di Korea Selatan tersebut.
Di sejumlah kejuaraan lain atlet Djarum juga menorehkan prestasi gemilang,walaupun tidak sampai menjadi juara.Misalnya tahun lalu di ajang India Open Grand Prix Gold 2011 ada nama Andrei Adistia yang berhasil masuk babak final. Setiap tahun sejumlah rekrutmen untuk calon bintang bulutangkis digelar PB Djarum. Ini bentuk program beasiswa bulutangkis yang sudah lama dijalankan.Para calon pebulutangkis nasional tersebut sebelumnya harus mengikuti audisi. Mereka yang berhak mendaftar adalah anak usia 10 tahun hingga 15 tahun,baik putra maupun putri.
Diprioritaskan untuk usia 12 hingga 13 tahun.Sebelumnya mereka terlebih dahulu harus memiliki teknik dasar bermain bulutangkis.Para atlet tersebut kemudian dibina di GOR Jati yang sudah diresmikan sejak 27 Mei 2006.GOR ini difungsikan sebagai pusat pelatihan bagi sejumlah atlet PB Djarum yang dikriteriakan untuk tunggal putra dan putri. Sedangkan atlet yang dikategorikan untuk permainan Ganda mendapat pelatihan di PB Djarum Jakarta.Pembangunan GOR Jati di bilangan Jati-Kudus dan mengemban misi PB Djarum itu total menghabiskan dana sebesar Rp30 miliar.
GOR Jati didirikan di atas lahan 43.207 m2 ini,memiliki standar internasional, bahkan disebut-sebut sebagai pusat pelatihan bulutangkis terbaik di Asia. Kompleks GOR Jati memiliki luas 29.450 m2 terdiri atas gedung olahraga,seluas 4.925 m2 dengan 16 lapangan terbagi dalam 12 lapangan beralaskan kayu sisanya beralaskan vinil (karet sintetis) yang dilengkapi tribune penonton di kanan kirinya,serta bangunan penunjang lainnya seperti ruang pertemuan,ruang perkantoran,ruang makan,ruang kebugaran, ruang komputer,ruang audio visual,dan ruang perpustakaan.
Selain itu juga terdapat asrama atlet seluas 1.834 m2 yang memiliki 40 kamar terpisah untuk putra dan putri dengan kapasitas dua orang untuk setiap kamar berikut fasilitas tempat tidur dan meja belajar.Rumah pelatih yang didirikan pada lahan seluas 312 m2 juga menjadi satu kompleks di GOR Jati. Berbagai infrastruktur ini bentuk nyata dari kepedulian PT Djarum pada pembinaan generasi muda khususnya di bidang olahraga agar kelak lahir kembali Liem Swie King baru di negeri ini. Islahuddin
Dari sekian banyak perusahaan yang memberikan perhatian pada dunia olahraga, nama PT Djarum layak mendapatkan perhatian.Melalui program Djarum Foundation,perusahaan ini memberikan ruang pada pembinaan atlet berbakat.Hal ini terlihat pada pembentukan PB Djarum sejak 1969. Sejumlah atlet berprestasi lahir dari pembinaan intensif PB Djarum.Atlet terbaru yang mencatatkan prestasi bergengsi bagi Indonesia adalah Tontowi Ahmad yang bersama Liliyana Natsir menjadi Juara Ganda Campuran All England 2012.
Dua tahun sebelum menyabet gelar bergengsi tersebut,Tontowi bersama Fran Kurniawan,Mohammad Ahsan,dan Meiliana Jauhari menjadi atlet ganda PB Djarum yang berhasil menjadi atlet ganda andalan Indonesia dan menembus ke jajaran persiangan elite level dunia. Awalnya PB Djarum hanya berupa klub yang beranggotakan para karyawan PT Djarum yang bermain dan berlatih pada olahraga yang sama. Mereka bermain pada sore hari sehabis bekerja. Namun,siapa sangka,dari kegiatan sederhana tersebut kemudian muncul atlet muda berbakat,Liem Swie King.
King meraih prestasi demi prestasi secara gemilang dan menumbuhkan keinginan PT Djarum untuk serius mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum. King bukan hanya legenda bagi PB Djarum, melainkan juga bagi dunia bulutangkis Indonesia.Pada 1978 King menjadi pemain PB Djarum pertama yang menjuarai Tunggal Putra All England.Liem Swie King tercatat menjadi Juara Tunggal Putra asal Indonesia ketiga. Setahun kemudian,King mengulangi sukses menjadi Juara All England.
Total dia tiga kali menjuarai kejuaraan paling bergengsi saat itu. Selain itu,puluhan medali grand prix lain,medali emas Asian Games di Bangkok 1978,dan tiga medali emas Piala Thomas (1976,1979,1984) dari enam kali membela tim Piala Thomas. Setelah era King,kemudian bermunculan sejumlah nama tenar di dunia bulutangkis Indonesia asal PB Djarum.Di tunggal putra ada nama Ardy B Wiranata,Alan Budikusuma,dan Haryanto Arbi.Sementara itu di sektor ganda ada Eddy Hartono/Gunawan,Gunawan/Bambang Suprianto,Sigit Budiarto/Chandra Wijaya, dan Trikus Haryanto/Minarti Timur.
Sedangkan di tunggal putri ada Maria Kristin Yulianti dan Maria Febe Kusumastuti. Tahun ini,selain mendapatkan medali All England melalui Tontowi Ahmad,sejumlah nama atlet PB Djarum juga menorehkan prestasi walaupun tidak sekelas All England. Seperti pasangan ganda campuran Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktavianti yang merebut gelar juara Dunia Yunior 2012 setelah memenangkan World Junior Championships pada awal November 2012. Sementara di ajang Asia Yunior 2012, pasangan Edi Subaktiar/Arya Maulana juara ganda putra di kejuaraan yang berlangsung di Korea Selatan tersebut.
Di sejumlah kejuaraan lain atlet Djarum juga menorehkan prestasi gemilang,walaupun tidak sampai menjadi juara.Misalnya tahun lalu di ajang India Open Grand Prix Gold 2011 ada nama Andrei Adistia yang berhasil masuk babak final. Setiap tahun sejumlah rekrutmen untuk calon bintang bulutangkis digelar PB Djarum. Ini bentuk program beasiswa bulutangkis yang sudah lama dijalankan.Para calon pebulutangkis nasional tersebut sebelumnya harus mengikuti audisi. Mereka yang berhak mendaftar adalah anak usia 10 tahun hingga 15 tahun,baik putra maupun putri.
Diprioritaskan untuk usia 12 hingga 13 tahun.Sebelumnya mereka terlebih dahulu harus memiliki teknik dasar bermain bulutangkis.Para atlet tersebut kemudian dibina di GOR Jati yang sudah diresmikan sejak 27 Mei 2006.GOR ini difungsikan sebagai pusat pelatihan bagi sejumlah atlet PB Djarum yang dikriteriakan untuk tunggal putra dan putri. Sedangkan atlet yang dikategorikan untuk permainan Ganda mendapat pelatihan di PB Djarum Jakarta.Pembangunan GOR Jati di bilangan Jati-Kudus dan mengemban misi PB Djarum itu total menghabiskan dana sebesar Rp30 miliar.
GOR Jati didirikan di atas lahan 43.207 m2 ini,memiliki standar internasional, bahkan disebut-sebut sebagai pusat pelatihan bulutangkis terbaik di Asia. Kompleks GOR Jati memiliki luas 29.450 m2 terdiri atas gedung olahraga,seluas 4.925 m2 dengan 16 lapangan terbagi dalam 12 lapangan beralaskan kayu sisanya beralaskan vinil (karet sintetis) yang dilengkapi tribune penonton di kanan kirinya,serta bangunan penunjang lainnya seperti ruang pertemuan,ruang perkantoran,ruang makan,ruang kebugaran, ruang komputer,ruang audio visual,dan ruang perpustakaan.
Selain itu juga terdapat asrama atlet seluas 1.834 m2 yang memiliki 40 kamar terpisah untuk putra dan putri dengan kapasitas dua orang untuk setiap kamar berikut fasilitas tempat tidur dan meja belajar.Rumah pelatih yang didirikan pada lahan seluas 312 m2 juga menjadi satu kompleks di GOR Jati. Berbagai infrastruktur ini bentuk nyata dari kepedulian PT Djarum pada pembinaan generasi muda khususnya di bidang olahraga agar kelak lahir kembali Liem Swie King baru di negeri ini. Islahuddin
(wir)